BEM se-DIY Tuntut UMK Naik untuk Akses Pendidikan Layak

Buruh masih kesulitan beri pendidikan layak untuk anak

Intinya Sih...

  • Forum BEM DIY desak pemerintah naikkan upah buruh untuk akses pendidikan yang baik.
  • Upah murah berpengaruh pada akses pendidikan, banyak kasus tidak mampu bayar biaya pendidikan.
  • Pendidikan mahal berdampak negatif pada buruh, UKT tinggi di perguruan tinggi menyulitkan mahasiswa dari keluarga kurang mampu.

Yogyakarta, IDN Times - Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendesak pemerintah untuk menaikkan upah buruh. Kenaikan upah buruh akan berpengaruh pada masyarakat untuk bisa mengakses pendidikan yang baik.

"Kesejahteraan buruh secara umum masih belum bisa teratasi dengan baik. Hal ini berkaitan langsung dengan upah buruh yang dirasa tidak sebanding dengan biaya hidup yang semakin meningkat," ujar Koordinator Umum Forum BEM se-DIY, Gunawan Haramin, saat aksi Hari Buruh, di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Rabu (1/5/2024).

1. Upah murah pengaruhi akses pendidikan

BEM se-DIY Tuntut UMK Naik untuk Akses Pendidikan LayakAksi MPBI DIY memperingati hari buruh. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Upah murah sangat berpengaruh pada akses ke dunia pendidikan. Padahal pendidikan menjadi salah satu hak warga negara untuk mendapatkannya dengan layak. Masih ada kasus seseorang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena persoalan biaya.

"Masih saja ada beberapa kasus tragis yang menggambarkan betapa bobroknya sistem pendidikan di Indonesia. Salah satu contohnya adalah dicabutnya hak pendidikan secara tidak langsung karena tidak mampu membayar biaya pendidikan bahkan mirisnya ada beberapa kasus tersebut yang terjadi pada sekolah negeri yang seharusnya gratis," ujar Gunawan.

2. Semakin hari anak buruh kesulitan mendapat akses pendidikan

BEM se-DIY Tuntut UMK Naik untuk Akses Pendidikan LayakMPBI DIY menggelar aksi memperingati Hari Buruh di Tugu Pal Putih-Titik Nol Kolimeter Yogyakarta, Rabu (1/5/2024). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Gunawan juga menyoroti pendidikan yang mahal saat ini. Pendidikan yang mahal berdampak negatif pada masyarakat, khususnya buruh. Makin hari, anak buruh sulit mendapatkan akses pendidikan.

"Jangankan berharap dapat menyekolahkan anaknya di sekolah yang berkualitas dan melanjutkan ke perguruan tinggi, mendapatkan pendidikan dasar saja merupakan suatu yang sulit bagi anak buruh, karena semua di luar batas kemampuan mereka," ucap Gunawan.

Gunawan menyebut meski telah ada Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tetapi sampai saat ini orang tua masih harus memikul biaya uang buku, transportasi, dan biaya lainnya. Banyak pihak yang belum merasakan manfaatnya, khususnya buruh.

"Hal ini karena masih banyaknya bantuan atau penyaluran BOS yang belum banyak digunakan dengan tidak semestinya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, bahkan cenderung diselewengkan. Keluarga buruh memiliki hak yang sama untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang baik secara penuh," ungkap Gunawan.

Baca Juga: Cerita Buruh di Jogja, Upah Murah Tidak Mampu Beli Rumah

3. Besaran UKT kerap tidak sesuai dengan kondisi ekonomi

BEM se-DIY Tuntut UMK Naik untuk Akses Pendidikan LayakMPBI DIY menggelar aksi memperingati Hari Buruh di Tugu Pal Putih-Titik Nol Kolimeter Yogyakarta, Rabu (1/5/2024). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Gunawan juga menyinggung untuk pendidikan di perguruan tinggi. Menurutnya tidak sedikit mahasiswa dari keluarga kurang mampu mendapatkan besaran UKT yang tidak sesuai dengan penghasilan ekonomi keluarga. Biaya kuliah tinggi dan cenderung naik. Sering kali kenaikan biaya kuliah tak sebanding dengan kenaikan gaji upah atau penghasilan orang tua yang mendukung putra-putri mereka kuliah.

Disebutnya pembayaran UKT tertinggi yang diharapkan menjadi sumber subsidi silang di perguruan tinggi hanya berkisar 2-5 persen. "Persoalan ketidakmampuan mahasiswa untuk membayar UKT ini sesungguhnya bagian dari kewajiban negara memenuhi hak pendidikan bagi tiap warga negara, termasuk pendidikan tinggi. Evaluasi dan kebijakan yang solutif perlu dilakukan agar mahasiswa miskin tetap bisa berkuliah di Perguruan Tinggi. Biaya kuliah yang terus meningkat jangan menghentikan niat dan semangat mahasiswa dari kalangan miskin," ujar Gunawan.

Baca Juga: UGM Kerja Sama dengan Pinjol untuk Biaya Kuliah, Ini Penjelasannya

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya