Pedagang Makanan Malioboro yang Nuthuk Pembeli Ternyata Pemain Baru 

Pedagang tersebut berada di Jalan Perwakilan

Yogyakarta, IDN Times - Belakangan viral sebuah video Tiktok dari akun @aulroket yang mengeluhkan harga seporsi pecel lele di sebuah warung sekitar Kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, yang dinilai terlalu mahal.

Namun, terungkap baru-baru ini jika warung tersebut merupakan sebuah rumah makan. Lokasinya pun lebih tepatnya berada di Jalan Perwakilan atau area pertokoan selatan kantor DPRD DIY.

Hal ini diketahui melalui hasil penelusuran Camat Danurejan Bambang Endro Wibowo bersama jajarannya.

Baca Juga: Viral Lesehan Malioboro Nuthuk Wisatawan, Lalapan dan Sambal Rp10 Ribu

1. Bangunan permanen, bukan lapak tenda

Pedagang Makanan Malioboro yang Nuthuk Pembeli Ternyata Pemain Baru Jalan Perwakilan, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta. (Tangkapan layar Google Maps)

Bambang menyebut telah menemukan tempat yang diduga merupakan warung makan pecel lele pada video milik @aulroket. Pihaknya mengenali berdasarkan ciri-ciri bangunan dan lokasi pengambilan gambar.

Namun, apa yang ia lihat menurutnya bukanlah warung kaki lima. Melainkan, bangunan permanen layaknya sebuah rumah makan berkonsep lesehan.

"Yang warung yang indikasi viral tersebut ternyata bukan PKL. Kalau PKL kan di trotoar dengan tenda bongkar pasang, tidak permanen. Seperti di kios rumah makan. Kalau ini permanen, masuk kategorinya rumah makan," kata Bambang saat dihubungi, Kamis (27/5/2021).

Dengan kategori bangunan yang demikian, maka menurut Bambang adalah kewenangan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta untuk pengaturannya. Sementara kecamatan fokus ke PKL.

"Kita tanya mereka (pengelola rumah makan) belum ngaku (dimaksud dalam video keluhan). Karena memang dari video di TikTok nggak ngomong makan di warung ini dan tidak ada notanya nggak ngomong di mana. Jadi, memang susah mencarinya," ujarnya.

2. Ada daftar harga yang sama

Pedagang Makanan Malioboro yang Nuthuk Pembeli Ternyata Pemain Baru Ilustrasi pecel lele (instagram.com/aaferry)

Meski pemilik membantah, Bambang yakin warung tersebut adalah tempat makan yang dimaksud akun TikTok @aulroket. Keyakinannya diperkuat kala ia mendapati seporsi pecel lele dengan nasi dan lalapan dengan harga yang disebutkan akun tadi.

Daftar harga itu, kata Bambang, sudah dipajang pada menu. Maka dari itu, ia menilai tak ada kesalahan yang dilakukan pemilik rumah makan.

"Kalau segi dia jualan sudah mampang daftar harga kok. Tertulis di situ tadi lele sekian sambal lalap Rp10 ribu, ada memang nasi putih Rp7 ribu ada. Nggak salah sebenarnya penjualannya," cetusnya.

3. Pemilik usaha baru

Pedagang Makanan Malioboro yang Nuthuk Pembeli Ternyata Pemain Baru Ilustrasi kawasan Malioboro. IDN Times/Paulus Risang

Terpisah, Ketua Forum Komunikasi dan Koordinasi Perwakilan (FKKP) Adi Kusuma mengaku telah mengetahui peristiwa ini. Pihaknya bahkan telah mendatangi rumah makan yang dimaksud.

Adi pun memastikan rumah makan inilah yang viral di video TikTok milik akun @aulroket. Konsepnya memang lesehan, tapi bukan warung kaki lima.

"Pengelolanya merupakan orang yang baru dua bulan ini mengambil alih usaha pemilik lama di situ, dia belum bergabung dengan paguyuban dan mengaku tidak tahu aturan (harga kuliner Malioboro) itu," kata Adi Kusuma dalam keterangannya, Kamis (27/5/2021).

Dikatakan Adi, pemilik lama restoran itu telah gulung tikar akibat terpukul pandemi COVID-19. Setelahnya, si pemilik mengalihkan usahanya ke orang lain.

4. Di atas harga standar

Pedagang Makanan Malioboro yang Nuthuk Pembeli Ternyata Pemain Baru Wisatawan mengeluh harga makanan di Malioboro tak wajar. (Tangkapan layar tiktok.com/@aulroket)

Sama seperti penuturan Bambang, Adi berujar rumah makan itu memajang daftar harga mirip dengan yang dikeluhkan @aulroket. Yakni menu lele Rp20 ribu, nasi putih Rp7 ribu dan lalapan Rp10 ribu.

Namun, masalahnya harga yang disepakati FKKP untuk sepaket nasi, lele, lalap, sambal, dan teh adalah Rp30 ribu. Dan Rp15-17 ribu untuk harga satuan lele.

FKKP memberi teguran keras kepada sang pemilik usaha. Selain menyarankannya segera bergabung dengan paguyuban, ia meminta menyajikan harga wajar sebagai syarat meneruskan usaha.

"Pedagang baru ini mau koperatif dan sudah menyatakan siap tunduk pada ketentuan yang berlaku di kawasan Malioboro seperti paguyuban lain," imbuh dia.

FKKP, kata Adi, lantas berkoordinasi dengan Kecamatan Danurejan untuk menyusun sistem pengaduan di kawasan tersebut guna mencegah kejadian yang sama ke depannya.

"Jika ada wisatawan yang kembali merasa dirugikan saat berbelanja, bisa langsung membuat laporan dengan teknis yang kini sedang kami buat dan akan kami tangani saat itu juga," tandasnya.

Baca Juga: Viral Lesehan di Malioboro Nuthuk Pembeli, Ini Kata Paguyuban Pedagang

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya