Reagen Minim, Ternak Suspek PMK di Sleman Dianggap Positif

Total ada 908 kasus suspek dan positif di Sleman

Sleman, IDN Times - Sebanyak 882 ekor hewan ternak menjadi suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Sleman. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Disperpakan) Sleman, Sri Rahayu Saddyahsih Nawang Wulan, mengatakan ternak berstatus suspek itu dianggap dan ditindaklanjuti layaknya hewan terjangkit PMK.

Baca Juga: 3 Ternak di Sleman Mati Terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

1. Reagen hanya cukup untuk 20 kali tes

Reagen Minim, Ternak Suspek PMK di Sleman Dianggap PositifIlustrasi pemeriksaan kesehatan ternak sapi. (IDN Times/Daruwaskita)

Wulan menyebut, ditambah 15 kasus aktif, maka kini ada 897 ekor yang tengah ditangani Pemkab Sleman.

Sebanyak 882 ternak suspek itu, menurut Wulan, memang tidak ditindaklanjuti dengan tes PCR guna memastikan statusnya. Pasalnya, Sleman mendapat jatah reagen yang hanya cukup untuk 20 kali uji sampel saja sejak PMK merebak.

"Karena Lab BBVet Wates itu tidak hanya DIY saja, tapi juga sebagian Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan juga Lampung," ungkapnya di Kantor Bupati Sleman, Kamis (9/6/2022).

Suspek sendiri dikategorikan untuk ternak yang mengalami gejala klinis berat. Macam air liur berlebih atau hipersalivasi, demam, serta melepuh pada bagian gusi dan lidah.

"Jadi, suspek sebenarnya iya (dianggap) itu yang positif," sambung Wulan.

2. Kasus menanjak, obat menipis

Reagen Minim, Ternak Suspek PMK di Sleman Dianggap PositifTim dari Kementan meninjau peternakan demi menangani wabah Penyakit Muka dan Kuku (PMK). (Dok. Kementan)

Wulan berujar, pihaknya tetap berupaya sebaik mungkin menangani 897 kasus itu dengan memfasilitasi disinfeksi kandang hingga pengobatan. Meski, stok analgesik antipiretik pengurang rasa sakit serta demam saat ini kian menipis.

"Itu dipakai untuk mengurangi gelisah dan supaya mau makan. Karena memang yang kita tangani banyak, persediaan kami juga sedikit dan ini sudah menipis. Analgesik secara stok nasional memang sudah menipis dan kami sudah agak kesulitan mencari," kata Wulan.

Dia menduga, sebagian besar stok obat dikonsentrasikan pendistribusiannya ke wilayah di mana PMK telah menjadi wabah.

3. Faktor pemicu meluasnya kasus

Reagen Minim, Ternak Suspek PMK di Sleman Dianggap PositifIlustrasi lalu lintas ternak. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Wulan meyakini meminimalisir penyebaran virus menjadi solusi terdepan demi memenuhi target 2 bulan bebas PMK dari Menteri Pertanian. Salah satunya adalah membentuk tim monitoring dan pengawasan ternak.

Pemkab sendiri hanya membatasi pengiriman ternak ke Sleman dengan syarat ketat, mengingat 40 persen kebutuhan daging di Bumi Sembada ini selama ini bergantung dari luar daerah. Terlebih jelang Idul Adha yang memungkinkan kebutuhannya berlipat ganda.

Oleh karenanya, Disperpakan terus mengimbau kepada para peternak dan pengepul supaya mencermati bentuk atau sarana penularan yang memicu perluasan kasus ini.

"Biasanya para peternak, pedagang, atau pengepul ternak itu mendapatkan hewan pada saat membeli bahkan disertai SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan). Karena masa inkubasi PMK ini 14 hari, kadang ternak datang di kandang dalam keadaan sehat, tetapi mungkin 3-5 hari kemudian baru menunjukkan gejala klinis. Memang waktu beli kelihatannya sehat," paparnya.

Bukan cuma peternak, pengepul, dan pedagang, Wulan juga meminta petugas pengawas lapangan dari jajarannya untuk lebih berhati-hati dengan karakter airborne atau penularan melalui udara dari virus PMK ini. Waspada saat masuk-keluar kandang dan alat angkut diutamakan.

"Peternak, petugas, atau siapa pun datang ke kandang yang sudah positif PMK, kemudian keluar tanpa biosecurity, tanpa membersihkan diri masuk ke kandang yang belum ada kejadian itu bisa menularkan," ungkapnya.

4. Total 908 kasus terkonfirmasi dan suspek

Reagen Minim, Ternak Suspek PMK di Sleman Dianggap PositifIlustrasi ternak sapi yang akan dipotong. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Berdasarkan data Disperpakan, Wulan mengatakan di wilayahnya terhitung ada 908 kasus hewan ternak terkonfirmasi dan dicurigai terjangkit PMK. Selain 882 ekor hewan ternak yang suspek PMK, sejauh ini tercatat ada 26 kasus PMK yang terdata dari 12 kecamatan di wilayah Sleman.

"Delapan ekor dinyatakan sembuh, dan sisanya mati," pungkasnya.

Baca Juga: Ternak yang Suspek PMK di Bantul Tembus 460 Ekor

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya