Keren, Mahasiswa UGM Berhasil Olah Limbah Pelepah Pisang Jadi Hidrogel Ramah Lingkungan

Limbah pelepah pisang sebagai bahan penyerap alami  

Sleman, IDN Times - Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengolah limbah pelepah pisang menjadi bahan penyerap (hidrogel) ramah lingkungan.

Pengembangan ini dilakukan oleh Ridho Alfalah bersama dengan Delvira Sari dan Talitha Tara Thanaa bersama Lisna Hidayati Lisna Hidayati, sebagai dosen pembimbing. 

1. Pelepah pisah miliki kandungan selulosa tinggi

Keren, Mahasiswa UGM Berhasil Olah Limbah Pelepah Pisang Jadi Hidrogel Ramah LingkunganIlustrasi pelepah pisang. IDN Times/Daruwaskita

Ridho menjelaskan selama ini pelepah pisang belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya berakhir menjadi limbah. Padahal pelepah pisang memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, bisa digunakan sebagai bahan penyerap dengan kemampuan tinggi.

Untuk bisa memperoleh selulosa dari limbah pelepah pisang ini, diperlukan proses isolasi untuk dapat menghasilkan selulosa yang bebas dari kandungan zat lain seperti lignin dan hemiselulosa. Selulosa inilah yang menjadi bahan utama dalam proses pembuatan bahan penyerap dengan kemampuan serap yang tinggi.

"Selulosa yang dihasilkan kemudian disintesis menjadi turunannya karboksimetilselulosa. Hasilnya diperoleh bahan penyerap berbasis yang memiliki daya serap yang tinggi melalui proses ikat silang" jelasnya.

Baca Juga: Mahasiswa Peternakan UGM Ciptakan Alat Deteksi Performa Kandang Ayam 

2. Ada 4 varietas limbah pelepah pisang yang digunakan

Keren, Mahasiswa UGM Berhasil Olah Limbah Pelepah Pisang Jadi Hidrogel Ramah LingkunganIDN Times/Daruwaskita

Dalam penelitian ini, Ridho bersama tim memakai empat varietas limbah pelepah pisang dalam penelitiannya, yaitu Pisang Ambon, Pisang Mas, Pisang Raja, hingga Pisang Kepok. Keempatnya memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda sebagai bahan penyerap.

“Keempat varietas pisang lokal yang kami pilih karena mudah untuk ditemukan dan harganya tidak terlalu mahal, bahkan terkadang kita bisa menemukannya di pekarangan rumah sendiri," katanya.

3. Prihatin limbah popok bayi yang meningkat

Keren, Mahasiswa UGM Berhasil Olah Limbah Pelepah Pisang Jadi Hidrogel Ramah Lingkunganilustrasi mengganti popok (pexels.com/William Fortunato)

Pengembangan hidrogel dari limbah pelepah pisang ini, menurut Thalitha diawali keprihatinan mereka terhadap limbah popok bayi yang jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu. Limbah popok bayi yang menumpuk sulit terurai sehingga mencemari lingkungan.

"Biasanya bayi memakai popok 3-4 buah per hari. Sementara tiap tahun di Indonesia ada 4,2 hingga 4,8 juta ibu hamil melahirkan bayi. Jadi bisa banyaknya dibayangkan limbah popok ini," tuturnya.

Padahal bahan penyerap atau Super Absorbent Polymer (SAP) yang terdapat dalam popok bayi yang berfungsi untuk menyerap dan menyimpan air mengandung natrium akrilat yang berasal dari minyak bumi. Kandungan tersebut sulit untuk terurai oleh lingkungan. Tidak hanya itu, air dan kotoran yang tersimpan dalam popok bisa membahayakan kesehatan tubuh.

"Pengembangan bahan penyerap berbasis selulosa ini diharapkan dapat menjadi inisiator dalam pengembangan popok bayi ramah lingkungan. Dengan begitu, dapat membantu mengurai persoalan limbah popok bayi serta menciptakan lingkungan yang bersih," paparnya.

 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya