2.051 Anak Terpapar COVID-19 di DIY Sepanjang Juni, Tertinggi di 2021

Orangtua wajib lebih waspada dan perhatikan prokes

Yogyakarta, IDN Times - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatatkan 2.051 kasus anak terpapar COVID-19 sepanjang Juni 2021. Angka tersebut menjadi yang tertinggi sejak Januari tahun ini.

Baca Juga: Lebih Rentan COVID-19, Anak dan Orangtua Harus Ketat Prokes

1. Merangkak naik tiga bulan terakhir

2.051 Anak Terpapar COVID-19 di DIY Sepanjang Juni, Tertinggi di 2021Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Ayu Afria)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan DIY, angka keterpaparan COVID-19 pada pasien usia anak pada bulan Juni adalah yang tertinggi sepanjang tahun 2021 ini.

Pada Januari 2021 silam, kasus COVID-19 pada anak tercatat 1.031 kasus. Sementara pada Bulan Februari 619 kasus dan 783 kasus di bulan berikutnya.

Sempat turun pada April, yakni 598 kasus, jumlah kasus COVID-19 pada pasien anak naik kembali menjadi 926 kasus di bulan Mei.

Kenaikan dari bulan Mei ke Juni sendiri menjadi yang tertinggi sejauh ini, yakni meningkat 1.126 kasus.

2. Total 3 ribu lebih kasus pada usia 0-10 tahun

2.051 Anak Terpapar COVID-19 di DIY Sepanjang Juni, Tertinggi di 2021Ilustrasi COVID-19 pada anak (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyianingastutie, menjabarkan sejak masa pandemi COVID-19 terhitung ada 3.227 anak dalam rentang usia 0-10 tahun yang terpapar virus corona.

Sedangkan untuk kategori usia di 11-20 tahun, Dinas Kesehatan DIY mencatat total ada 5.554 kasus.

"Paling tinggi itu pada usia 21 sampai 30 tahun. Itu hampir 9.500 kasus. Ya mereka kuat, mereka (kondisi) baik, tapi yang di rumah jangan lupa," kata Pembajun dalam sesi konferensi pers yang disiarkan secara daring, Jumat (25/6/2021).

3. Ikuti rekomendasi IDAI

2.051 Anak Terpapar COVID-19 di DIY Sepanjang Juni, Tertinggi di 2021Seorang anak lelaki Muslim memakai masker pelindung meninggalkan Mesjid Agung setelah salat Idul Adha saat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di kota tua Delhi, India, Sabtu (1/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)

Menimbang angka kasus pada anak yang begitu tinggi, Pembajun meminta peran aktif dari orang tua. Salah satunya dengan mengikuti rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Mulai dari selektif mengajak anak bepergian atau tetap menjaganya di dalam rumah, hingga mendukung penundaan sekolah tatap muka.

"Misal, ada satu kejadian. Bapak ibunya mengajak anaknya ke vaksinasi massal, yang divaksin bapak ibunya, tapi anaknya dibawa, gak pakai masker lagi," keluhnya.

Di satu sisi, Pembajun mengingatkan kepada siapa saja untuk selalu disiplin menerapkan protokol pencegahan penularan COVID-19. Menerima dua dosis vaksin saja menurut dia, bukan jaminan mutlak terhindar dari paparan virus.

"Vaksin itu bukan berarti menghentikan virus. Viral load di wilayah kita semakin banyak semakin mudah kita terpapar. Vaksin hanya meringankan penderitaan atau kondisi untuk jatuh pada kematian," pungkasnya.

Baca Juga: Waspadai Gejala COVID-19 pada Anak, Tak Sama dengan Orang Dewasa

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya