Desentralisasi Sampah, Penyelesaian 2 TPST di Kota Yogyakarta Dikebut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) resmi memberlakukan desentralisasi pengelolaan sampah di kabupaten/kota. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengebut penyelesaian 2 TPST di Kota Yogyakarta, untuk solusi desentralisasi sampah.
Saat ini Pemkot Yogyakarta telah memiliki 1 TPS 3R yang beroperasi, yaitu TPS 3R Nitikan. Di TPS 3R ini, 60 - 75 ton sampah dikelola setiap harinya. Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menjelaskan sampah yang diolah di TPS 3R Nitikan juga diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF).
Efektivitas pengelolaan sampah di TPS 3R Nitikan juga masih terus dievaluasi. "Masih ada evaluasi efektivitasnya. Kalau flow belum lancar kita lakukan (evaluasi). Sistemnya seperti itu," ungkap Singgih, di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (2/5/2024).
1. TPST Kranon segera beroperasi
Menurut Singgih, TPST lainnya di Kota Yogyakarta untuk mendukung desentralisasi sampah ini yaitu Kranon. TPST Kranon saat ini telah masuk tahapan finishing. Ditarget awal bulan ini bisa jalan operasionalnya, dan bisa mengelola puluhan ton sampah.
"Di minggu pertama bulan Mei ini akan operasional. Kranon input 40 - 45 ton perhari. Sehingga ditotal kira-kira 120 ton untuk TPST kita," ungkap Singgih.
2. TPST Karangmiri ditarget operasional akhir bulan Mei
Mengingat volume sampah di Kota Yogyakarta dalam sehari mencapai 200an ton, Singgih mengatakan TPST Karangmiri akan membantu mengatasi masalah sampah yang ada. Meski begitu, TPST Karangmiri ditarget baru bisa beroperasi pada akhir Mei. Masih ada beberapa pengerjaan untuk memaksimalkan TPST Karangmiri.
"Cukup banyak pengerjaan, jembatan, talud ini. Sehingga perlu waktu panjang operasional, akhir Mei bisa operasional. Kapasitas 25 - 30 ton," ujar Singgih.
Baca Juga: Pj Wali Kota Jogja Ikut Pilkada 2024, Sultan Minta Tak Terburu-buru
3. Pemkot Yogyakarta gandeng pihak swasta
Untuk sampah yang belum bisa terkelola, Singgih mengatakan Pemkot Yogyakarta bekerja sama dengan swasta. Selain itu, kata Singgih, Pemkot juga meminta partisipasi masyarakat untuk membantu menangani masalah sampah ini.
"Di hulu lebih ditekankan pilah, olah sampah dari rumah. Bank sampah melalui kewilayahan. Ini agar produksi sampah tidak mengalami peningkatan. Budaya, pesan dari simbah-simbah kita makan harus dihabiskan, itu juga perlu didorong untuk mengurangi produksi sampah," ujar Singgih.
Baca Juga: Laga Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 Bisa Gaet Turis Asing