Niat Berangkatkan 5 Tetangga ke Serbia, Tour Leader jadi Pelaku TPPO

Diminta bayar sampai Rp90 juta

Intinya Sih...

  • Polres Kulon Progo mengamankan ML (41) yang hendak membawa lima tetangganya ke Serbia secara ilegal melalui YIA.
  • ML bersama rombongan berpura-pura akan berlibur ke Kuala Lumpur, namun sebenarnya mereka akan bekerja di Serbia tanpa visa.
  • ML meminta korban rekrutannya untuk membayar Rp65 juta hingga Rp90 juta sebagai biaya operasional dan menjanjikan gaji Rp20 juta per bulan di Serbia.

Kulon Progo, IDN Times - Polres Kulon Progo mengamankan seorang perempuan berinisial ML (41) yang diduga hendak memberangkatkan lima orang tetangganya sebagai pekerja ke Serbia secara ilegal melalui Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).

Aksi ML yang tergolong sebagai dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ini terendus dan bisa dicegah oleh petugas imigrasi.

1. Jadi tour leader, jalan-jalan ke Kuala Lumpur

Niat Berangkatkan 5 Tetangga ke Serbia, Tour Leader jadi Pelaku TPPOAktivitas Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo, DI Yogyakarta. (IDN Times/Herka Yanis)

Kasubsi Pemeriksaan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta Bibit Nur Handono menerangkan, ML bersama lima orang pekerja hendak berangkat dari YIA ke Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (26/4/2024) lalu.

Kala itu, ML bersama rombongan sebagai tour leader. Sementara, kelima pekerja tadi berasal dari Wonosobo, Jawa Tengah, sama seperti dirinya. Modus mereka mencoba mengakali petugas imigrasi di YIA dengan mengaku pergi ke Kuala Lumpur untuk jalan-jalan.

"Kelima orang ini awalnya menyampaikan kepada petugas imigrasi akan berjalan-jalan (rekreasi) ke Kuala Lumpur," kata Bibit, Selasa (14/5/2024).

Akal-akalan rombongan ini terbongkar setelah petugas melakukan pendalaman serta profiling sesuai tupoksi. Mereka akhirnya mengakui tujuan keberangkatan sebenarnya yakni untuk bekerja di Serbia, negara yang memberikan fasilitas bebas visa kepada WNI.

"Jadi mereka tidak bawa visa (kerja). Namun, setelah didalami ternyata tujuan mereka adalah bekerja," kata Bibit.

Temuan ini lantas dikoordinasikan dengan petugas Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) di YIA sebelum dilaporkan ke Polres Kulon Progo.

2. Bayar Rp90 juta, diduga ada pelaku lain di Serbia

Niat Berangkatkan 5 Tetangga ke Serbia, Tour Leader jadi Pelaku TPPOilustrasi uang (unsplash.com/Mufid Majnun)

Kasat Reskrim Polres Kulon Progo, AKP Dian Purnomo sementara itu menuturkan, pemeriksaan intensif yang dilakukan kepolisian mengungkap peran ML sebagai perekrut korban lewat modus rekrutmen.

Lewat rekrutmen itu, masing-masing korban dimintai Rp65 juta hingga Rp90 juta. Mereka kemudian dijanjikan untuk bisa bekerja di Serbia pada sektor furnitur dengan gaji Rp20 juta per bulan.

"Hasil pemeriksaan memang pelaku ada keterlibatan dengan warga di Serbia. Dari pengakuannya ada satu orang, namun ini masih kami dalami karena baru berdasarkan pengakuan," papar Dian.

Dalam kasus ini, polisi menyita sejumlah barang bukti meliputi 6 buah paspor dan 6 lembar boarding pass Air Asia tujuan YIA-Kuala Lumpur.

ML sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka dan dikenakan Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 10 UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan TPPO. Dia terancam hukuman pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda maksimal Rp600 juta.

Baca Juga: Kemenkopolhukam akan Bentuk Tim Khusus Usut TPPO Ferienjob ke Jerman

3. Dalih cuma antar tetangga

Niat Berangkatkan 5 Tetangga ke Serbia, Tour Leader jadi Pelaku TPPOIlustrasi penjara (IDN Times/Mia Amelia)

Sedangkan lima pekerja rekrutan ML tidak ditahan lantaran berstatus sebagai korban. Mereka sudah dipulangkan ke Wonosobo. "Itu tetangga saya semua," kata ML dalam pengakuannya.

ML berdalih hanya mengantar mereka sesuai kapasitasnya selaku tour leader kawasan Asia-Eropa. Dia membantah berniat memberangkatkan para tetangganya itu secara ilegal ke luar negeri.

Sementara uang Rp65 juta sampai Rp90 juta yang dibebankan kepada setiap korban, diklaimnya sebagai biaya operasional. Dia mengambil jatah Rp5 juta dari setiap kepala.

"Saya kerja sebagai tour leader Asia Eropa. Saya tidak nyuruh, mereka (korban) yang datang sendiri ke tempat saya, minta tolong diantar ke Eropa terus mau kerja," imbuhnya.

Baca Juga: Korban Penyaluran Pekerja Migran Ilegal asal Sleman Akhirnya Pulang

Tunggul Kumoro Damarjati Photo Community Writer Tunggul Kumoro Damarjati

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya