Malioboro Dikepung COVID-19, Pedagang Pasar Beringharjo Positif

Kasus terkait PKL Malioboro bertambah 6

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota Yogyakarta melaporkan perkembangan terbaru terkait penyebaran COVID-19 di wilayahnya, Senin (14/9/2020).

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyebut terjadi penambahan kasus yang sebagian berhubungan dengan kasus lama. Adapun kasus baru menyangkut pedagang di Pasar Beringharjo.

Baca Juga: [UPDATE] Pasien COVID-19 Sembuh di Jogja Naik Sebanyak 23 Orang 

1. Pedagang sayur di Pasar Beringharjo positif corona

Malioboro Dikepung COVID-19, Pedagang Pasar Beringharjo PositifIlustrasi pedagang di Pasar Beringharjo. IDNTimes/Holy Kartika

Heroe menyebut pada hari ini pihaknya mendapat laporan mengenai adanya salah seorang pedagang sayur di Pasar Beringharjo yang terkonfirmasi COVID-19.

Pedagang tersebut biasa berjualan nangka muda atau gori di sisi selatan Pasar Beringharjo.

"Hari ini ada satu pedagang Beringharjo Timur yang jualan kebutuhan pokok sayur mayur positif (COVID-19)," kata Heroe dalam keterangannya, Senin (14/9/2020).

Pedagang tersebut mengalami gejala berupa batuk. Kemudian, sejak akhir Agustus diminta beristirahat dan tidak berjualan.

"Istirahat di rumah, kemudian rapid test reaktif dan ikut swab hasilnya positif. Semalam sudah diinformasikan ke Disperindag," katanya.

Tracing kontak pada pasien mendapati 18 orang yang masuk kriteria pemilik riwayat kontak erat. Beberapa di antaranya adalah para pedagang yang biasa berjualan berdekatan dengan pasien.

"Secepatnya nanti akan kita swab setelah hasil tracingnya ada," sambungnya.

Mengantisipasi penyebaran virus, disinfeksi dilakukan di sekitar tempat pasien berjualan hari ini dan besok pagi menyasar bagian Beringharjo Timur, tempat para pedagang kebutuhan pokok.

2. Kasus PKL Malioboro tambah 6

Malioboro Dikepung COVID-19, Pedagang Pasar Beringharjo PositifIlustrasi kawasan Malioboro. IDN Times/Paulus Risang

Di saat bersamaan, Heroe turut melaporkan adanya tambahan 6 kasus terkait PKL Malioboro.

"Untuk kasus Malioboro, ada penambahan 6 (kasus) dari hasil kontak erat dengan pedagang tas dan dompet di awal kasus," ujar Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta tersebut.

Enam pasien baru merupakan pedagang yang berjualan berdekatan dengan PKL pertama terkonfirmasi COVID-19. Serta beberapa anggota keluarga mereka.

"Ada yang satu keluarga kena, karena kebetulan bergantian berdagangnya. Ada yang ikut shalat jemaah berbarengan juga," terang Heroe.

Oleh karena itu pula, Heroe menyebut rentetan kasus ini belum menjadi klaster. Lantaran, status mereka selaku pemilik riwayat kontak erat dengan pasien pertama, sehingga masih dikategorikan penularan generasi pertama.

Namun, tambahan kasus baru ini memaksa Pemkot Yogyakarta memperluas cakupan penelusuran kontak. Disertai pengambilan sampel melalui uji swab secara acak terhadap para PKL guna memastikan status Malioboro.

"Perluasan tracing yang dilakukan adalah swab dilakukan di samping dengan kontak erat kasus positif juga beberapa pedagang yang tidak kontak erat sebagai sampel dari utara sampai selatan (Malioboro). Teknisnya berapa, Dinkes yang menghitung. Tapi di Malioboro akan banyak dilakukan sampel swab," paparnya panjang.

Disinggung kemungkinan skenario terburuk kebijakan yang akan diambil buat Malioboro, Heroe enggan berkomentar.

"Jangan bicara skenario terburuk. Kalo kita ambil keputusan karena ada data yang mendukung dan ada pendapat ahli yang bisa menjelaskan, baru kita ambil keputusan," ujarnya.

Heroe pun menyebut para pedagang di Malioboro masih diperbolehkan berjualan. Kecuali yang sempat berdekatan dengan PKL kasus awal, apalagi mereka yang kini sudah dinyatakan positif corona.

Para wisatawan juga masih boleh berkunjung ke Malioboro meski dibatasi kuotanya.

"Hanya ruas-ruas yang ada PKL positif diliburkan untuk keperluan tracing dan swab," pungkasnya.

Sejauh ini sudah ada total 9 pemilik riwayat kontak erat dengan pasien pertama yang dinyatakan positif. Sebagian merupakan anggota keluarga PKL pertama terkonfirmasi COVID-19 dan sisanya rekan sesama pedagang.

 

3. Satu pasien klaster warung soto meninggal

Malioboro Dikepung COVID-19, Pedagang Pasar Beringharjo PositifIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada kesempatan ini, Heroe turut menyampaikan adanya salah seorang pasien dalam klaster penyebaran COVID-19 pada warung Soto Lamongan, depan XT Square Umbulharjo, yang meninggal dunia.

"Hari ini kasus soto Lamongan ada berita, tetangga yang positif meninggal semalam," kata Heroe.

Pasien berusia 60 tahun tersebut diumumkan positif COVID-19 pada 4 September 2020 lalu. Ia sempat mengalami gejala berupa batuk serta panas sehingga harus menjalani rawat inap di rumah sakit.

Klaster Warung Soto Lamongan ini sendiri memiliki 25 kasus di dalamnya. Terdiri dari pedagang yang merupakan pasien awal, anggota keluarganya, tetangga, serta pembeli di warung tersebut.

Pada 9 September 2020 lalu, dilaporkan 10 pasien dalam klaster ini dinyatakan sembuh. Mereka semua merupakan anggota keluarga dari pedagang soto yang jadi kasus awal.

Baca Juga: 5 Karyawan BNI di Yogyakarta Positif COVID-19, Sejumlah Outlet Ditutup

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya