Polda DIY Tangani 40 Kasus Klitih Setahun Terakhir

Klitih dianggap sebagai proxy war, melemahkan generasi muda 

Sleman, IDN Times -Selama satu tahun terakhir sebanyak 40 kasus klitih terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Angka tersebut berdasarkan data Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kapolda DIY, Irjen Pol Asep Suhendar mengatakan pada periode Desember-Januari, sudah ada lima kasus klitih. "Yang Desember-Januari sudah kita tangkap semua. Kemarin ada kejadian lagi, empat atau lima kasus. Satu di Kulon Progo, empat di Sleman. Yang di Kulon Progo sudah ketangkap pelakunya," kata Kapolda DIY, Irjen Pol Asep Suhendar, Selasa (4/2).

Dari data yang diberikannya, sedikitnya 81 orang menjadi pelaku klitih. Di mana 57 di antaranya berstatus pelajar, sementara sisanya pengangguran.

Modus operandinya beragam. Tercatat, kasus penganiayaan mencapai 19 kasus, lalu yang melibatkan penggunaan senjata tajam 17 kasus, kemudian disertai perusakan sebanyak empat kasus.

Baca Juga: Sebar Hoaks Klitih, Pengemudi Ojek Online Diamankan Polisi

1. Teori balon

Polda DIY Tangani 40 Kasus Klitih Setahun TerakhirSejumlah senjata tajam berhasil diamankan dari kelompok remaja yang diduga punya niatan klitih. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Kapolda mengaku sudah memetakan kasus klitih. Ia menyebut para anggotanya telah memetakan lokasi yang menjadi titik-titik kumpul maupun rute-rute di mana kasus klitih kerap muncul, tepatnya di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Bantul.

Patroli sebagai upaya pencegahan bahkan sudah dilakukan. "Biasa, kalau di dalam teori polisi itu ada namanya teori balon. Balon itu misalnya bentuknya panjang. Kita pencet di sini, dia (udara, red)) pasti lari ke sini di sisi lain," kata Asep.

"Ketika kita kenceng, dia (pelaku klitih) pasti sembunyi. Ketika kita kendor, dia pasti muncul," lanjut Asep.

2. Klitih dianggap merusak generasi muda

Polda DIY Tangani 40 Kasus Klitih Setahun TerakhirKomplotan Street Gang, pelaku aksi klitih di Sleman saat digiring ke Polda DIY, Jumat (10/1). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Kapolda pun sempat menyebut munculnya klitih adalah bagian dari proxy war, yaitu  sebagai upaya yang bertujuan mau merusak generasi bangsa Indonesia.

"Kita masih mengumpulkan data, apakah ini terorganisir atau bukan. Tapi, saya pikir ini hanya kelompok-kelompok saja. Tapi, secara teori proxy war, ini bagian dari perang untuk melemahkan generasi muda. Mereka dikasih narkoba, dikasih obat pil koplo, dikasih seks bebas, dikasih pergaulan bebas, termasuk klitih ini. Kalau menurut saya, ini sudah bagian dari proxy war untuk melemahkan Bangsa Indonesia," ujarnya.

3. Selalu muncul generasi baru

Polda DIY Tangani 40 Kasus Klitih Setahun TerakhirArya Pandu Sejati alias Tuyul (18) tersangka kejahatan klitih. IDN Times/Daruwaskita

Menurut Kapolda, klitih sulit dibasmi karena selalu munculnya generasi baru,. Ia pun menggambarkan fenomena ini seperti sebuah gunung es di permukaan air.

"Karena walaupun pelaku klitih ditangkap, muncul generasi baru. Ini penanganannya kan kalau kita gambarkan sebagai gunung es yang ada di laut, dan penanganan kita hanya di puncak gunung es," ujar Kapolda.

Baca Juga: Aksi Perusakan dan Klitih di Sleman, Eksekutor Street Gang Mabuk Berat

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya