SSB Baturetno Bantul, Berawal dari 3 Orang Penggila Bola

Rela keluarkan uang pribadi untuk mendirikan SSB

Bantul, IDN Times - ‎Sekolah Sepak Bola (SSB) Baturetno merupakan salah satu tempat pembinaan atlet junior sepak bola yang cukup diperhitungkan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Apalagi, SSB ini telah memiliki akreditasi A, yang bukan hal mudah untuk meraihnya. 

SSB Baturetno telah melahirkan atlet-atlet sepak bola yang mewakili Porda, PON hingga bergabung dalam klub sepak bola yang berlaga di Liga 1 PSSI. Selain itu, SSB ini juga menjadi penghidupan bagi pelatih hingga staf lainnya yang bekerja di sana.

1. Didirikan tahun 1999 silam dari patungan tiga orang

SSB Baturetno Bantul, Berawal dari 3 Orang Penggila BolaAnak didik SSB Baturetno bersama Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. (Dok. Diskominfo Bantul)

SSB Baturetno yang terletak di Banguntapan, Kabupaten Bantul, ini berdiri sejak tahun 1999 silam. SSB ini digagas oleh tiga orang, yakni Jaka Suyana, Suni, dan Sarjaka yang merupakan Lurah Baturetno, Banguntapan. Pada 23 September 2003, SSB Baturetno resmi memiliki badan hukum.

"Ya, gara-gara tiga orang 'gila' bola ini akhirnya SSB Baturetno lahir di tahun 1999 silam," ucap Jaka Suyana, salah satu pendiri SSB Baturetno ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (26/11/2022).

"Jadi saya dan Pak Sarjaka ini dulu merupakan wasit nasional kala itu, sehingga terbilang uangnya lumayan banyaklah. Maka tercetuslah gagasan mendirikan SSB Baturetno yang dahulu menggunakan lapangan Wiyoro untuk latihan," ungkapnya.

2. Awal berdiri, SSB Baturetno hanya memiliki 26 siswa

SSB Baturetno Bantul, Berawal dari 3 Orang Penggila BolaSSB Baturetno Bantul (facebook.com/Elang Biru)

Pada awal berdiri, kata Jaka, SSB Baturetno hanya memiliki 26 siswa atau atlet junior. Promosi pun dilakukan dengan mendatangi sekolah-selolah SD hingga SMP yang ada di sekitar Baturetno. Akhirnya, hal ini mengundang siswa yang senang dengan sepak bola untuk berlatih di SSB Baturetno.

"Jadi dulu kan ada Porseni ya, atlet sepak bola yang tampil sebagian besar anak-anak SSB Baturetno dan kemudian semakin banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya untuk belajar sepak bola di SSB Baturetno," ucapnya.

"Awal-awal tahun 2006 ini untuk belajar di SSB Baturetno hanya mengeluarkan duit Rp2 ribu. Jadi yang tombok paling banyak ya kita bertiga ini, tapi ndak papa, wong baru berjuang," imbuh Jaka.

Baca Juga: PSIM Jogja Menang 2-1 Lawan PSIS Semarang  

3. SSB Baturetno kini memiliki 300 siswa dengan 16 pelatih‎

SSB Baturetno Bantul, Berawal dari 3 Orang Penggila BolaSSB Baturetno Bantul (facebook.com/Elang Biru)

Seiring waktu, SSB Baturetno semakin dikenal luas. Atlet juniornya juga dilirik oleh klub-klub sepak bola profesional. Oleh karenanya, semakin banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya ke SSB Baturetno. Jaka mengatakan, SSB Baturetno kini memiliki 300 siswa.

"Kita itu berkembang pesat setelah ada bantuan Rp500 juta dari Kemenpora untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di Lapangan Wiyoro, sehingga menjadi tempat yang representatif untuk latihan sepak bola," ujarnya.

Dengan semakin banyaknya siswa yang belajar di SSB, Lapangan Wiyoro tak lagi muat menampung peserta latihan. Pihaknya pun menyewa sejumlah lapangan sepak bola di kawasan Banguntapan hingga lapangan milik Paskhas TNI AU.

"Namun ke depannya kita akan membangun lapangan sepak bola sendiri dengan menyewa tanah pelungguh perangkat Kalurahan Baturetno. Saat ini baru dalam proses pengerjaan," ucapnya.

4. Uang pendaftaran Rp500 ribu‎

SSB Baturetno Bantul, Berawal dari 3 Orang Penggila BolaSSB Baturetno Bantul (facebook.com/Elang Biru)

Jaka menjelaskan, latihan sepak bola digolongkan berdasarkan kelompok umur, mulai dari 10 tahun hingga 17 tahun. Setiap minggu, siswa berlatih sebanyak dua hingga tiga kali dengan didampingi dua pelatih untuk setiap kali latihan.

"Kita saat ini memiliki sekitar 15-16 pelatih yang setiap bulannya kita beri gaji. Total untuk operasional dalam satu bulan menghabiskan anggaran sekitar Rp 25-30 juta," ucapnya.

Menurut Jaka, saat ini manajemen SSB Baturetno sudah dipegang oleh profesional, bukan lagi dari anggota keluarga pendiri SSB seperti pada awal SSB berdiri. Oleh karenanya, manajemen keuangan benar-benar transparan dan profesional.

"Jadi untuk siswa yang akan mendaftar ke SSB Baturetno dikenakan biaya pendaftaran Rp500 ribu dan memperoleh kaos dan celana seragam serta kaos kaki. Kemudian, setiap mau latihan harus membeli tiket Rp13 ribu untuk sekali latihan. Dari uang itu kita gunakan untuk operasional," ucapnya.

Selain itu, ketika SSB Baturetno memenangkan kejuaraan, 10 persen hadiahnya masuk ke kas SSB Baturetno. "Tapi ada juga penggemar sepak bola yang membantu sarana dan prasarana seperti bola atau peralatan lainnya untuk menunjang latihan sepak bola," ucapnya.

Pada usia 19 tahun, keberadaan SSB Baturetno telah melahirkan pemain-pemain sepak bola yang kini bermain di klub-klub sepak bola profesional, seperti Mitra Kukar hingga RANS United. Sejumlah pemain SSB yang kelihatan sangat menonjol juga menjadi lirikan bagi klub profesional untuk diajak bergabung meski hanya berlatih untuk tim juniornya.

"Banyak pemain SSB Baturetno yang menonjol dibajak klub sepak bola profesional dan tak lagi nampak latihan. Eh, ternyata sudah bergabung dengan tim junior dari klub sepak bola profesional. Sebenarnya kita bangga, namun juga kesal karena SSB Baturetno sendiri punya tim sepak bola juga ikut berlaga dalam kejuaraan tertentu, akhirnya kehilangan pemain," tandasnya.

5. Ingin punya akademi sepak bola namun terbentur keuangan‎

SSB Baturetno Bantul, Berawal dari 3 Orang Penggila BolaSSB Baturetno Bantul (facebook.com/Elang Biru)

Ketika ditanya apakah SSB Baturetno ke depannya akan menjadi akademi sepak bola, Jaka mengatakan itu menjadi sebuah impian baginya. Sebab, dibutuhkan SDM, sarana dan prasarana yang lengkap, serta ada orang 'gila' yang bersedia membiayai karena akademi sepak bola butuh uang sangat banyak.

"Kalau hanya kami bertiga tentunya secara finansial tidak akan mampu. Mau jual harta benda yang kita miliki ndak cukuplah untuk mendirikan akademi sepak bola," terangnya.

"Kita cukup bangga dapat mengantarkan tim SSB Baturetno berlaga di luar negeri seperti mewakili Indonesia di Kuala Lumpur Cup 2022 yang digelar beberapa bulan yang lalu," pungkasnya.‎

Baca Juga: Hokky Caraka, Latihan Bola di SSB Bantul hingga ke Spanyol   

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya