Tak Bisa Gunakan Smartphone,  Pengunjung Indogrosir Batal Rapid Test 

1.227 pengunjung Indogrosir telah lakukan rapid test 

Sleman, IDN Times - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman telah melakukan rapid test massal terhadap pengunjung Indogrosir pada Selasa (12/5) hingga Kamis (14/5) di GOR Pangukan. Namun, dari 1.422 pengunjung yang terdaftar dengan cara online, hanya ada 1.227 yang mengikuti test. Sedangkan sisanya tidak hadir tanpa memberikan keterangan yang jelas.

Selain banyak yang tidak memberikan keterangan, ternyata tidak sedikit pengunjung yang belum melakukan pendaftaran online Salah satunya adalah Sunardi yang berasal dari Kaliwaru, Condongcatur, Depok. Meski sudah sampai di GOR Pangukan, tetap saja Sunardi tidak diperbolehkan mengikuti rapid test lantaran belum terdaftar secara online.

Baca Juga: Rekap Kasus COVID-19 DIY, Jumlah Klaster Indogrosir Meroket 

1. Tidak bisa menggunakan smartphone

Tak Bisa Gunakan Smartphone,  Pengunjung Indogrosir Batal Rapid Test Salah satu warga yang tidak bisa ikut rapid test massal. Dok: istimewa

Sunardi menjelaskan, dirinya merupakan pengunjung aktif Indogrosir. Hampir setiap hari lak-laki berusia 54 tahun ini berbelanja di pusat perbelanjaan yang terletak di Jalan Magelang untuk membeli stok barang di toko kelontong miliknya.

Sunardi mengaku terpaksa tidak mengikuti rapid test karena tidak mengetahui cara mendaftar dengan menggunakan smartphone 

"Saya pengunjung Indogrosir paling aktif, bahkan tiap hari saya ke sana. Bahkan waktu ada mobil truk dua (petugas), itu saya pas di depan pintu. Jadi saya tanya ini ada apa, kejadian begini, saya takut karena posisi kepala keluarga. Kalau di karantina saya tidak berani daftar, Tapi karena orang kampung pada tahu, posisi saya keluar masuk Indogrosir, menyarankan saya harus tes," ungkapnya pada Kamis (14/5).

Baca Juga: 26 Karyawan Indogrosir Positif COVID-19, Dinkes Sleman: Di Luar Dugaan

2. Memilih untuk test mandiri

Tak Bisa Gunakan Smartphone,  Pengunjung Indogrosir Batal Rapid Test Rapid test massal yang diadakan oleh Dinkes Sleman di GOR Pangukan, Sleman. IDN Times/Siti Umaiyah

Menurut Sunardi, saat tetangga menyarankannya untuk mengikuti tes cepat COVID-19 dirinya juga dibekali sejumlah uang untuk melakukan tes mandiri. Dirinya pun sempat ingin ke salah satu rumah sakit swasta di Sleman. Namun  Sunardi juga ingin memastikan rapid test yang dilaksanakan di GOR Pangukan.

"Untuk membuktikan positif atau tidak. Saya dikasih uang Rp500 ribu sama kampung, untuk test. Saya sempat akan test ke Jogja Internasional Hospital (JIH), tapi karena kasus Indogrosir, coba saya di sini. Tapi ke sini kan syaratnya harus online, saya akan coba test di JIH," terangnya.

3. Pengunjung lain mengaku telat mendapat info pendaftaran

Tak Bisa Gunakan Smartphone,  Pengunjung Indogrosir Batal Rapid Test Salah satu pengunjung yang tidak bisa mengikuti rapid test massal. IDN Times/ Siti Umaiyah

Sementara itu, pengunjung tetap Indogrosir lainnya, Supriyanto mengaku terlambat mendapatkan informasi pendaftaran. Laki-laki berumur 32 tahun ini sebelumnya sempat datang ke Indogrosir pada tanggal 28 April. 

"Terlambat dapat info, saya daftar online terlambat. Ke depan saya akan isolasi mandiri sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sambil menunggu ada pendaftaran lagi. Kalau tidak ya saya test mandiri," paparnya. 

Baca Juga: Total 52 Orang Pengunjung Indogrosir Reaktif Rapid Test Massal

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya