Terungkap, Ini Tiga Klaster Besar Penularan COVID-19 di DIY

Apa saja klaster yang dimaksud?

Yogyakarta, IDN Times - Riris Andono Ahmad dari Tim Perencanaan Data dan Analisis Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY mengungkap ada tiga klaster besar penularan virus corona atau COVID-19 di DI Yogyakarta.

Klaster besar ini terkuak lewat penelusuran 104 kasus pasien positif di DIY. Kata Riris, tiga klaster besar ini adalah 20 persen dari kasus terkonfirmasi.

"Ada tiga klaster besar yang dominan di DIY. Dua klaster terkait dengan jemaah tablig, satu klaster terkait dengan kegiatan di gereja," kata Riris di Kantor BPBD DIY, Kota Yogyakarta, Jumat (1/5).

Baca Juga: Ini Rekap Pasien COVID-19 di DIY hingga 1 Mei 2020

1. Klaster jemaah tablig di Sleman

Terungkap, Ini Tiga Klaster Besar Penularan COVID-19 di DIYRapid test warga Sleman. IDN Times/Istimewa

Riris memaparkan, klaster jemaah tablig di Sleman terdiri dari 24 temuan. Dalam bagan yang ditampilkan, 14 di antaranya terkonfirmasi sebagai pasien positif. Termasuk di dalamnya empat Warga Negara India.

Sementara sisanya, adalah mereka yang mendapat hasil reaktif via rapid diagnostic test (RDT) atau RDT. "Kasus di Sleman ini kalau kita petakan sudah memasuki generasi ke-3 (G3)," ujar pria yang juga Ahli Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

2. Klaster Jemaah Tablig Gunungkidul

Terungkap, Ini Tiga Klaster Besar Penularan COVID-19 di DIYGoogle Maps/Rissa Fatikhaagustiani

Sedangkan di Gunungkidul, klasternya terdiri 18 temuan, enam di antaranya kasus terkonfirmasi dan sisanya reaktif via rapid test serta ada satu pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia sebelum sempat dilakukan uji swab.

"Kasus ini bermula ketika satu orang jemaah yang baru pulang dari Jakarta dan kemudian menularkan pada PDP. PDP ini yang mempunyai jejaring dengan banyak kasus yang lainnya," beber Riris.

Klaster ini kini bahkan telah memasuki generasi ke-5 atau G5.

3. Klaster GPIB

Terungkap, Ini Tiga Klaster Besar Penularan COVID-19 di DIYilustrasi ruang isolasi pasien virus corona (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Selanjutnya, ada klaster Jemaah Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Margomulyo yang memiliki pusat di Kota Yogyakarta. Klaster ini tercipta ketika tiga utusan dari GPIB di DIY berangkat ke Kota Bogor menghadiri Sinode GPIB di Hotel Aston, Maret 2020 silam.

"Kemudian tiga anggota yang dari jemaah gereja itu yang jadi perwakilan dan pulang (ke DIY)," imbuhnya.

Satu dari tiga orang yang dari Bogor itu setelahnya dari DIY melangsungkan perjalanan ke Semarang bersama sepuluh anggota GPIB lainnya. Mereka berangkat dengan satu mobil yang ditumpangi sebelas orang di dalamnya.

Lalu, mereka semua kembali ke DIY dan bersama-sama, termasuk mereka yang dari Bogor namun tidak ikut ke Semarang, mengikuti pertemuan di Gereja.

"Ada pertemuan di gereja GPIB di Jogja dan itu dihadiri jemaah baik dari Bantul, Yogyakarta, dan Sleman," ucap Riris.

Dari situlah terjadi laki tahap penularan lainnya setelah di Bogor dan Semarang. Total, ada 17 temuan, dua kasus yang terkonfirmasi positif, tiga PDP, dan selebihnya adalah yang reaktif via rapid test.

"Oleh karena itu kita bisa melihat bahwa tiga klaster besar itu mengingatkan kita bahwa ada risiko besar terkait dengan kegiatan yang menyebabkan terjadinya kerumunan massa. Oleh karena itu kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap mencoba menghindari kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kerumunan," imbaunya.

Saat ini, dinas kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas tengah melakukan kontak tracing terhadap tiga klaster besar ini. "Dan kemungkinan besar ada penambahan kasus terkait dengan penularan yang terkait tiga klaster ini," tandasnya.

4. Pemeriksaan massal

Terungkap, Ini Tiga Klaster Besar Penularan COVID-19 di DIYIlustrasi alat rapid test. ANTARA FOTO/Maulana Surya

Sementara, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemda DIY yang juga Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah guna menekan laju persebaran dari tiga klaster besar ini.

Menurutnya, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X selaku Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemda DIY sudah membuat surat edaran yang ditujukan kepada kabupaten tempat terjadi lonjakan kasus, yakni Sleman, Bantul, dan Gunungkidul.

"Diharapkan kabupaten bisa melakukan pemeriksaan secara massal. Sehingga kemudian bisa dipetakan penyebaran maupun transmisinya. Itu menjadi data penting yang kemudian kami akan mengambil langkah lebih lanjut di gugus tugas," pungkas Biwara.

Baca Juga: [UPDATE] 1 Mei, DIY Tambah 9 Kasus Positif COVID-19

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya