DIY Dijatah 2,2 Juta Vaksin, Pemilik Komorbid Tak Masuk Daftar

Diprioritaskan bagi warga yang sehat

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Pusat telah mengalokasikan 2,2 juta vaksin COVID-19 untuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pekan lalu.

Jumlah ini disebut masih bisa berubah, menyesuaikan kebutuhan di daerah berdasarkan kategori penerima vaksin.

Baca Juga: Pemda DIY Tambah Tempat Tidur untuk Pasien COVID-19 di RS Rujukan

1. Bukan untuk pemilik komorbid

DIY Dijatah 2,2 Juta Vaksin, Pemilik Komorbid Tak Masuk DaftarPetugas RSUD Bahteramas Kendari mengenakan pakaian khusus di ruang isolasi khusus untuk pasien yang terinfeksi virus corona di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (28/1/2020). (ANTARA FOTO/JOJON)

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie menerangkan, hitungan itu telah disesuaikan dengan jumlah usia produktif dari total 3,8 juta jiwa penduduk di DIY. Diprioritaskan warga berusia 18-59 tahun yang bukan pemilik komorbid atau penyakit penyerta.

"(Penerima) mereka yang tidak punya komorbid, lalu saat akan vaksinasi dilaksanakan, dia tidak punya penyakit infeksi. Kriteria ini minimal yang haus dipegang. Jadi, tidak hanya umur, tapi tidak boleh punya komorbid. Yang punya hipertensi, DM (Diabetes Mellitus), gak (vaksin). Sedangkan kalau kita mau berhitung, DIY itu banyak kasus hipertensi, DM, ginjal," kata Pembajun dalam keterangannya, Rabu (2/12/2020).

Maka dari itulah, lanjut Pembajun, data kandidat penerima vaksin ini masih bersifat fleksibel. Bisa sewaktu-waktu berubah tergantung temuan di lapangan.

2. Vaksin masih 'trial'

DIY Dijatah 2,2 Juta Vaksin, Pemilik Komorbid Tak Masuk DaftarIlustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Vaksin sendiri, kata Pembajun, dapat diartikan sebagai bibit penyakit yang dilemahkan guna merangsang pembentukan kekebalan tubuh. Dengan beradaptasi, zat yang disuntikkan menjadi antibodi sehingga mencegah terjangkit dari penyakit tertentu tersebut.

Pembajun berujar, pemerintah setelah vaksinasi masih perlu mengevaluasi kinerja vaksin COVID-19 yang nantinya diberikan ke masyarakat. Seberapa jauh tingkat keberhasilan dan risikonya.

"Kenapa juga yang diminta di luar dari itu (kriteria pemilik komorbid), karena memang sebenarnya vaksin ini masih trial kan," ujarnya.

"Kalau trial, harus orang yang sehat, jangan yang punya masalah (kesehatan). Nanti malah jadi masalah lagi," sambung dia," sambung Pembajun menegaskan.

3. Latih vaksinator dan rencana sosialisasi

DIY Dijatah 2,2 Juta Vaksin, Pemilik Komorbid Tak Masuk DaftarKepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie bersiap menyamput para WNI dari Wuhan, Sabtu (15/2). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Demi keberhasilan proses vaksinasi COVID-19, Pemda DIY juga telah menyiapkan petugas vaksinator. Demikian pula pemerintah kabupaten/kota serta fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang ada di DIY.

"Mereka mengirimkan vaksinatornya untuk dilatih (vaksinasi)," terang Pembajun.

Setelahnya, pemerintah akan menyusun langkah sosialisasi vaksinasi ini kepada masyarakat. Perihal manfaat dan kekurangannya.

"Infonya kan (distribusi vaksin) akhir Desember, tapi rasanya mungkin akan mundur lagi. Tapi, pasti kita akan sosialisasi secara bertahap," pungkasnya.

Baca Juga: Vaksin Jadi Harapan Guru agar Bisa Tatap Muka dengan Siswa di Sekolah

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya