Mitra Binaan YDBA Sulap Bahan Bekas Jadi Kerajinan Bernilai Tinggi

YDBA dorong umkm di Indonesia berkembang

Bantul, IDN Times - Almunium bekas velg motor, panci dan wajan di tangan Wawang pemilik Wiroto Craft, diubah menjadi barang yang bernilai tinggi. Wawang mengubah berbagai barang bekas tersebut menjadi suvenir yang diminati tidak hanya pasar dalam negeri, tetapi hingga pasar manca negara.

Wawang memulai membuat berbagai kerajinan dari bahan almunium sejak tahun 1998. Orangtuanya terlebih dulu berkecimpung di dunia kerajinan khususnya perak, membuat Wawang tidak merasa canggung.

"Ayah perajin perhiasan, perak di Kotagede. Kerajinan ini secara teknis pengerjaan sama, tiap hari liat ayah bikin, tahulah teorinya," cerita Wawang, disela HUT ke-44 Yayasan Dharma Bhakti Astra di Bantul, Kamis (2/5/2024).

1. Dari bahan bekas hingga hasilkan berbagai kerajinan

Mitra Binaan YDBA Sulap Bahan Bekas Jadi Kerajinan Bernilai TinggiHasil kerajinan Wiroto Craft. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Wawang pun melihat peluang barang-barang bekas yang tidak terpakai, dari tukang rongsok disulap menjadi berbagai suvenir.

"Modal awal itu sekitar Rp10 juta. Itu buat beli peralatan, dan bikin miniatur sampel. Pertama buat minaitur sepeda, terus coba buat berbagai suvenir lainnya," ujar Wawang.

Wawang menyebut pasar suvenir yang ia buat justru untuk Malaysia, setelah itu mencoba menangkap pasar lokal yang dinilai mempunyai pangsa pasar yang besar. Mulai dari toko oleh-oleh hingga kerja sama dengan berbagai perusahaan menjadi pasar kerajinan yang ia buat. "Ekspor kadang-kadang masih, tapi market kita 70 persen domestik," jelas Wawang.

Berbagai suvenir telah dibuat oleh Wawang di Wiroto Craft berupa miniatur sepeda, topeng, wayang, dan berbagai kerajinan lainnya. Harga satuan dari suvenir yang dibuat dari kisaran Rp75 ribu hingga Rp1,2 juta.

Setelah 26 tahun berjalan, Wawang memiliki belasan pekerja dan bekerja sama dengan berbagai vendor untuk mendukung usahanya. Biasanya Wawang membuat souvenirnya dalam jumlah yang besar.

"Kadang-kadang bisa 3 ribu pieces. Kalau omzet setelah dibina Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) sekitar Rp300 juta - Rp400 juta per bulan, sebelumnya sekitar Rp200 juta - Rp300 juta. Jadi ada peningkatan," ucap Wawang yang merupakan salah satu mitra binaan YDBA.

Wawang menyebut sekitar 10 tahun terakhir menjadi mitra binaan YDBA, berbagai edukasi hingga dukungan pun diterimanya, mulai dari teknis manajemen pemasaran, hingga dukungan untuk gelaran pameran.

Ia juga memberi saran untuk orang yang memulai usaha kerajinan, mulai dari menjaga semangat, hingga melek informasi menjadi hal yang penting. "Jadi harus bisa mengikiuti perkembangan, larinya kemana harus ikut. Terakhir harus inovasi produk, biar pasar gak gitu-gitu saja," kata Wawang.

2. Peran besar umkm bagi Indonesia

Mitra Binaan YDBA Sulap Bahan Bekas Jadi Kerajinan Bernilai TinggiMenteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyebut YDBA selama ini banyak memberi kontribusi untuk membangun sistem kewirausahan, dan mendorong UMKM naik kelas dan berkelanjutan. "Sebagai institusi yang melakukan pembinaan dan pengembangan UMKM di Indonesia, yayasan memiliki visi selaras dengan pemerintah. Membangun sistem usaha yang terintgrasi dari hulu hilir," ujar Teten.

UMKM berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Teten pun mendorong agar UMKM juga melakukan transformasi digital. Menurutnya adaptasi digital jadi bagian yang penting tidak hanya dalam pemasaran online, pemanfaatan ecommerce, tapi juga digitalisasi penggunaan Internet of Thing (IoT), smart factory dalam proses produksi agar tercipta efisiensi produksi.

"Hal itu bisa memperkuat kewirausahan dan UMKM berbasis inovasi teknologi. Saya meyakini UMKM Indonesia berdaya saing dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ucap Teten.

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani menyebut 65 juta pelaku UMKM di Indonesia, lebih 61 persen telah berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. "Agar mereka terus mampu meningkatkan produktivitas, kontribusi, dan terutama dalam meraih berbaagi peluang, didalam suasana perekonomian yang terus berubah, terutama tantangan masa kini dan kedepan," ucapnya.

Sri Mulyani juga mengapresiasi kontribusi YDBA dengan berbagai program yang sangat efektif dalam meningkatkan kualitas UMKM. 

Baca Juga: Cerita Essy Tularkan Peduli Sampah ke Anak-Anak lewat Mainan

3. Berbagai dampak positif diberikan YDBA

Mitra Binaan YDBA Sulap Bahan Bekas Jadi Kerajinan Bernilai TinggiKetua Pembina YDBA, Gita Tiffani Boer. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Ketua Pembina YDBA, Gita Tiffani Boer mengatakan selama 44 tahun perjalanan YDBA bukan waktu yang singkat untuk mendukung UMKM di Indonesia. Berbagai tantangan sempat dihadapi, namun perlahan dapat diatasi berkat adanya kolaborasi dengan berbagai pihak. Berbagai dampak positif telah dilahirkan oleh YDBA.

"Melalui kolaborasi yang telah terjalin, terdapat nilai transaksi pemasaran sebagai dampak dari program tersebut, sebesar Rp74,63 miliar pada tahun 2023, meningkat 195 persen, dari tahun sebelumnya dengan melibatkan sebanyak 180 UMKM. Pencapaian tersebut tentu didukung semangat dan komitmen UMKM dalam mengikuti setiap pembinaan yang dilakukan YDBA," ucap Gita.

Baca Juga: Disperindag Dorong Industri Kecil Jogja Tangkap Peluang Dalam Negeri

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya