6 Upacara Adat di Bantul yang Kaya Akan Nilai Keagamaan 

Bisa meningkatkan rasa kekeluargaan!

Pada umumnya, pulau Jawa sangat identik dengan upacara adat. Entah itu di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti salah satunya adalah upacara adat di Bantul. 

Beberapa upacara adat tersebut dilaksanakan sejak turun temurun untuk merayakan momen tertentu. Dan pastinya ini menyimpan nilai keagamaan dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Apa saja upacara adat yang ada di Bantul? Simak selengkapnya di sini, ya!

1. Rebo Pungkasan

6 Upacara Adat di Bantul yang Kaya Akan Nilai Keagamaan Upacara adat Rebo Pungkasan (dok. wikipedia)

Rebo Pungkasan diadakan setiap hari Rabu akhir di bulan Sapar atau bulan kedua dalam kalender Islam. Puncak Upacara Rebo Pungkasan akan berlangsung pada malam Rabu yang berpusat di depan masjid. 

Upacara Rebo Pungkasan diadakan sebagai perwujudan rasa syukur pada Tuhan. Ditetapkannya hari Rabu sebagai hari perayaan ini diyakini sebagai hari pertemuan antara Kyai Welut dan Sultan Hamengkubuwono I. 

Kenapa pertemuan tersebut dianggap suci dan diperingati? Alasannya, Kyai Welit atau Kyai Faqih Usman memiliki kemampuan dalam menyembuhkan penyakit, memberi kesuksesan, dan membawa keberkahan. 

2. Wiwitan Padukuhan

6 Upacara Adat di Bantul yang Kaya Akan Nilai Keagamaan Sejumlah anak ikut perayaan wiwitan tembakau di Temanggung. (Dok Humas Pemprov Jateng)

Wiwitan Padukuhan diadakan sebagai perwujudan rasa syukur dan terima kasih kepada Dewi Padi atau Dewi Sri atas kebaikannya yang telah menumbuhkan padi. Upacara adat di Bantul ini sudah dilaksanakan secara turun temurun sebelum masyarakat mengenal dan memeluk agama. 

Upacara Wiwitan Padukuhan dimulai dengan ritual “wiwitan” atau memotong padi sebelum memanennya. Tidak hanya itu saja, upacara ini juga diisi dengan beragam pementasan seni hingga makan bersama.

Baca Juga: 7 Aktivitas Seru di Alun-alun Kidul Jogja, Jangan Dilewatkan!

3. Odalan

6 Upacara Adat di Bantul yang Kaya Akan Nilai Keagamaan flickr.com/Mio Cade

Upacara adat di Bantul selanjutnya adalah Odalan. Ini merupakan upacara keagamaan yang diselenggarakan oleh umat Hindu di Bantul.

Odalan bertujuan untuk mengenang orang suci dan peringatan kelahiran pura. Upacara ini dilaksanakan dua kali dalam setahun di situs peninggalan agama Hindu. 

4. Nyadranan Makam Sewu

6 Upacara Adat di Bantul yang Kaya Akan Nilai Keagamaan Google image

Upacara adat di Bantul ini adalah tradisi rutin warga Wijirejo, Pandak, Kabupaten Bantul. Nyadranan Makam Sewu dirayakan pada hari Senin sesudah tanggal 20 Ruwah. 

Dimulainya upacara ini ditandai dengan berkumpulnya warga dan para Bregodo yang membawa jodhang dan gunungan. Bregodo tersebut berasal dari dusun yang terletak di area Makam Sewu. 

Upacara berlangsung dengan pembacaan doa bersama terhadap jodhang dan gunungan yang dibawa, perebutan persembahan, acara sambutan, tabur bunga, dan Kembul Bujana. 

5. Melasti

6 Upacara Adat di Bantul yang Kaya Akan Nilai Keagamaan masbrooo.com

Selain Odalan, Melasti juga merupakan upacara adat di Bantul yang dilaksanakan oleh umat Hindu setempat. Melasti dirayakan sebagai penyambutan Hari Raya Nyepi dalam rangka penyucian diri. 

Upacara ini dilaksanakan di Pura Agung lalu dilanjutkan dengan pengambilan air suci yang berasal dari tujuh sumber. Masyarakat yang mengikuti upacara ini membawa sesajen sebagai perwujudan tiga dewa agama Hindu yaitu Bahma, Siwa, dan Wisnu. 

6. Rasulan Wukirsari

6 Upacara Adat di Bantul yang Kaya Akan Nilai Keagamaan jogjaholic.com

Jika ditinjau dari namanya, upacara adat di Bantul ini erat kaitannya dengan nuansa Islam. Itulah kenapa perayaannya selalu diselenggarakan di masjid atau area sekitarnya. 

Upacara ini dilakukan setelah masa panen sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah. Ritual ini juga bertujuan untuk mempertahankan hasil panen selanjutnya dan melindungi dari ancaman gagal panen.

Baca Juga: 10 Sop di Jogja Pakai Daging Sapi dan Ayam, Lezat!

Nah, itulah 6 upacara adat di Bantul yang kaya akan nilai keagamaan. Inti dari seluruh perayaan tersebut adalah perwujudan rasa syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa.

Topik:

  • Cynthia Nanda Irawan

Berita Terkini Lainnya