Jogja Tidak Lockdown, Sultan Minta Rakyat Sabar dan Pasrah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
IDN Times, Kota Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan pernyataan resminya mengenai pandemik COVID-19 lewat gelaran Sapa Aruh "Cobaning Gusti Allah awujud Virus Corona".
Sultan menegaskan bahwa DIY belum menerapkan lockdown dan meminta rakyatnya untuk "calm down" atau tenang, dan "slow down" atau memperlambat mobilitas. Pernyataan tersebut dibacakan di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Senin (23/3) pagi.
Baca Juga: Sultan Didesak Transparan Terkait Informasi Penanganan Corona
1. Meminta rakyat berdoa dan bersabar
Di tengah situasi yang mengundang rasa was-was ini, Sultan meminta rakyatnya untuk bersama-sama memanjatkan doa kepada Tuhan YME. "Agar kita diberi petunjuk ke jalan lurus-Nya, kembali pada ketentraman lahir dan batin," kata Sultan.
Dia melanjutkan, "Di masa tanggap darurat bencana virus corona ini, kita harus menghadapinya dengan sikap sabar, tawakal, tulus, ikhlas. Pasrah lahir batin, disertai ikhtiar yang berkelanjutan".
Dia mengambil contoh dirinya yang selalu berpegang teguh dengan ajaran jawa yang mengutamakan kesabaran. "Wong Sabar rejekine jembar, malah urip luwih berkah," imbuh Sultan.
2. Ada peluang di balik musibah
Sultan menganggap suasana tak menentu ini menyimpan bahaya namun juga membawa peluang bagi warga.
"Di balik bahaya, ada peluang. Bagaikan pedang bermata dua, bisa untuk memberi musibah atau bertahan hidup. Islam mengajarkan di balik cobaan hari ini, ada berkah yang datang kemudian."
Terus menerus memperoleh kemudahan, menurut Sultan, justru akan membuat rakyat mudah terlena. Sementara cobaan membuat mereka waspada dan handal dalam mengatasinya.
3. Sultan berpesan agar selalu mencari informasi resmi dari sumber terpercaya
Derasnya arus informasi yang tercampur dengan konten-konten bernada disinformasi juga menjadi perhatian sendiri bagi Sultan dalam mengahadapi COVID-19. Dia percaya kemampuan literasi daerah yang dikenal dengan sebutan Kota Pelajar tersebut mampu menangkal berita bohong dan hoaks.
"Berbeda dengan bencana Gempa 2006 yang kasat mata, sekarang ini, virus corona ini jika memasuki badan tidak bisa kita rasakan. Dan menyerangnya pun tak terduga-duda. Menanggapi hal itu, kita selayaknya bisa menjaga kesehatan. Berlaku prihatin dan juga wajib menjalankan aturan baku dari sumber resmi yang terpercaya.
"Saya yakin karena rakyat Jogjakarta memiliki kadar literasi yang tinggi, tentu bisa membedakan mana yang berita hoaks serta yang mana-mana yang benar-benar nalar," sebut Sultan.
4. "Tidak lock down, melainkan calm down"
Di akhir pidatonya, Sultan menegaskan bahwa daerah yang ia pimpin belum menerapkan lockdown atau protokol darurat yang melarang orang masuk dan/atau keluar DIY.
"Strategi mitigasi bencana non-alam ini DIY belum menerapkan lockdown, melainkan calm down. Untuk menenangkan batin dan menguatkan kepercayaan diri. Agar eling lan waspada," kata Sultan.
Selaian meminta warga untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dia juga meminta kewaspadaan agar kebijakan memperlambat denyut kehidupan atau "slow down" ini dapat memperlambat pandemi virus corona. Caranya, menurut Sultan, dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
5. Isolasi diri apabila merasa tidak sehat
Sultan mengingatkan kepada anggota masyarakat untuk mengisolasi diri selama 14 hari apabila merasa dirinya kurang sehat.
Dia juga menekankan pentingnya social distancing yang sudah digalakkan selama beberapa hari terakhir. "Jaga diri. Jaga keluarga. Jaga persaudaraan. Jaga masyarakat, dengan memberi jarak aman, dan sedapat mungkin menghindari keramaian jika memang tidak mendesak betul," pesannya.
Menurut Sultan, seseorang bisa menjadi pembawa bibit penyakit meskipun tubuhnya merasa sehat.
Baca Juga: Pandemi COVID-19, Bupati Bantul Rumahkan Sebagian ASN