TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Alasan Gagalnya Game Concord, Disuntik Mati 2 Minggu Setelah Rilis

Kegagalan terbesar sepanjang sejarah video game

Concord (dok. Firewalk Studios/Concord)

Intinya Sih...

  • Game Concord tutup dua minggu setelah rilis dengan kurang dari 1.000 pemain aktif.
  • Harga game yang dijual US$40 atau sekitar Rp621 ribu dianggap terlalu mahal tanpa keistimewaan signifikan.
  • Gameplay yang kurang inovatif, grafis kasar, dan desain karakter tidak menarik menjadi alasan utama kegagalan Concord.

Concord merupakan game terbaru dari Firewalk Studious bersama Sony yang diharapkan menjadi salah satu game unggulan tahun ini. Dengan reputasi Sony dalam menghadirkan game berkualitas tinggi seperti God of War dan The Last of Us, ekspektasi terhadap Concord sangat tinggi. Namun, kenyataan berkata lain. Setelah dirilis, Concord justru menuai banyak kritik dan ungkapan kekecewaan dari para pemain.

Game Concord telah dikembangkan selama 8 tahun dengan anggaran lebih dari 100 juta USD. Pada akhirnya game ini tutup dua minggu setelah rilis, tepatnya 6 September 2024 dengan kurang dari 1.000 pemain aktif. Namun, apa alasan di balik kegagalan game ini? Yuk, simak lebih lanjut!

1. Harga game yang cukup tinggi

Salah satu alasan utama di balik kegagalan game Concord adalah harga yang cukup tinggi. Umumnya, game berjenis hero shooter bisa dimainkan secara gratis seperti Apex Legends, Paladins, dan Overwatch 2. Sedangkan game Concord dijual dengan harga US$40 atau sekitar Rp621 ribu.

Dalam industri game yang kompetitif, harga menjadi salah satu aspek penting yang dipertimbangkan oleh konsumen. Saat ada banyak pilihan game berkualitas dengan harga lebih terjangkau, Concord dianggap terlalu mahal tanpa memberikan keistimewaan yang signifikan dibandingkan game lain. Hal ini menyebabkan sebagian besar pemain ragu untuk membeli game tersebut di hari perilisannya, terlebih saat melihat kualitas yang kurang sebanding dengan harganya.

2. Gameplay yang kurang inovatif

Salah satu kritik utama terhadap Concord adalah gameplay yang kurang inovatif. Meskipun game ini memiliki potensi dengan konsep hero shooter yang menarik, eksekusinya dianggap gagal membawa sesuatu yang baru ke genre tersebut. Banyak pemain merasa bahwa mekanisme permainan terlalu mirip dengan game-game lain yang sudah ada, tanpa adanya elemen unik yang membuatnya menonjol. Peta dan mode permainan yang disediakan juga dianggap tidak imajinatif, sehingga pengalaman bermain terasa repetitif dan cepat membosankan.

Alih-alih menghadirkan terobosan, game ini justru tampak seperti versi lain dari konsep yang sudah banyak digunakan. Selain itu, masalah balancing dan pacing dalam gameplay Concord juga menjadi sorotan. Beberapa karakter dianggap terlalu kuat atau terlalu lemah, yang mengganggu keseimbangan permainan. Concord gagal untuk memberikan alasan kuat bagi pemain untuk terus memainkannya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Game AAA Terbaru di 2024, Ada Black Myth: Wukong

3. Kualitas grafis dan desain karakter yang terkesan biasa saja

Kualitas grafis dan desain karakter dalam Concord merupakan salah satu faktor utama yang membuat game ini kurang berhasil menarik perhatian pemain. Meskipun trailer awal menampilkan grafis yang menawan, hasil akhir game ini tidak sesuai dengan ekspektasi. Banyak pemain merasa bahwa tekstur dalam game terlihat kasar dan efek visualnya kurang detail. Hal ini membuat banyak pemain merasa bahwa Concord tidak memenuhi standar grafis game modern.

Karakter-karakter dalam game ini dianggap kurang detail dan tidak memiliki keunikan yang menonjol. Banyak yang membandingkan karakter dalam Concord dengan game seperti Overwatch atau Apex Legends, yang terkenal karena desain karakter yang kuat dan beragam. Akibatnya, banyak pemain merasa tidak terhubung dengan karakter-karakter dalam game, yang merupakan elemen penting dalam game hero shooter.

Verified Writer

Theodore Siagian

ig : the_namora

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya