FKY 2019 Resmi Digelar, 'Kesenian' Kini Berganti Menjadi 'Kebudayaan'

Kemeriahan pawai dan panggung budaya jadi pembukanya

Yogyakarta, IDN Times - Pawai dan panggung budaya memeriahkan pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2019, Kamis (4/7) sore.

Lebih kurang 2 ribu orang berpartisipasi dalam kegiatan pawai ini. Mereka terbagi dalam 33 kontingen yang berasal dari seluruh penjuru Daerah Istimewa Yogyakarta.

1. Berangkat dari dua titik berbeda

FKY 2019 Resmi Digelar, 'Kesenian' Kini Berganti Menjadi 'Kebudayaan'IDN Times/Tunggul Kumoro

Pawai pembukaan FKY 2019 dimulai sekitar pukul 16.00 sore. Titik pemberangkatan pun dibagi menjadi dua lokasi.

Rombongan pawai pertama berjumlah 21 kontingen dilepas dari Kompleks Kepatihan dengan rute Jalan Malioboro ke arah utara menuju depan Museum Sonobudoyo. Sementara sisanya berangkat dari Kompleks Pakualaman via Jalan Sultan Agung dan Jalan Senopati dengan tujuan sama.

Acara ini tak pelak menyedot antusiasme warga yang kemudian tumpah ruah ke sisi kiri, kanan, bahkan tengah jalan raya. Para turis mancanegara pun berdecak kagum bahkan sampai rela berdesak-desakan guna bisa mengabadikan momen ini.

Baca Juga: Suarakan Konservasi Lingkungan, Pesta Kesenian Bali Ingatkan Jaga Alam

2. Memukau dengan beragam atraksi seni dan budaya

FKY 2019 Resmi Digelar, 'Kesenian' Kini Berganti Menjadi 'Kebudayaan'IDN Times/Tunggul Kumoro

Rombongan kontingen yang berangkat dari dua titik berbeda ini punya caranya masing-masing dalam 'menghipnotis' para penonton. Beberapa di antaranya lewat seni garapan berupa kostum batik aneka warna kembang, hasil karya 20 Rintisan Kelurahan budaya Kota Yogyakarta.

Adapun kontingen yang akan menampilkan sajian kuliner khas kabupaten masing-masing, macam pecel dan jadah tempe. Di mana semua itu dipadu dengan kostum unik, koreografi ciamik, serta balutan kombinasi musik tradisional dan modern.

Di bagian rombongan lain, ada pula yang dikawal oleh Bregada Wiro Muhdo pembawa panji-panji FKY 2019, dibuntuti iring-iringan paseduluran angkringan silat.

Dinas Kebudayaan masing-masing kabupaten/kota pun seakan tak mau kalah dari para pegiat seni atau komunitas yang menjadi penampil. Sementara Bantul menampilkan adat tradisi upacara Jala Sutra, Kulon Progo mengerahkan 250 penari angguk.

Pada akhirnya, seluruh kontingen yang dilepas dari dua titik itu bertemu di kawasan nol kilometer, sebelum berlanjut ke depan Museum Sonobudoyo. Di situ pula berdiri panggung pembukaan FKY 2019, tempat dibukanya rangkaian festival yang berlangsung hingga 21 Juli 2019.

Lagu 'Bagimu Negeri' diiringi permainan gitar Eross 'Sheila on 7' menjadi awal dari pembukaan festival ini. Disusul tarian massal komposisi Kinanthi Sandhung oleh 100 penari dan sanggar seni Kinanti Sekar.

Puncak momen pembukaan sendiri ditandai dengan menekan tombol klakson pada mobil kayuh yang dipilih sebagai simbol dialog budaya massa dan budaya tradisi.

3. Tema 'Mulanira'

FKY 2019 Resmi Digelar, 'Kesenian' Kini Berganti Menjadi 'Kebudayaan'IDN Times/Tunggul Kumoro

Ketua Umum FKY 2019, Paksi Raras Alit menjelaskan bahwa dalam gelaran kali ini tema yang diambil adalah 'Mulanira'. Diambil dari Bahasa Jawa kuno yang berarti pada mulanya, awalnya, yang pertama, serta penciptaan. Dengan tagline 'ruang, ragam, interaksi'.

"Kami ingin membaca lagi Mulanira Yogyakarta sebagai sebuah ruang bagi beragam interaksi budaya. Yogyakarta telah menjadi ruang temu beragam kebudayaan sejak awal. Interaksi yang terjadi di dalamnya berhasil mendasari semangat toleransi dan tepo seliro. Semangat itulah yang coba kami hadirkan kembali," paparnya.

4. Berubah, dari 'Kesenian' jadi 'Kebudayaan'

FKY 2019 Resmi Digelar, 'Kesenian' Kini Berganti Menjadi 'Kebudayaan'IDN Times/Tunggul Kumoro

Gelaran tahun ini sendiri sebenarnya juga telah mengalami perubahan konsep. Paling kentara adalah dengan bergantinya penamaan dari FKY yang selama ini dikenal sebagai singkatan 'Festival Kesenian Yogyakarta' menjadi 'Festival Kebudayaan Yogyakarta'.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X dalam sambutannya diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum Pemerintahan dan Politik, Umar priyono menerangkan perihal perubahan nomenklatur tersebut.

"Ini artinya, bahwa FKY bukan sekedar forum arena untuk unjuk kebolehan diri dan kesenian semata, tetapi juga mengeksplor, menggali segenap potensi kebudayaan yang dimiliki DIY. Dan itu pastinya melibatkan peninggalan mulai dari Sri Sultan Hamengkubuwono yang pertama sampai sekarang," katanya.

Kebudayaan sendiri, lanjutnya, merupakan suatu hal yang bisa dijadikan sebagai pengingat bagi masyarakat akan rasa memiliki beragam budaya yang sudah ada sejak lama. Di satu sisi juga menjadi pengikat keberagaman nusantara.

"Mudah-mudahan dengan melestarikan kebudayaan, akan semakin kuat NKRI dan nilai-nilai kebhinnekaan," ucapnya.

Baca Juga: Tari Edan-edanan Asal Yogyakarta Tampil di Jakarnaval 2019

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya