Mahasiswa UNY Ubah Limbah Kaca dan PLTU Jadi Beton Ramah Lingkungan

Beton yang dibuat mampu tahan beban 48.25 Mpa

Sleman, IDN Times - Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil mengubah serbuk limbah kaca dan fly ash jadi beton ramah lingkungan.

Fly Ash yang merupakan limbah PLTU, diubah oleh Suryatama Ageng Pamuji, Danial Hamdani, Eka Nur Wahyu Setyorini dan Wildan Setiawan menajdi sesuatu yang bermanfaat.  

 

1. Limbah serbuk kaca merupakan bahan yang sulit terurai oleh tanah

Mahasiswa UNY Ubah Limbah Kaca dan PLTU Jadi Beton Ramah Lingkungangaleri.uny.ac.id

Suryatama Ageng Pamuji memaparkan penggunaan limbah sektor industri limbah kaca yaitu serbuk kaca dan Fly Ash yang merupakan limbah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dapat memperkuat konstruksi beton. Limbah serbuk kaca merupakan bahan yang sulit terurai oleh tanah, sehingga diperlukan inovasi dalam pengelolaannya agar tidak mencemari lingkungan.

Sedangkan limbah Fly Ash ini tidak termasuk dalam kategori B3 karena mengalami pelepasan karbon akibat pembakaran bersuhu tinggi, namun keberadaannya dapat mengganggu kesehatan masyarakat di sekitarnya.

Selain kedua bahan tersebut, dalam pembuatan beton ini, timnya menambahkan Superplasticizer dan Viscosity Modifying Agent (VMA) untuk menciptakan kekuatan pada beton.

"Superplasticizer adalah bahan tambah kimia yang berfungsi sebagai pereduksi air tingkat tinggi," ungkapnya pada Selasa (24/8/2021).

Baca Juga: Bantu Petani Jamur Tiram, Mahasiswa UNY Ciptakan Alat Siram Otomatis

2. Buat tiga jenis beton untuk diuji kekuatannya

Mahasiswa UNY Ubah Limbah Kaca dan PLTU Jadi Beton Ramah LingkunganBeton ramah lingkungan dari bahan serbuk limbah kaca dan fly ash besutan mahasiswa UNY. Dok: istimewa

Dalam proses eksperimen, Eka Nur Wahyu Setyorini mengatakan mereka membuat tiga buah beton untuk diuji kekuatannya di Laboratorium Bahan Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

Untuk pengujian beton pertama dilakukan dengan mengombinasikan antara superplasticizer 1,60 persen dan VMA 0,24 persen. Berdasarkan pengamatan visual pasca mixing, adonan beton segar menunjukkan adanya bleeding yang cukup parah hingga menunjukkan adanya segregasi.

Untuk pengujian beton kedua dilakukan dengan mengombinasikan superplasticizer 0,60 persen dan VMA 0,30 persen. Komposisi superplasticizer yang digunakan merupakan dosis terendah yang disyaratkan pada product data sheet Sika Viscocrete-1003 dengan pertimbangan untuk meminimalisir bleeding yang timbul pada saat proses mixing. Berdasarkan pengamatan visual, adukan beton segar tidak menunjukkan adanya bleeding dan segregasi.

"Pengujian beton ketiga dilakukan dengan mengombinasikan superplasticizer 0,8 persen dan VMA 0,24 persen. Berdasarkan pengamatan visual adukan beton segar tidak menunjukkan adanya bleeding dan segregasi," katanya.

3. Mampu tahan beban 48.25 Mpa

Mahasiswa UNY Ubah Limbah Kaca dan PLTU Jadi Beton Ramah LingkunganBeton ramah lingkungan dari bahan serbuk limbah kaca dan fly ash besutan mahasiswa UNY. Dok: istimewa

Berdasarkan paparan Wildan Setiawan, hasil uji pada beton pertama mampu menahan beban 45,40 Mega Pascal (Mpa), beton kedua 38,80 Mpa dan beton ketiga 48.25 Mpa dengan rencana kuat tekan 45 Mpa.

“Kuat tekan rata-rata sampel beton yang diuji pada umur 28 hari adalah 44,18 MPa, atau setara dengan 441,8 kg/sentimeter persegi. Sedangkan beton standar mutu proyek yang biasa digunakan rata-rata memiliki tahanan beban 25 Mpa," paparnya.

Menurutnya, pembuatan beton ramah lingkungan dengan menggunakan serbuk limbah kaca dan fly ash merupakan salah satu penawaran upaya pemanfaatan limbah dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya