Tak Punya Ruang Kelas, Siswa SD di Jogja Belajar untuk UN di Pos Ronda

Efek renovasi sekolah yang molor

Yogyakarta, IDN Times - Sebanyak 19 siswa kelas VI SDN Bangunrejo II terpaksa melangsungkan kegiatan pelajaran tambahan di sebuah pos ronda RT 53 RW 12 Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta.

Alasannya, siswa-siswi itu tidak memiliki ruang kelas karena sekolah mereka yang telah diratakan dengan tanah untuk tujuan direnovasi, molor pelaksanaannya.

Baca Juga: Belum Rampung, Proyek Renovasi Gedung 4 SD Bantul Sudah Dibayar Lunas

1. Belajar untuk persiapan ujian nasional

Tak Punya Ruang Kelas, Siswa SD di Jogja Belajar untuk UN di Pos RondaKepala Sekolah SDN Bangunrejo II, Subagya. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Kepala Sekolah SDN Bangunrejo II, Subagya menjelaskan, bahwa para siswa-siswinya belajar di luar ruangan kelas hanya saat pelajaran tambahan saja. Selain itu kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan cara menumpang di dalam kelas SDN Bangunrejo I.

"Pelajaran tambahan diberikan untuk persiapan ujian nasional. Karena waktu mendesak, guru kelas VI itu menambah pelajaran di luar kelas," katanya saat dijumpai di SDN Bangunrejo I yang letaknya berseberangan dengan SDN Bangunrejo II, Kamis (6/2).

Subagya mengatakan, kegiatan pelajaran tambahan ini tidak cuma bertempat di pos ronda saja, tapi juga halaman atau tanah lapang. Ini telah berjalan intensif setidaknya per Desember 2019 lalu.

2. Tak punya bangunan sekolah

Tak Punya Ruang Kelas, Siswa SD di Jogja Belajar untuk UN di Pos RondaSDN Bangunrejo II yang masih dalam proses pembangunan. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Para siswa dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar dengan cara menumpang di SDN Bangunrejo I karena mereka tidak punya ruangan tempat melakukan kegiatan belajar mengajar.

Subagya menjelaskan, bangunan SDN Bangunrejo telah terlanjur dirobohkan pada Februari 2019 lalu. Alasannya, akan dipugar mengingat kondisi yang sudah tidak layak dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar, mulai dari kondisi genting yang berjatuhan hingga blandar yang sudah tak lagi pada tempatnya, alias lepas.

"Kondisi itu sudah sejak 2017. Ada beberapa kelas yang seperti itu, tapi kita memaksakan untuk belajar di sana. Terus dipasangi garis polisi, termasuk musalanya juga. Nah akhirnya dirobohkan mau direnovasi," imbuh dia.

Sementara, untuk kegiatan belajar mengajar di SDN Bangunrejo II dibuat menjadi sistem shift atau bergantian dengan para guru dan siswa SDN Bangunrejo I. Pembagiannya, pukul 07.00-12.00 WIB dipakai SDN Bangunrejo I, lalu 12.00-17.00 WIB untuk SDN Bangunrejo II.

Karena pembagian waktu seperti itu juga, kegiatan pelajaran tambahan SDN Bangunrejo II tidak bisa dilakukan dalam ruangan kelas. Kecuali di atas pukul 17.00 WIB yang bagaimanapun dirasa kurang memungkinkan.

"Pelajaran tambahan kita laksanakan pukul 10.00 sampai 11.30 dan di luar ruangan, karena jam segitu masih dipakai SDN Bangunrejo I," terangnya.

Sebenarnya, proses numpang belajar ini diakui Subagya, tidak berlangsung mulus-mulus amat. Mengingat SDN Bangunrejo I bukanlah sekolah inklusi, sementara 69 dari 81 siswa SDN Bangunrejo II adalah anak berkebutuhan khusus.

"Cuma kan SDN Bangunrejo I adalah sekolah reguler, jadi tidak ada fasilitas inklusinya. Kalau di Bangunrejo II dulu ada," katanya.

"Selain itu, kita (murid dan guru) tidak punya ruangan. Ruang guru kita pun kalau masuk semua tidak cukup. Yang dari Bangunrejo I pulang, kami baru bisa masuk," lanjut dia.

3. Pembangunan tak kunjung dimulai

Tak Punya Ruang Kelas, Siswa SD di Jogja Belajar untuk UN di Pos RondaSDN Bangunrejo II yang masih dalam proses pembangunan. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Hanya saja di saat bersamaan, sejak bangunan SDN Bangunrejo luluh lantah, seolah tak ada lagi pembangunan setelahnya. Renovasi yang dimaksud tak kunjung nampak pelaksanaannya padahal waktu terus berjalan mendekati target rampungnya proyek yakni Agustus 2019.

"Kok gak dibangun-bangun, kemudian saya juga cari informasi ternyata gagal lelang," kata Subagya.

Detik itu juga, Subagya pun meminta Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta untuk datang dan menjelaskan ke orang tua siswa, guru, dan masyarakat perihal molornya renovasi sekolah ini. Agar, tidak muncul salah paham di waktu kemudian.

"Kalau dari PU (PUPKP) saya kemarin dipanggil ke sana, (gagal lelang) karena ada masalah di kejaksaan atau gimana, gagal lelang gitu," ujar dia menambahkan.

4. Renovasi yang dinanti tiba

Tak Punya Ruang Kelas, Siswa SD di Jogja Belajar untuk UN di Pos RondaSDN Bangunrejo I yang ditumpangi para guru dan siswa SDN Bangunrejo II. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Namun, pada akhirnya renovasi yang ditunggu-tunggu itu tiba. Tepatnya pada 27 Januari 2020 lalu, pembangunan SDN Bangunrejo II mulai kembali diteruskan.

"Sudah mulai dipasangi cakar ayam (pondasi)," ujar Subagya.

Subagya turut menjelaskan, bahwa proyek kali ini berbeda dengan yang Februari 2019 silam. Kata dia, kontraktor anyar didapat usai lelang ulang.

"Harapannya sekolah cepat selesai dibangun. Para guru dan murid bisa beraktivitas seperti biasa. Lalu, kejadian seperti ini tidak terulang kembali di lain waktu," pungkasnya.

Baca Juga: Sekolah Ramah Anak Bisa Tekan Kasus Kekerasan di Institusi Pendidikan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya