The Architecture of Love Film tentang Kehilangan Mulai Tayang di Jogja

Dibintangi Nicholas Saputra dan Putri Marino

Sleman, IDN Times - Film romansa Indonesia, The Architecture of Love yang diangkat dari novel dengan judul yang sama, mulai diputar di bioskop XXI Jogja City Mal, Minggu (28/4/2024).

Film adaptasi novel karya Ika Natassa, tidak hanya menyajikan kisah cinta, juga menyinggung sebuah kehilangan dan isu kesehatan mental (mental health). Para pemeran film yang disutradari oleh Teddy Soeriaatmadja ini, memiliki pesan dan kesan tersendiri soal konflik yang diangkat dalam film ini.

1. Kehilangan bagian dari proses yang harus dihadapi

The Architecture of Love Film tentang Kehilangan Mulai Tayang di JogjaJumpa pers The Architecture of Love, di Jogja City Mall, Minggu (28/4/2024). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Film The Architecture of Love diperankan sejumlah bintang ternama, yaitu Nicholas Saputra sebagai River, Putri Marino sebagai Raia. Selain itu Omar Daniel sebagai Diaz, lalu Arifin Putra sebagai Alam, dan sejumlah artist kawakan lainnya digandeng dalam film ini.

Saat disinggung tentang sebuah kehilangan, menyangkut kesehatan mental dalam film ini, Nicholas menyebut hal itu memang jadi tema yang paling kuat, yang bisa dialami orang banyak. "Kehilangan itu bagian hidup kita, karena kita menemukan tadi. Itu proses, harus melaluinya. Kalau pesennya ya harapan itu selalu ada," ungkap Nicholas, saat jumpa pers di Jogja City Mall, Minggu (28/4/2024).

2. Diri sendiri yang bisa mengetahui masalah yang dihadapi

The Architecture of Love Film tentang Kehilangan Mulai Tayang di JogjaThe Architecture of Love (dok. Starvision Plus / The Architecture of Love)

Sementara itu, Putri Marino menyebut kehilangan memang sesuatu yang tidak mengenakkan. "Kehilangan itu gak enak sih. Siapa sih yang mau kehilangan sesuatu hal yang sangat berharga di kehidupan kita," ucap Putri Marino.

Putri Marino mengungkapkan setiap orang untuk mengatasi kehilangan, trauma, butuh waktu yang berbeda. Ada yang mungkin seminggu sudah bisa lupa akan kehilangannya, namun ada juga yang butuh waktu bertahun-tahun untuk mengatasi kehilangan dan traumanya.

"Saran dari itu, gak ada ya. Kalian sendiri yang tahu, kalian yang tahu bagaimana menghadapi kehilangan itu. Kalian yang tahu diri kalian seperti apa. Semua akan baik-baik saja pada ujungnya, akhirnya. Jadi nikmati prosesnya," ucap Putri Marino.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Film Nicholas Saputra Berlatar Luar Negeri, Romantis!

3. Tentang film The Architecture of Love

The Architecture of Love Film tentang Kehilangan Mulai Tayang di Jogjacuplikan film The Architecture of Love (dok. Starvision Plus/The Architecture of Love)

The Architecture of Love, mengangkat perjalanan kehidupan seorang penulis bernama Raia. Untuk mencari inspirasi karya terbarunya, Raia yang baru bercerai dari suaminya, Alam, memutuskan pindah ke New York.

Meski sudah dua bulan menetap di New York, Raia tak kunjung mendapatkan inspirasi. Hingga suatu hari, takdir mempertemukannya dengan pria bernama River. Uniknya, berbeda dari Raia, River adalah pria yang pendiam dan tak suka keramaian.

Sejak pertemuan pertama tersebut, keduanya sering bertemu secara berkala. River banyak mengajarkan hal-hal baru kepada Raia, termasuk cara melihat New York dari sudut pandang berbeda. Namun, di sisi lain, River juga menyimpan rahasia yang tak terduga.

Baca Juga: 9 Lokasi Nobar Timnas Indonesia VS Uzbekistan Piala Asia U23 di Jogja

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya