Tiga Skenario Pindah TPS Pilkada Sleman Hindari Potensi Ancaman Erupsi

Polda DIY diperbantukan mengawal kegiatan pilkada

Sleman, IDN Times - Status Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)-Jawa Tengah naik menjadi Siaga (level III) pada 5 November lalu. Skenario khusus dipersiapkan demi kelancaran Pilkada Sleman 2020 yang jatuh pada tanggal 9 Desember mendatang.

Salah satu upaya menghindarkan perayaan pesta demokrasi dari potensi bahaya erupsi adalah melalui skenario pemindahan tempat pemungutan suara (TPS).

"Sleman, kondisi Merapi seperti itu, maka ada beberapa skenario yang disiapkan. Tentu ini kesepakatan pemerintah dan penyelenggara Pilkada," kata Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto di Mapolda DIY, Sleman, Kamis (2/11/2020).

Polda DIY sendiri turut diperbantukan mengawal keberlangsungan pemungutan suara di tiga daerah penyelenggara Pilkada 2020, termasuk di Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Tugas Berat di Pundak KPPS, Atur Alur Pemilih hingga Awasi Prokes     

1. Skenario berdasarkan radius jarak aman

Tiga Skenario Pindah TPS Pilkada Sleman Hindari Potensi Ancaman ErupsiANTARA FOTO/Rudi/hn/pd

Sepenuturan Yuli, ada tiga skenario sejauh ini yang pelaksanaannya bergantung pada rekomendasi radius jarak aman Merapi keluaran Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

"Skenario pertama, adalah situasi seperti sekarang (Siaga), yakni dalam jangkauan (jarak aman) 5 kilometer dari puncak Merapi," ujarnya.

"Skenario kedua, yaitu apabila pada hari pemungutan suara itu memaksa yang mengungsi berada pada radius 7 kilometer," sambung Yuli.

Sedangkan skenario terakhir atau ketiga, adalah ketika jarak aman yang ditentukan sejauh 10 kilometer dari puncak Merapi.

2. Geser TPS ke lokasi aman

Tiga Skenario Pindah TPS Pilkada Sleman Hindari Potensi Ancaman ErupsiIlustrasi Pilkada (IDN Times/Mardya Shakti)

Mengacu pada tiga skenario tersebut, maka memungkinkan bagi puluhan TPS di zona kawasan rawan bencana (KRB), untuk dipindah ke lokasi yang lebih aman jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan aktivitas pada Merapi.

Dikatakan Yuli, ada 3 kecamatan di Sleman yang masuk zona KRB. Antara lain, Cangkringan, Pakem, dan Turi.

Yuli lantas merinci, di Cangkringan dalam skenario 5 kilometer ada 1 TPS yang dipindah ke lokasi luar jangkauan potensi bahaya. Sementara skenario 7 kilometer 5 TPS, dan skenario 10 kilometer 18 TPS.

"Wilayah Pakem dalam skenario 5 dan 7 kilometer, tidak ada TPS yang dipindah. Baru di skenario 10 kilometer bakal ada 16 TPS yang dipindah," beber Yuli.

Sedangkan di Turi, ketika diberlakukan skenario 5 kilometer maka nihil TPS berpindah.

"Akan tetapi jika berlaku skenario 7 kilometer ada 5 TPS pindah dan skenario 10 kilometer terdapat 5 TPS dipindah," bebernya.

3. Bantu kirim pasukan

Tiga Skenario Pindah TPS Pilkada Sleman Hindari Potensi Ancaman Erupsi(Ilustrasi pengamanan kotak suara) ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Lebih jauh, Yuli menyatakan untuk hari H Pilkada Sleman nantinya akan dikawal 1.360 personel dari Polres setempat dan menyebar ke 2.125 TPS se-Bumi Sembada. Selain itu masih ada lagi pengamanan dari unsur TNI.

Polda DIY nantinya juga akan mengirimkan 90 personel ke Sleman.

"Personel yang sifatnya BKO dari Polda adalah dalam bentuk pasukan. Ada dari Brimob dan Samapta Polda," katanya.

Pasukan bantuan ini rencananya diberangkatkan pada 7 Desember 2020. Ditempatkan hingga 11 Desember. Mereka pun sebelum bertugas wajib menjalani rapid diagnostic test (RDT) atau rapid test pemeriksaan COVID-19.

"Hari ini (personel) sudah dilakukan pemeriksaan (rapid test), sebagian besok pagi. Alhamdulillah hari ini semua dalam kondisi sehat, tidak ada yang reaktif," ujar Yuli menambahkan.

"Seandainya ada personel pengamanan TPS dan saat rapid test reaktif, akan segera dicari penggantinya, dan yang bersangkutan akan segera swab untuk menentukan apakah dia positif COVID-19 atau reaktif saja," tandasnya.

Baca Juga: Sleman Perpanjang Masa Darurat Gunung Merapi Hingga Tahun Baru

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya