Arca di Sleman Diperkirakan Berusia 10 Abad Lebih

Berasal dari era Mataram Kuno

Sleman, IDN Times - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DI Yogyakarta memperkirakan dua buah arca yang ditemukan di Dusun Kalijeruk ll RT 01 RW 04 Widodomartani, Ngemplak, Sleman, adalah bagian dari era Mataram kuno.

Sepasang arca berjenis agastya dan nandi yang ditemukan tertimbun dalam tanah kas desa itu, usianya diperkirakan telah mencapai ratusan atau bahkan ribuan tahun.

Baca Juga: Operator Alat Berat Temukan Dua Arca Saat Gali Tanah di Sleman

1. Dari abad ke-9

Arca di Sleman Diperkirakan Berusia 10 Abad LebihKepala Unit Penyelamatan, Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, M. Taufik. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Kepala Unit Penyelamatan, Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB DIY, Muhammad Taufik memperkirakan dua arca itu telah ada semenjak abad ke-9. Sekitar tahun 801 sampai 899 masehi.

"Dua arca berdasarkan pengamatan awal dari zaman Hindu. Arca Nandi dan Agastya. Agastya cirinya membawa kendi, orang tua gendut berjenggot, sudah jelas. Kira-kira abad ke 9, 800 masehi. Sezaman dengan candi Kedulan, Kimpulan, Morangan," kata Taufik saat ditemui di lokasi, Rabu (29/1).

2. Pernah ada candi

Arca di Sleman Diperkirakan Berusia 10 Abad LebihBatuan candi ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan arca. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Dengan ditemukannya dua arca itu, pihaknya menduga kuat dahulu ada sebuah candi yang didirikan di kawasan tersebut. Petunjuk pertama adalah temuan arca agastya.

Agastya, menurut Taufik, merupakan salah satu dari lima arca yang pada umumnya dipasang pada sebuah candi, sesuai arah mata angin. Hanya saja memang untuk empat lainnya, yang berjenis nandiswara, durga, ganesha, dan kala belum diketemukan.

Belum lagi petunjuk lain seperti lokasi yang berdekatan dengan sumber mata air berupa sungai, lalu batuan persegi yang diperkirakan adalah bagian dari candi. "Batu untuk struktur. Kemungkinan dari kaki candi, badan maupun atap candi," sambungnya.

"Sudah kelihatan sekali ada temuan-temuan itu, sudah jelas candi. Ada batu penyusunnya, ada arcanya. Jelas ini candi," kata Taufik menambahkan.

Cuma, jika dilihat dari ukuran arcanya, candi ini perkiraannya hanya candi perwara atau pengiring saja. Alias bukan induk. "Tapi itu asumsi pertama. Mungkin yang kita temukan adalah candi perwaranya atau nanti ada candi induknya yang lebih besar, kan kita belum tahu," papar dia.

3. Ekskavasi belum memungkinkan

Arca di Sleman Diperkirakan Berusia 10 Abad LebihLokasi penemuan arca di Ngemplak, Sleman. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Taufik memperkirakan candi beserta arca-arcanya ini terkena aliran lahar hujan kemudian tertimbun material tanah yang terbawa melalui sungai tak jauh dari titik ditemukannya benda-benda purbakala tadi. Bisa sampai demikian karena, perkiraannya lagi, dahulu sungai berukuran lebih besar dan sekarang telah menyempit seiring perkembangan zaman.

Namun, teori itu belum bisa dipastikan sebelum adanya upaya ekskavasi. Akan tetapi langkah tersebut sepertinya akan tertunda, mengingat sekarang masih memasuki musim penghujan.

Musim penghujan dinilai bakal menyulitkan upaya penggalian. "Paling cepat menunggu musim kemarau," terangnya.

Selain itu, pihaknya juga tidak bisa melarang pembuatan tempat penampungan kotoran sapi di lokasi ditemukannya arca. BPCB hanya meminta agar pekerjaan dihentikan terlebih dahulu.

"Ini lokasi bukan milik kami. Ada milik desa dan warga. Saya gak boleh melarang pembangunannya. Kalau dia temukan barang (purbakala) harus dilaporkan atau pembangunan dihentikan dulu," pungkasnya.

Baca Juga: Kostum Keraton Agung Sejagat Ternyata Dibuat oleh Warga Bantul

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya