7 Fenomena Psikologi Unik yang Bisa Bikin Kamu Bingung

Fenomena unik yang ada dalam pikiranmu

Apakah kamu pernah merasa bingung dengan sikap atau tindakan seseorang? Atau mungkin pernah mengalami situasi di mana kalian sendiri merasa bingung dengan pikiran atau emosi yang sedang kalian alami? Nah, ternyata ada beberapa fenomena psikologi yang bisa bikin kita bingung, lho!

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas 7 fenomena psikologi yang sering kali membuat kita bingung. Mulai dari fenomena unik hingga fenomena psikologi yang membuat kita cenderung memilih hal-hal yang lebih buruk untuk diri sendiri. Yuk, kita simak bersama-sama!

1. Zeigarnik Effect: Kepikiran tugas yang belum selesai

7 Fenomena Psikologi Unik yang Bisa Bikin Kamu Bingungilustrasi tugas (pexels.com/Breakingpic)

Fenomena psikologis menarik yang mungkin kamu pernah alami tapi belum tahu namanya: Efek Zeigarnik. Jadi, efek Zeigarnik ini menggambarkan bahwa kita lebih mudah mengingat tugas yang belum selesai daripada yang sudah selesai. Jadi, ketika kamu punya tugas atau aktivitas yang belum kamu selesaikan, kemungkinan kamu bakal terus-terusan kepikiran dan susah untuk melupakan tugas itu.

Efek Zeigarnik ini awalnya ditemukan oleh psikolog bernama Bluma Zeigarnik pada tahun 1920-an. Dalam konteks yang lebih luas, efek Zeigarnik juga menjelaskan mengapa kita sering kali terganggu oleh pikiran tentang tugas yang belum selesai. Misalnya, ketika kamu baru saja memulai membaca buku atau menonton film, tapi tiba-tiba harus berhenti di tengah-tengah cerita. Kemudian, kamu mungkin merasa terus terganggu oleh pikiran tentang cerita itu dan lebih mudah mengingat hal-hal yang terjadi sebelum kamu berhenti membaca atau menonton.

Namun, perlu diingat bahwa efek Zeigarnik ini hanya berlaku untuk tugas yang dianggap penting atau signifikan oleh kita. Jadi, ketika kamu berhenti menonton video lucu di YouTube di tengah-tengah tugas yang sedang kamu kerjakan, kemungkinan kamu tidak terlalu terganggu oleh pikiran tentang video tersebut. Efek Zeigarnik ini lebih banyak terjadi pada tugas yang memerlukan fokus dan perhatian kita.

Jangan lupa untuk selesaikan tugas-tugas pentingmu ya, supaya pikiranmu tidak terus terganggu oleh tugas yang belum selesai!

2. Online Disinhibition Effect (ODE) Effect: Merasa lebih bebas atau bahkan lebih agresif di dunia maya

7 Fenomena Psikologi Unik yang Bisa Bikin Kamu Bingungilustrasi aplikasi sosial media (pexels.com/Pixabay)

Online Disinhibition Effect (ODE) adalah konsep psikologi yang menggambarkan perilaku kita ketika kita berinteraksi online atau daring. Kamu tahu gak? Kadang-kadang kita jadi lebih terbuka, impulsif, atau bahkan agresif ketika kita berinteraksi di dunia maya, dibandingkan dengan interaksi sosial di kehidupan nyata.

Di dunia nyata, kita punya aturan dan norma sosial yang mengatur perilaku kita dalam interaksi sosial. Tapi, di lingkungan online, kita sering kali merasa bebas karena anonimitas dan jarak yang membuat kita merasa lebih nyaman untuk mengekspresikan diri. Lagi pula, interaksi online juga cenderung kurang langsung dan sering kali tidak memiliki konsekuensi yang sama seperti interaksi langsung.

Tapi, kamu harus tahu juga bahwa ODE bisa punya dampak positif dan negatif tergantung pada konteks dan cara kita mengelola perilaku kita di lingkungan online. ODE bisa memfasilitasi kebebasan berekspresi dan dukungan sosial, tapi bisa juga memicu perilaku tidak etis atau merugikan seperti bullying atau cyberstalking.

Jadi, penting nih buat kita ingat bahwa interaksi online tetap mempengaruhi kehidupan nyata dan kita juga harus mengikuti norma sosial yang berlaku. Kita juga bisa meningkatkan kesadaran diri terkait dengan perilaku online yang kita tunjukkan dan memperhatikan pengaturan privasi dan keamanan dalam penggunaan platform online.

3. Baader-Meinhof Effect: Lebih memperhatikan topik yang baru saja kamu pelajari

7 Fenomena Psikologi Unik yang Bisa Bikin Kamu Bingungilustrasi orang sedang menunjuk (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Efek Baader-Meinhof adalah fenomena ketika kamu mulai melihat sesuatu setelah pertama kali memperhatikannya. Misalnya, kamu baru saja belajar tentang hewan kiwi, dan kemudian tiba-tiba kamu melihat banyak sekali referensi tentang hewan kiwi di media sosial atau buku-buku yang kamu baca.

Nah, Baader-Meinhof ternyata juga terkait dengan konsep selektivitas perhatian. Ini artinya, otak manusia cenderung memperhatikan dan mencari informasi yang sesuai dengan minat atau kepercayaan mereka. Oleh karena itu, ketika kamu memperhatikan atau belajar tentang sesuatu yang kamu minati atau pedulikan, kamu lebih cenderung untuk melihat informasi tersebut di tempat lain atau dalam konteks yang berbeda.

Tapi, jangan khawatir, Baader-Meinhof biasanya terjadi pada hal-hal yang relatif tidak penting, seperti nama orang atau kata-kata yang baru dipelajari. Namun, dalam beberapa kasus, fenomena ini juga bisa terjadi pada topik atau isu yang lebih besar. Tapi ya, penting untuk diingat bahwa fenomena Baader-Meinhof bisa berbeda-beda bagi setiap orang, dan tidak selalu terjadi pada setiap orang atau dalam setiap situasi.

4. Placebo Effect: Obat "palsu" yang manjur

7 Fenomena Psikologi Unik yang Bisa Bikin Kamu Bingungilustrasi obat (pexels.com/Julie Viken)

Gimana sih bisa kita sembuh hanya dengan obat yang sebenarnya tidak memiliki efek terapeutik pada kondisi kita? Nah, efek plasebo adalah fenomena di mana perbaikan dalam kondisi kesehatan seseorang terjadi setelah mereka menerima sebuah "obat" atau pengobatan palsu.

Ternyata efek plasebo dapat terjadi karena sugesti atau harapan yang diberikan oleh dokter atau orang lain yang memberikan pengobatan tersebut kepada pasien. Sugesti atau harapan ini dapat mempengaruhi pikiran dan emosi pasien, dan akhirnya mempengaruhi kondisi fisik kita. Biasanya, efek plasebo terlihat pada kondisi yang bersifat subjektif, seperti rasa sakit, kecemasan, atau depresi.

Efek plasebo sudah diketahui sejak berabad-abad yang lalu dan sering kali digunakan dalam uji klinis untuk membedakan antara efek obat yang sebenarnya dan efek yang mungkin terjadi karena sugesti atau harapan. Meskipun efek plasebo tidak memberikan pengobatan yang sebenarnya, tetapi dapat memberikan perbaikan pada kondisi kesehatan pasien. Oleh karena itu, efek plasebo menunjukkan betapa kuatnya pengaruh pikiran dan emosi dalam kondisi kesehatan manusia.

Baca Juga: 5 Tipe Manipulasi Psikologis dalam Hubungan, Wajib disadari!

5. Bystander Effect: Menunggu orang lain untuk bertindak

7 Fenomena Psikologi Unik yang Bisa Bikin Kamu Bingungilustrasi kerumunan orang-orang (pexels.com/Ingo Joseph)

Pernakah kamu melihat kecelakaan dan hanya ada orang berkerumun tidak ada yang  menolong. Nah, fenomena ini disebut Efek Penonton atau Bystander Effect. Ini adalah suatu kondisi di mana orang cenderung menunggu orang lain untuk bertindak membantu orang yang membutuhkan ketika ada orang lain di sekitar mereka.

Hal ini bisa terjadi karena orang-orang tersebut berpikir bahwa tanggung jawab untuk membantu korban sudah diambil oleh orang lain yang ada di sekitarnya. Mereka mungkin merasa tidak perlu atau tidak berdaya dalam membantu, terutama jika mereka merasa kurang terampil dalam situasi tersebut.

Efek Penonton sering terjadi pada situasi darurat, seperti kecelakaan lalu lintas, kekerasan jalanan, atau bencana alam. Orang yang berada di sekitar sering kali hanya menonton dari kejauhan, tanpa memberikan bantuan apapun.

Fenomena ini juga dapat terjadi pada situasi yang lebih umum, seperti kejahatan di lingkungan atau kekerasan dalam rumah tangga. Orang mungkin tidak ingin terlibat karena takut akan risiko atau tidak ingin campur tangan dalam masalah orang lain.

Namun, penting untuk diingat bahwa membantu orang lain yang membutuhkan merupakan tanggung jawab bersama kita sebagai sesama manusia. Tidak perlu menjadi ahli dalam situasi tersebut untuk memberikan bantuan. Kadang-kadang, tindakan kecil seperti memanggil nomor darurat atau memberikan bantuan pertama pada korban dapat menyelamatkan nyawa seseorang. Jadi, mari kita bersama-sama mengatasi Efek Penonton dengan memberikan bantuan dan mengambil tindakan saat dibutuhkan.

6. Cognitive Dissonance: Perasaan cemas saat melakukan hal yang bertentangan dengan keyakinan

7 Fenomena Psikologi Unik yang Bisa Bikin Kamu Bingungilustrasi orang menyesal (pexel.com/Liza Summer)

Pernahkah kamu merasa bersalah melakukan yang bertentangan dengan keyakinanmu? Dalam dunia psikologi fenomena ini dinamakan Cognitive Dissonance. Ketika seseorang mengalami disonansi kognitif, dia bakal merasa tidak nyaman karena ada perbedaan antara keyakinan atau nilai yang dia pegang dan perilaku yang dia lakukan.

Misalnya, seseorang yang percaya bahwa polusi udara berbahaya untuk kesehatan manusia, tapi dia suka banget pakai kendaraan pribadi dan merasa sulit untuk beralih ke transportasi umum yang lebih ramah lingkungan, bisa mengalami disonansi kognitif.

Nah, ketidaknyamanan dan konflik ini bisa menyebabkan stres dan kecemasan, dan individu yang mengalaminya mungkin akan berusaha mengurangi disonansi dengan mengubah keyakinan atau perilaku mereka. Misalnya, orang yang merokok tapi menyadari bahayanya bisa berhenti merokok, atau orang yang awalnya menentang vaksinasi tapi akhirnya yakin bahwa vaksin aman dan efektif setelah membaca bukti-bukti ilmiah yang ada.

Tapi perlu diingat, mengurangi disonansi kognitif itu gak gampang lho! Kadang-kadang orang lebih memilih untuk mempertahankan keyakinan dan perilaku yang sudah ada daripada mengubahnya, meskipun itu bertentangan dengan fakta atau bukti yang ada. Kita perlu selalu membuka pikiran dan menerima perubahan, agar enggak terjebak dalam disonansi kognitif yang bisa membuat hidup kita tidak nyaman dan tidak sehat.

7. Reverse Psychology: Memotivasi orang lain dengan cara bertentangan

7 Fenomena Psikologi Unik yang Bisa Bikin Kamu Bingungilustrasi lari (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernah dengar tentang teknik Reverse Psychology atau Psikologi Terbalik? Nah, teknik ini merupakan salah satu cara persuasi yang bisa digunakan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dengan cara yang tidak langsung.

Dalam Reverse Psychology, kamu akan mencoba meyakinkan orang lain dengan mengajukan argumen atau permintaan yang sebenarnya bertentangan dengan apa yang kamu inginkan.

Contohnya, orang tua yang ingin anaknya makan sayur tetapi anaknya tidak suka makan sayur, dapat menggunakan teknik psikologi terbalik dengan mengatakan, "Sudahlah, kamu pasti tidak suka makan sayur." Hal ini dapat memicu rasa ingin membuktikan diri anak tersebut dan akhirnya mereka makan sayur dengan sukarela.

Dalam situasi yang tepat, teknik Reverse Psychology bisa sangat efektif dan membantu kamu mencapai tujuanmu. Namun, harus diingat bahwa teknik ini tidak bisa digunakan untuk semua situasi dan bisa menjadi kontraproduktif jika tidak dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, pastikan untuk mempertimbangkan dengan baik sebelum menggunakan teknik ini dan pastikan tujuanmu adalah hal yang baik dan bermanfaat bagi semua pihak.

Baca Juga: Pengin Minimalkan Overthinking, Ini Cara Atasi Menurut Psikolog UGM  

Ikhsan Yako Photo Community Writer Ikhsan Yako

~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya