Bantu Petani Jamur Tiram, Mahasiswa UNY Ciptakan Alat Siram Otomatis

Alat untuk membantu hasil panen jamur di musim kemarau   

Sleman, IDN Times - Perbedaan signifikan mengenai hasil pembudidayaan jamur tiram di musim hujan dan kemarau yang didapat petani,  menggugah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk menciptakan alat siram kumbung jamur otomatis.

Sekelompok mahasiswa tersebut terdiri dari Satya Adhiyaksa Ardy, Prodi Teknologi Informasi, Via Husna Mudiah, Prodi Pendidikan Teknik Busana, dan Aisyattunnisai Tawakkal, Prodi Pendidikan Fisika. Serta Nurul Kumara Fitriyani, Prodi Fisika dan Tengku Khadijah Nurul Hanifah dari Prodi Kimia.

Baca Juga: Mahasiswa UNY Racik Krokot dan Stevia Jadi Bahan Teh Pereda Nyeri Haid

1. Hasil budidaya jamur di musim hujan dan kemarau berbeda jauh

Bantu Petani Jamur Tiram, Mahasiswa UNY Ciptakan Alat Siram OtomatisMahasiswa UNY ciptakan alat penyiram jamur otomatis. Dok: istimewa

Satya Adhiyaksa Ardy mengungkapkan latar belakang pembuatan alat ini bermula saat ia dan kelompoknya mendapati penurunan hasil budidaya jamur yang signifikan di tempat budidaya milik Toni Hidayat di Dusun Barepan, Moyudan, Sleman, DIY. Usaha yang sudah dirintis sejak 2010 ini memanfaatkan luas area 220 meter persegi.

Dari lahan seluar itu, Toni menghasilkan rata-rata 20 kg jamur tiram per hari tergantung pada musim. Pada musim hujan, hasil panen dapat mencapai angka 25 kg per hari,  sedangkan pada musim kemarau hanya mendapatkan 15 kg per hari. Hal ini mengakibatkan terjadinya gap antara hasil panen dengan kebutuhan pasar hingga mencapai 50 persen.

Ardy menjelaskan pengaruh cuaca menyebabkan tidak tercapainya keadaan optimum untuk pertumbuhan jamur tiram. Selain itu, usaha jamur belum diukur suhu dan kelembabannya sehingga penyiraman yang dilakukan belum disesuaikan dengan kebutuhan jamur agar tumbuh optimal.

"Kontrol suhu dan kelembaban hanya dilakukan dengan menyiram kumbung jamur," ungkapnya pada Selasa (10/8/2021).

2. Manfaatkan aplikasi Telegram

Bantu Petani Jamur Tiram, Mahasiswa UNY Ciptakan Alat Siram OtomatisMahasiswa UNY ciptakan alat penyiram jamur otomatis. Dok: istimewa

Melihat kondisi tersebut, tim mencoba untuk membuat sebuah alat menggunakan aplikasi Telegram untuk memonitor suhu dan kelembapan kumbung. Selain jauh lebih murah dibandingkan mengembangkan aplikasi sendiri, tampilannya pun mudah digunakan oleh mitra.

Menurutnya, konsep IoT (Internet of Things) dimanfaatkan untuk melakukan transfer data suhu dan kelembaban pada kumbung jamur tiram dari aplikasi chatting Telegram. Selain itu, alat ini juga memanfaatkan AI (Artificial Intelligence) berupa Logika Fuzzy yang digunakan untuk menentukan lama penyiraman optimal kumbung jamur oleh alat dengan mempertimbangkan suhu dan kelembaban pada kumbung jamur tiram.

"Alat ini terdiri dari mode sensor dan kontroler utama. Kami menggunakan sensor suhu DHT11 yang diletakkan di 3 titik kumbung jamur,” katanya.

3. Data yang ada dimanfaatkan untuk menentukan lama penyiraman

Bantu Petani Jamur Tiram, Mahasiswa UNY Ciptakan Alat Siram OtomatisMahasiswa UNY ciptakan alat penyiram jamur otomatis. Dok: istimewa

Via Husna Mudiah menjelaskan ketiga sensor yang ada akan mengirimkan data suhu dan kelembapan kumbung di setiap titik ke kontroler utama dan akan dirata-rata. Data digunakan untuk menentukan lama penyiraman yang dibutuhkan oleh kumbung jamur menggunakan kecerdasan buatan logika fuzzy. Dengan hasil yang diperoleh dari logika fuzzy, kontroler utama akan menghidupkan pompa air bertekanan tinggi yang terhubung dengan pipa air yang telah dipasangi nozzle kabut/embun yang melintang di atas rak baglog jamur, kemudian menghidupkan kipas angin untuk menurunkan dan meratakan suhu serta kelembapan kumbung.

"Alat ini dapat bekerja secara otomatis dan manual yang dapat diatur menggunakan aplikasi chatting Telegram. Petani jamur dapat mengontrol alat dan mendapat notifikasi suhu dan kelembapan kumbung, kapan dilakukan penyiraman, dan melakukan input data panen melalui aplikasi chatting Telegram dengan bot pada smart phone mereka," paparnya.

Pada fitur terbaru alat ini juga disertakan website untuk visualisasi data suhu, kelembapan, dan data panen yang lebih baik.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya