Beras, Telur dan Cabai Bikin Inflasi di DIY Terkendali 

Inflasi DIY terendah se-Jawa

Yogyakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta (BPS DIY) mencatat inflasi sebesar 2,87 persen (yoy) pada April 2024. Meski masuk momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) namun besaran inflasi tersebut dinilai masih terkendali.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY, Ibrahim, mengatakan melandainya tekanan inflasi bulan April 2024 didukung oleh turunnya harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil -0,20 persen (mtm). Berdasarkan komoditasnya, andil penurunan tertinggi disumbang oleh komoditas beras, aneka cabai (cabai merah dan cabai rawit), dan telur ayam ras.

"Tekanan inflasi DIY bulan April 2024 relatif terkendali pada 0,09 persen (mtm), lebih rendah dari inflasi bulan Maret 2024 sebesar 0,43 persen (mtm) dan terendah se-Jawa sehingga secara kumulatif, inflasi DIY mencapai 0,89 persen (ytd)," ungkap Ibrahim, Kamis (2/5/2024).

Sejalan dengan hal tersebut, inflasi DIY secara tahunan pada periode laporan tercatat mencapai 2,87 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi periode bulan Maret 2024 sebesar 2,95 persen (yoy) dan masih berada dalam rentang target sasaran inflasi nasional 2024 yaitu 2,5 persen ±1 (yoy).

 

1. Panen melimpah, harga komoditas turun

Beras, Telur dan Cabai Bikin Inflasi di DIY Terkendali ilustrasi beras (pixabay.com/allybally4b)

Menurut pantauan di website Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, harga beras bulan April berada di level Rp15.150/kg, turun dari bulan sebelumnya sebesar Rp15.400/kg. Penurunan harga dipicu melimpahnya stok pasca musim panen raya dan normalisasi permintaan pasca bulan Ramadan terutama untuk kebutuhan beras zakat.

Sejalan dengan hal itu, harga cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan harga, masing-masing menjadi Rp44.400/kg dan Rp38.150/kg pada April 2024 dari bulan sebelumnya sebesar Rp80.650/kg dan Rp55.650/kg di tengah berlangsungnya panen di daerah sentra.

Selain itu, telur ayam ras turut mengalami penurunan harga dari Rp31.500/kg per Maret 2024 menjadi Rp28.000/kg pada April 2024 seiring normalisasi permintaan dan melandainya biaya input produksi di tengah berlangsungnya panen jagung. Penurunan inflasi lebih dalam tertahan oleh tekanan harga kelompok transportasi dan perawatan pribadi dengan andil berturut-turut sebesar 0,18 persen (mtm) dan 0,07 persen (mtm).

2. Beberapa komoditas mengalami kenaikan harga

Beras, Telur dan Cabai Bikin Inflasi di DIY Terkendali Ilustrasi penumpang kereta api. (Dok. Istimewa)

Ditinjau menurut komoditasnya, tarif angkutan antar kota dan tarif kereta api mengalami peningkatan seiring permintaan pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) terutama di DIY sebagai daerah tujuan wisata dan pemudik. Selain itu, harga emas perhiasan turut mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan harga emas global sebagai dampak berlanjutnya ketegangan geopolitik negara Timur Tengah dan ketidakpastian global seiring high for longer suku bunga The Fed.

Adapun, komoditas pangan seperti bawang merah dan tomat turut menyumbang inflasi dengan andil masing-masing 0,09 persen (mtm) dan 0,05 persen (mtm) akibat terganggunya produksi karena bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah pemasok seperti Brebes, Cirebon, Kendal, Demak, dan Pati.

Baca Juga: Jogja Fashion Week Hadir Kembali, Angkat Tema Fusion Fashion

3. BI Optimistis inflasi masih bisa terkendali

Beras, Telur dan Cabai Bikin Inflasi di DIY Terkendali Ilustrasi inflasi. (Pexels/Markus Winkler)

Ibrahim menyebut ke depan, Bank Indonesia memperkirakan inflasi DIY terus terjaga pada kisaran targetnya. Kondisi tersebut didukung oleh upaya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY dalam kerangka 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2024.

Sejumlah program GNPIP DIY 2024 di antaranya pelaksanaan operasi pasar/pasar murah yang diperkuat dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli, kampanye belanja bijak. Selain itu juga penguatan Kerja Sama Antar Daerah (KAD) baik antar provinsi maupun intra provinsi, termasuk didalamnya perluasan KAD antara Kabupaten Sleman dan Kota Jambi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan strategis.

"Hal itu sebagai wujud komitmen Bank Indonesia, Pemerintah, serta seluruh stakeholder dalam mencapai inflasi 2024 sesuai kisaran targetnya sebesar 2,5 persen±1," ujar Ibrahim

Baca Juga: Laga Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 Bisa Gaet Turis Asing

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya