Aero Microbubble Inovasi Mahasiswa UGM Bantu Kurangi Pencemaran Sungai

Memanfaatkan bakteri anaerob dan energi terbarukan

Sleman, IDN Times - Kondisi sungai di Indonesia yang hampir 60-70 tercemar membuat sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) tergerak untuk turun tangan. Mahasiswa yang terdiri dari Mahesa Audriansyah Agatha, Yeyen Karunia, M Taufik Hermawan dari Sekolah Vokasi,  Zahratul Khasanah dari Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik, dan Pamela Chanifah prodi Kimia FMIPA mengembangkan alat untuk mengurangi tingkat pencemaran sungai melalui teknologi aero microbubble.

Alat yang dikembangkan dengan didampingi oleh dosen pendamping Felixtianus Eko Wismo Winarto ini berhasil menerapkan teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Dusun Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Ciptakan Boneka Edukasi Satwa Langka Berbasis Teknologi 

1. Mampu kurangi bau tidak sedap

Aero Microbubble Inovasi Mahasiswa UGM Bantu Kurangi Pencemaran SungaiIlustrasi pencemaran air. (IDN Times/Daruwaskita)

Menurut Mahesa, di Dusun Drono terdapat limbah berbau tidak sedap yang masih dibuang ke sungai sehingga terjadi pencemaran air. Melalui program aero bubble yang mereka rancang, bau tidak sedap dapat dikurangi pada IPAL dengan melarutkan oksigen melalui gelembung-gelembung udara berukuran mikro dengan efektivitas yang tinggi dan merata pada permukaan air.

“Berdasarkan hasil percobaan yang tim kami lakukan untuk menghilangkan bau pada limbah IPAL komunal dengan volume 8 liter diperlukan waktu 20 menit menggunakan alat yang telah kami rancang,” ungkapnya pada Senin (16/8/2021).

2. Kembangkan energi terbarukan

Aero Microbubble Inovasi Mahasiswa UGM Bantu Kurangi Pencemaran SungaiTeknologi Aero Microbubble yang dikembangkan oleh mahasiswa UGM untuk kurangi pencemaran sungai. Dok: Humas UGM

Selain menerapkan teknologi pengolahan limbah, tim Mahesa juga mengembangkan energi terbarukan. Salah satunya pemanfaatan bakteri anaerob pada IPAL sebagai penghasil biogas. Mahesa menjelaskan, pemanfaatan bakteri anaerob pada IPAL untuk biogas merupakan energi yang dihasilkan dari limbah organik seperti kotoran ternak, atau limbah domestik.

"Limbah-limbah tersebut akan melalui proses urai yang dinamakan anaerobik digester di ruang kedap udara,” katanya.

Guna memaksimalkan potensi IPAL komunal terutama pada pemanfaatan bakteri anaerob, biogas merupakan salah satu pemanfaatan yang dapat dilakukan dan dinilai mempunyai kebermanfaatan yang tinggi bagi masyarakat di Dusun Drono.

3. Manfaatkan tenaga surya sebagai sumber energi listrik

Aero Microbubble Inovasi Mahasiswa UGM Bantu Kurangi Pencemaran SungaiIlustrasi. IDN Times/Dhana Kencana

Mahesa mengungkapkan, selain mengembangkan energi terbarukan, pihaknya juga melakukan pemanfaatan tenaga surya sebagai sumber energi listrik. Nantinya, energi listrik yang dihasilkan dari panel surya dapat berguna sebagai sumber listrik bagi Aerator di IPAL.

"Energi listrik yang tersimpan pada baterai di Panel Surya mampu menyalakan Aerator dalam kurun waktu 8 jam," terangnya.

Mahesa berharap, apa yang mereka kembangkan ini dapat menciptakan pola sinergitas pengelolaan limbah yaitu pemanfaatan energi yang terjangkau dan energi yang ramah lingkungan dan dimulai dari skala kecil. Selain itu, juga bisa mengurangi pencemaran sungai yang ada, baik di Dusun Drono maupun di lokasi lain.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Ciptakan Smart Wastafel, Mampu Recycle Air Limbah Jadi Air Bersih

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya