Penumpang Berkerumun di KRL Solo-Yogyakarta, Ini Kata KCI

Pramekers Solo-Jogja soroti penumpang yang tidak jaga jarak

Yogyakarta, IDN Times - Beredar sebuah foto menampilkan kerumunan penumpang pada salah satu gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) jurusan Solo-Yogyakarta.

Meski tak terlalu berdesakan, terlihat sejumlah penumpang berdiri dan tak terlalu menerapkan jaga jarak fisik sebagai bagian dari aturan menumpang KRL yang menyesuaikan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.

Koordinator Komunitas Pramekers Solo-Jogja, Eka Indarto, menyebut foto tersebut diambil pada Selasa (1/6/2021) oleh salah seorang anggotanya yang kebetulan menumpang di gerbong KRL Solo-Yogyakarta. Kereta tersebut berangkat dari Stasiun Solo Balapan dengan waktu keberangkatan 08.17 WIB.

Foto tersebut salah satunya dibagikan di grup WhatsApp komunitas sesama penumpang Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) atau Pramekers.

"Iya, hari ini. Saya punya dua foto, yang saya foto sendiri ada sama yang hari ini. Karena sebagai aktivis di Prameks setiap ada kejadian saya harus lapor memang," kata Eka saat dihubungi, Selasa (1/6/2021).

"Sebenarnya foto seperti itu (kerumunan) di beberapa hari yang lalu juga ada gitu, yang saya foto sendiri juga ada," sambung pria asli Bantul, DIY itu.

Baca Juga: Guys, ini Jadwal Lengkap dan Tarif KRL Yogyakarta - Solo 

1. Kerap terlihat kala liburan, rombongan ogah dipisah

Penumpang Berkerumun di KRL Solo-Yogyakarta, Ini Kata KCIPenumpang berkerumun di dalam gerbong KRL Jogja-Solo pada Selasa (1/6/2021). (Dok. Pramekers Solo-Jogja)

Dikatakan Eka, kondisi macam ini masih sering kali terlihat pascamomen libur Lebaran atau tiap akhir pekan pada jam-jam perjalanan tertentu. Penuhnya gerbong tak terelakkan ketika para penglaju dan mereka yang bertujuan rekreasi mengambil jam perjalanan yang sama.

"Misal jam 08.37 WIB. Jadi kalau di kereta itu ada dua yang jalan-jalan dan satunya memang bekerja di Jogja. Tetapi di jam-jam tertentu itu longgar," imbuhnya.

"KRL ini yang menarik sekarang setiap stasiun berhenti. Akhirnya orang itu senang naik itu. Menjadi jalan-jalan baru. Kelihatan juga yang naik bapak ibu anak atau rombongan anak-anak yang kebanyakan begitu mulai dari anak-anak kecil sampai yang remaja kalau ngga ya ibu-ibu semua," lanjut dia.

2. Masih abai prokes, lepas masker saat sudah diingatkan

Penumpang Berkerumun di KRL Solo-Yogyakarta, Ini Kata KCIKRL Yogyakarta-Solo. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Meski ia meyakini ditiadakannya jam perjalanan tertentu juga menjadi salah satu penyebab, namun Eka lebih percaya jika kondisi padat penumpang macam ini terjadi karena faktor musim liburan. Bukan cuma jaga jarak fisik, bahkan dia menyaksikan tak hanya sekali kejadian penumpang yang sengaja tak mengenakan masker.

"Sebenarnya dari pihak satpam sudah cukup tegas, ya. Tapi ya itu tadi waktu satpam pergi dia terus lepas lagi, lupa rata-rata itu," tuturnya.

Tak hanya itu, sebenarnya petugas juga sudah melakukan pengendalian jumlah penumpang. Namun, Eka menyadari bukan perkara mudah membatasi penumpang rombongan.

"Misalnya saya keluarga membawa istri dan tiga orang anak. Kan tidak mungkin bapak ibunya masuk tapi tiga anaknya tidak. Case-nya kebanyakan gitu, rombongan satu RT datang mau ke Jogja ditanya pasti mau jalan-jalan. Mungkin sudah pada tidak tahan untuk jalan-jalan kali ya karena sekarang rata-rata penuh," urainya.

Pramekers pun sebenarnya mengapresiasi kinerja PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia yang mengelola KRL yang responsif menyikapi persoalan di lapangan. Akan tetapi, Eka masih berharap PT KCI mau menambah jumlah perjalanan demi mengantisipasi berjubelnya penumpang.

"Saya telah memberikan masukan untuk jamnya ditambah lagi agar di pandemi ini lebih longgar itu saja solusinya," pungkasnya.

3. KCI klaim sudah tambah jadwal keberangkatan

Penumpang Berkerumun di KRL Solo-Yogyakarta, Ini Kata KCIIlustrasi Gerbong KRL (Instagram.com/@ariefwismansyah)

Terpisah, Vice President Corporate Secretary PT KCI, Anne Purba, mensinyalir kondisi dalam foto beredar bisa saja terjadi hanya pada kereta atau gerbong tertentu. Namun, pada kereta yang lain kondisinya kosong dan lebih lengang.

"Hal ini karena biasanya pada akhir pekan dan hari libur diisi para pengguna musiman yang menggunakan kereta dalam rombongan kecil atau keluarga yang tidak mau terpisah selama perjalanan," kata Anne dalam keterangan resminya.

Anne menjelaskan, pada libur Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021 ini hingga pukul 12.00 WIB tercatat 3.752 orang menggunakan jasa KRL Yogyakarta-Solo. Atau bertambah 4 persen dibandingkan waktu yang sama pada hari Senin 31 Mei 2021.

Sejumlah stasiun yang volume penggunanya naik cukup besar antara lain Stasiun Solo Balapan, yakni 1.244 pengguna atau naik 7 persen dibanding Senin 31 Mei pada waktu yang sama. Kemudian, Stasiun Tugu Yogyakarta, sebanyak 894 pengguna atau tambah 12 persen dan Stasiun Purwosari, sejumlah 434 pengguna, naik 8 persen.

"Naiknya jumlah pengguna ini sejalan dengan karakteristik pengguna KRL Yogyakarta Solo yang memang lebih banyak menggunakan KRL pada akhir pekan dan hari libur dibandingkan hari kerja," paparnya.

Sesuai izin Kementerian Perhubungan dalam Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) tahun 2021, setiap harinya KAI Commuter menjalankan 20 perjalanan KRL per hari dengan total 8 kereta dalam 1 rangkaian. Tak menutup kemungkinan bagi pihaknya menambah jumlah perjalanan mengantisipasi lonjakan penumpang. Seperti hari ini, dengan menambah dua waktu perjalanan pada pukul 11.20 WIB dari Stasiun Solo Balapan dan pukul 18.30 WIB dari Stasiun Yogyakarta.

"Sehingga total pada hari ini para pengguna KRL Yogyakarta-Solo dapat dilayani dengan 22 perjalanan KRL," ucapnya.

4. Minta calon pengguna layanan cermat rencanakan perjalanan

Penumpang Berkerumun di KRL Solo-Yogyakarta, Ini Kata KCIIlustrasi (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Dengan adanya jadwal KRL tambahan dan rangkaian kereta yang lebih panjang, pihaknya mengimbau para pengguna agar dapat merencanakan perjalannya dengan baik. Hindari naik kereta yang sudah terisi sesuai kuota, dan ikuti informasi kepadatan di stasiun secara real time melalui KRL Acces.

"KAI Commuter mengajak para pengguna untuk tetap mengikuti protokol kesehatan dan aturan yang berlaku di stasiun maupun di dalam KRL. Saat kondisi padat, KAI Commuter akan melakukan antrean penyekatan di stasiun untuk menjaga jumlah pengguna yang dapat naik ke KRL tetap sesuai dengan kuota," imbuh Anne.

Seluruh pengguna wajib mengenakan masker, termasuk anak-anak. Petugas di stasiun dan KRL senantiasa aktif berpatroli mengingatkan penggunaannya. "Kami juga mengajak para pengguna untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum maupun sesudah naik KRL memanfaatkan wastafel tambahan yang tersedia di stasiun," tutupnya.

Baca Juga: Ke Petilasan Mbah Maridjan Harus Naik Jip, Ini Kata Pegiat Jip Merapi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya