Pedestrianisasi Malioboro, Sejumlah Ruas Jalan Jadi Searah

Uji coba rekayasa lalu lintas mulai dilakukan 3 November

Yogyakarta, IDN Times - Demi mendukung pedestrianisasi Kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, uji coba manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) akan mulai diberlakukan pekan depan.

Nantinya, beberapa ruas jalan akan menjadi searah. Belum lagi larangan bagi kendaraan bermotor untuk melintas di titik tertentu.

Baca Juga: 300 Personel Keamanan Jaga Tugu dan Malioboro Selama Libur Panjang 

1. Sejumlah ruas jadi searah

Pedestrianisasi Malioboro, Sejumlah Ruas Jalan Jadi SearahRekayasa lalu lintas di Malioboro. Dok. Humas Pemda DIY

Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Ni Made Dwi Panti Indrayanti menjelaskan, uji coba manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) di kawasan Malioboro berlangsung 3–15 November 2020.

"Uji coba rekayasa lalu lintas menerapkan model giratori atau pengaturan arah lalu lintas satu arah berlawanan dengan arah jarum jam," kata Made dalam keterangannya, Sabtu (31/10/2020).

Pengaturan arah lalu lintas satu arah berlaku di ruas Jalan Malioboro Jalan Mataram, Jalan Mayor Suryotomo, Jalan Pasar Kembang, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Bhayangkara, Jalan Jlagran, Jalan Pembela Tanah Air, dan Jalan Kemetiran.

Khusus Jalan Malioboro, uji coba satu arah pada 3 November 2020 akan dimulai pukul 11.00–22.00 WIB, kemudian 4–15 November 2020 dimulai pukul 06.00–22.00 WIB.

"Selain di Jalan Malioboro, uji coba satu arahnya kami berlakukan 24 jam," tegas Made.

2. Kendaraan bermotor dilarang melintas Malioboro

Pedestrianisasi Malioboro, Sejumlah Ruas Jalan Jadi SearahLalu lintas di Kawasan Malioboro. IDN Times/Paulus Risang

Made melanjutkan, seiring rekayasa lalu lintas ini berjalan, kendaraan bermotor juga dilarang melintas di Jalan Malioboro.

"Kami hanya memperkenankan kendaraan tidak bermotor yang boleh melintas, kecuali Bus Transjogja, kemudian kepolisian, layanan kesehatan, kebakaran, dan kendaraan patroli," urai Made.

Sesuai protokol COVID-19, pesepeda masih boleh melintas Jalan Malioboro asal tidak berhenti, parkir, maupun berkerumun.

3. Dukung pedestrianisasi dan demi world heritage UNESCO

Pedestrianisasi Malioboro, Sejumlah Ruas Jalan Jadi SearahIlustrasi kawasan Malioboro. IDN Times/Paulus Risang

Dijelaskan Made, MRLL yang dilaksanakan bersama Pemerintah Kota Yogyakarta ini tidak lain demi mendukung pedestrianisasi di kawasan Malioboro.

"Malioboro merupakan bagian dari kawasan sumbu filosofi. Di mana kawasan tersebut sedang diajukan sebagai bagian dari world heritage UNESCO, sehingga penataan transportasi menjadi salah satu poin penting," imbuh Made.

Pemda DIY di satu sisi juga sudah mensosialisasikan dan berkoordinasi di tingkat kecamatan, kelurahan, hingga komunitas untuk pelaksanaan program ini.

Seiring uji coba rekayasa lalu lintas ini, pemerintah berharap perekonomian di Malioboro bakal kembali menggeliat. Mengingat, para pengunjung atau wisatawan diperkirakan akan lebih leluasa menikmati suasana di Malioboro.

"Kami berharap ini membantu semua aktivitas yang nantinya berjalan, termasuk membantu PKL yang ada di sana," ujarnya menambahkan.

Sementara untuk kantong parkir di Kawasan Malioboro, wisatawan bisa menggunakan Parkir Senopati yang berangkat dari arah Gembira Loka Zoo, sementara mereka yang dari arah barat disarankan parkir di Ngabean. Pengunjung dari arah Magelang bisa menggunakan Parkir Abu Bakar Ali.

Made mengakui dari sisi kapasitas kantong parkir mungkin tak bisa menampung kendaraan pengunjung.

"Harapannya memang pemanfaatan angkutan umum menjadi titik tekan," tandasnya.

Baca Juga: Masyarakat Jogja Gotong Royong Bersihkan Malioboro Pasca Aksi Demo

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya