Ilustrasi buah manggis (unsplash.com/id/@artrachen)
Sementara menurut Ir. Tony Khristanto Hariadi, salah satu dosen yang tergabung dalam pembuatan alat, sistem ini bersifat fleksibel karena kriteria pemilahannya dapat diprogram ulang menggunakan komputer. Dengan begitu, teknologi tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk manggis, tapi juga buah lainnya seperti jeruk, apel, atau komoditas ekspor lainnya.
“Chamber bisa diatur sesuai kebutuhan. Prinsip kerjanya sama, tinggal menyesuaikan kriteria buah yang akan dipilah,” jelas Toni.
Saat dilakukan uji coba skala laboratorium menunjukkan alat memiliki hasil yang menjanjikan dengan akurasi lebih dari 90 persen, khususnya pada pengukuran diameter buah yang memanfaatkan teknologi pengolahan citra digital. Sedangkan untuk deteksi kematangan dilakukan menggunakan metode Support Vector Machine atau SVM.
Ke depan, tim berharap dapat melakukan uji coba lapangan untuk melihat performa alat lebih komprehensif, sekaligus membuka peluang produksi massal agar dapat dimanfaatkan oleh pelaku industri buah dan sektor ekspor.