Pengunjung Padati Malioboro,Ini Langkah Antisipasi Pemkot Yogyakarta  

Pakai aplikasi SugengRawuh di pintu masuk tiap zona

Yogyakarta, IDN Times - Kawasan Malioboro di Kota Yogyakarta diprediksi masih akan jadi daya tarik pengunjung luar daerah selama momen libur Natal dan Tahun Baru 2022 esok.

Meski demikian, pemerintah kota tak melengkapi kawasan Malioboro dengan kode QR PeduliLindungi yang merupakan sarana untuk skrining dan pencegahan penyebaran COVID-19.

1. Malioboro bukan termasuk destinasi wisata

Pengunjung Padati Malioboro,Ini Langkah Antisipasi Pemkot Yogyakarta  Ilustrasi kawasan Malioboro (kemenpar.go.id)

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan pemkot tak melihat kawasan Malioboro sebagai suatu objek wisata, untuk itu tak diperlukan kode QR PeduliLindungi untuk memasuki kawasan tersebut.

"Malioboro bukan kawasan tunggal, bahkan sekarang bukan masuk destinasi wisata, tapi pusat oleh-oleh yang sebetulnya pusat pertokoan seperti toko-toko atau jalan-jalan pada umumnya," kata Heroe, Rabu (22/12/2021).

Namun bukan berarti pemkot tak melakukan antisipasi penyebaran virus Corona. Heroe menuturkan, pengawasan di lokasi ikonik milik Kota Gudeg itu akan diperketat.

"Kita ketatkan pengawasannya, tingkatkan jumlah orang yang mengawasi. Tidak hanya Jogoboro, tetapi elemen-elemen lain. Termasuk kita skrining acak antigen dan vaksinasi kita lakukan Sabtu-Minggu di Malioboro," imbuhnya.

 

2. Sistem buka dan tutup bagi kendaraan bermotor

Pengunjung Padati Malioboro,Ini Langkah Antisipasi Pemkot Yogyakarta  Ilustrasi kawasan Malioboro sebelum masa pandemik. (IDN Times/Febriana Sinta)

Memasuki kawasan Malioboro, Pemkot Yogyakarta akan menerapkan skema buka tutup bagi kendaraan bermotor guna mengurai kepadatan lalu lintas yang biasanya sesak tiap momen liburan Nataru.

"Kita buka-tutup, karena kalau kita tutup malah terjadi kerumunan. Dengan dialirkan kendaraan sebetulnya supaya tidak tejadi kerumunan, sehingga dinamikanya akan kita tutup saat kondisi penuh. Kalau sudah longgar kita buka lagi. Sesuai dengan kondisi lapangan," pungkasnya.

Baca Juga: Tahun Depan PKL Malioboro Dipindah, 2 Lokasi Ini Jadi Tempat Baru 

Baca Juga: Pemkot Yogyakarta Gelar Tes COVID Acak Tiap Akhir Pekan di Malioboro 

3. Mulai dibanjiri kendaraan pelat nomor luar kota

Pengunjung Padati Malioboro,Ini Langkah Antisipasi Pemkot Yogyakarta  Kepala UPT Malioboro Ekwanto. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Terpisah, Ekwanto selaku selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya melaporkan kawasan Malioboro mulai dibanjiri pengunjung luar daerah mendekati puncak libur Nataru.

"Seminggu ini sudah mulai ramai sekali. Termasuk bus-bus, pelat dari luar kota sudah banyak sekali. Orang Yogyakarta yang sekadar melintas juga ada, hanya lewat saja tapi kan bikin crowded juga," kata Ekwanto saat dihubungi, Rabu.

Ekwanto belum memberikan data lengkap terkait peningkatan jumlah kunjungan ini, namun segala potensi kerumunan selalu diantisipasi, termasuk salah satunya melalui aturan zonasi dan pembatasan pengunjung di Malioboro.

Sepanjang area pedestrian Malioboro, diterangkan Ekwanto, sudah dibagi ke dalam lima zona yang tiap zonanya terbatas untuk seribu pengunjung saja dalam satu waktu. Sementara dalam situasi normal paling banyak tercatat mencapai dua hingga tiga ribu pengunjung.

"Batasnya seribu maksimal, kecuali nanti ada kebijakan baru dari pimpinan," ucapnya.

4. Pakai aplikasi SugengRawuh di tiap pintu masuk zona

Pengunjung Padati Malioboro,Ini Langkah Antisipasi Pemkot Yogyakarta  Ilustrasi aplikasi-aplikasi mobile. (Pixabay.com/JESHOOTS-com)

Bentuk antisipasi lain adalah dengan menggunakan aplikasi SugengRawuh buatan Pemkot Yogyakarta sebagai ganti kode QR PeduliLindungi. Aplikasi yang digunakan untuk mencatat angka kunjungan wisatawan di kawasan Malioboro akan dilengkapi kode QR untuk pemakaiannya.

Prosedurnya, di masing-masing pengunjung diminta memindai kode QR dan mengisi data diri serta nomor telepon ke dalamnya.

"Setiap pengunjung Malioboro harus pakai SugengRawuh di tiap pintu masuk zona," tegas Ekwanto.

Untuk mengoptimalkan pencegahan penularan COVID-19, skrining acak manual dan layanan vaksinasi tetap diaktifkan. Walaupun, klaim Ekwanto, saat ini sulit menemukan pengunjung yang belum tervaksinasi.

"Dapat 5 sampai 10 orang (belum vaksinasi) itu sudah bagus. Artinya, rata-rata orang yang masuk Malioboro itu sudah vaksin semua," sebut Ekwanto.

Selanjutnya wisatawan atau pengunjung luar daerah yang datang dengan angkutan pariwisata telah diperiksa dan disaring terlebih dahulu melalui one gate system atau sistem satu pintu di Terminal Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya