Tingkat Keterisian Selter Isolasi di Sleman Capai 80 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Tingkat keterisian selter isolasi COVID-19 yang didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman cukup tinggi beberapa waktu terakhir. Hal ini lantaran penambahan jumlah kasus positif COVID-19 yang juga tinggi. Dari data yang ada pada Rabu (16/2/2022) saja, terdapat tambahan 541 kasus baru di Sleman.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, Cahya Purnama, mengungkapkan, tingkat keterisian dua selter yang dikelola Pemkab Sleman, yakni Shelter Asrama Haji dan Rusunawa Gemawang, mencapai lebih dari 80 persen.
"Selter isolasi saat ini di Asrama Haji dan Rusunawa Gemawang keterisian sudah lebih dari 80 persen," ungkapnya pada Rabu (16/2/2022).
Baca Juga: 10 Proyek Strategis Pemkab Sleman Tahun 2022, Nilainya Rp280 Miliar
1. Rencanakan tambah shelter di UII
Menurut Cahya, lantaran tingkat keterisian selter isolasi sudah mulai tinggi, pihaknya pun mulai ancang-ancang untuk menambah selter. Salah satunya yang sudah siap adalah selter Universitas Islam Indonesia (UII), yang memiliki kapasitas 65-70 tempat tidur.
"(Selain UII) selter dari Unisa, di UGM juga mau buka selter, beberapa lain di institusi pendidikan terutama," terangnya.
2. Belum akan reaktivasi selter kalurahan
Cahya mengungkapkan, sementara ini pihaknya memang tengah terfokus pada selter tingkat kabupaten. Sementara itu, untuk selter yang ada di tingkat kalurahan belum akan direaktivasi. Sebab, hal ini perlu penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang cukup banyak.
"Kami belum memikirkan selter di kalurahan. Karena tenaganya, SDM yang harus dikerahkan harus cukup banyak bila akan membuat selter kalurahan. Tapi bila nanti selter yang ada di kabupaten penuh ya mau tidak mau ya harus menyiapkan," terangnya.
3. BOR rumah sakit sekitar 25 persen
Sementara itu, BOR di rumah sakit di angka sekitar 25 persen. Menurut Cahya, antaran angka fatalitas untuk varian Omicron sendiri tidak tinggi, maka hunian rumah sakit pun tidak terlalu banyak.
"(Walaupun fatalitas tidak tinggi) tapi tetap harus kita kendalikan. Ini bukan flu biasa, ini COVID-19. Artinya kalau kita abai, kasus ini akan meningkat terus. Otomatis yang masuk rumah sakit juga akan banyak," paparnya.
Baca Juga: Semakin Membara, 61 Kalurahan Sleman Masuk Zona Merah COVID-19