Ratusan Orang Lakukan Salat Gaib Untuk Korban Aksi 22 Mei 

Sejumlah petisi disampaikan

Yogyakarta, IDN Times - Ratusan orang melalukan Salat Gaib untuk korban aksi 22 Mei dan petugas pemilu. Mereka melakukan salat di halaman hingga jalan raya di depan Masjid Kauman (24/5) sore.

Selain melakukan salat, ratusan orang yang menamakan diri Gerakan Kedaulatan Rakyat (GKR) juga mengajukan petisi terkait Pemilu 2019. 

1. Duka untuk para petugas pemilu dan aksi Mei di Jakarta

Ratusan Orang Lakukan Salat Gaib Untuk Korban Aksi 22 Mei IDN Times/Tunggul Kumoro

Massa yang mayoritas mengenakan busana berwarna putih serta hitam, merasa berempati atas meninggalnya petugas pemilu dan mendoakan korban yang berjatuhan saat aksi demo di Jakarta pada 21 dan 22 Mei 2019 kemarin.

Salah satu orator yaitu Ketua Presidium Gerakan Kedaulatan Rakyat Syukri Fadholi menyebut ada sejumlah persoalan kebangsaan yang menurutnya tengah dihadapi bersama.

"Bangsa saat ini sedang berduka, sedang menangis karena kebatilan rezim penguasa telah melanda kehidupan bangsa yang kita cintai ini," pekik Syukri.

2. Prihatin atas matinya demokrasi

Ratusan Orang Lakukan Salat Gaib Untuk Korban Aksi 22 Mei IDN Times/Tunggul Kumoro

Mulanya, Syukri menyebut bahwa pelaksanaan pemilu sarat akan tindakan kecurangan, mulai dari adanya DPT abal-abalan yang berjumlah 17 ribu hingga diperbolehkannya orang dengan gangguan jiwa ikut memilih.

Selain itu, gugurnya para petugas pemilu adalah sebuah kejanggalan dan menjadi misteri yang harus diungkap.

Syukri juga meyoroti aspirasi rakyat tentang kecurangan pemilu malah ditindak secara represif.

"Oleh karena itu menjadi kewajiban bersama dari Yogyakarta, melakukan pergerakan moral kepada rezim penguasa ini," kata Syukri.

3. Petisi Tri Tura Gerakan Kedaulatan Rakyat

Ratusan Orang Lakukan Salat Gaib Untuk Korban Aksi 22 Mei IDN Times/Tunggul Kumoro

Gerakan Kedaulatan Rakyat juga mengajukan tiga poin yang diberi nama Petisi Tri Tura Gerakan Kedaulatan Rakyat.Adapun isinya adalah: 

meminta pertanggungjawaban KPU sebagai penyelenggara pemilu atas meninggalnya para petugas pemilu dan dilakukan otopsi atas korban-korban tersebut.

Kedua, meminta audit forensik KPU agar terjadi transparansi, bila ada kecurangan dalam Pilpres 2019 ini maka paslon yang terindikasi terlibat kecurangan harus didiskualifikasi. 

Terakhir, mereka meminta pertanggungjawaban pemerintah atas banayaknya korban Mei 2019. 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya