Sultan HB X Ajak Warga Introspeksi untuk Berbagi dan Bangkit Bersama  

Sri Sultan HB X menyapa warga Yogyakarta setiap hari Selasa

Yogyakarta, IDN Times - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali menyapa pada Selasa (20/4). Program yang rutin dilaksanakan untuk menyampaikan pesan dan nasihat kepada masyarakat DIY dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini, Sultan menyapa jilid II menyampaikan pesan mengenai pentingnya introspeksi untuk berbagi dan bangkit bersama.

Sri Sultan HB X mengajak masyarakat untuk optimis melewati masa krtitis saat ini. Penderitaan dan kesedihan yang saat ini sedang terjadi akan membat kita kuat dan sadar, bahwa kita tidak sendiri.

1. Isi sapaan Sri Sultan HB X

Sultan HB X Ajak Warga Introspeksi untuk Berbagi dan Bangkit Bersama  Sri Sultan Hamengku Buwono X. IDN Times/Tunggul Damarjati

Inilah isi Sultan Menyapa edisi kedua, Selasa (21/4),

Introspeksi untuk Berbagi dan Bangkit Bersama

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Momentum ini adalah juga saat untuk kita introspeksi diri.
Manekung, maneges mring Gusti,
ke haribaan-Nya Yang Maha Pengampun.
Saat ini juga mengingatkan saya ketika menggaungkan Maklumat Reformasi
di hadapan ratusan ribu orang tahun 1998
bahwa kita akan bisa mengatasi masa krisis dengan baik. Tuhan telah membuka pintu mata hati kita. Hari ini, banyak diantara kita yang harus berpisah dengan orang orang yang dicinta. Marilah kita mengingat, bahwa derita yang kita rasakan adalah pertanda kita hidup. Pengorbanan yang kita sandang harus terbaca agar kita menjadi kuat, dan bahwa kita tidaklah sendiri.

Untuk maju, kita harus bangkit.
Bangkit dari diam, dan bergerak,
Bangkit, agar kita berdaya,
Bangkit, karena kita percaya,
Marilah Saudara-Saudaraku, kita bangkit bersama agar hidup ini lebih bermakna.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Baca Juga: Sultan: Sifat-sifat Serakah "3G" Harus Dicuci Habis

2. Dalam hidup ada bahagia, ada derita

Sultan HB X Ajak Warga Introspeksi untuk Berbagi dan Bangkit Bersama  IDN Times/Paulus Risang

Dalam keterangan tertulis dari Humas Pemda DIY, maksud sapaan Sri Sultan HB X kali ini adalah di dalam hidup ada fase bahagia, ada pula saat dimana manusia merasakan derita. Bahagia dan derita merupakan proses lumrah yang terjadi dalam kehidupan manusia. Baik sebagai diri pribadi, sebagai makhluk sosial, pun sebagai bagian dari sebuah kehidupan besar yang bernama dunia.

Di dalam hidup, manusia harus bisa bertindak tepat, sesuai dengan kondisi yang melingkupinya. Ada saat manusia harus menunduk, merenung, menunduk, merenung dan berpikir secara keseluruhan, tak hanya dari satu sisi saja.

"Itulah yang disebut fase kontemplasi dan introspeksi. Introspeksi memerlukan sebuah keberanian, cermat pikir, tenang hati, dan kesiapan mengakui segala perbuatan, dimana dalam sesanti Jawa, disebut sebagai prinsip 'Mulat Sarira Hangrasa Wani," tutur Kepala Humas Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Selasa (20/4).

Sejatinya, setiap manusia pasti pernah mengalami krisis, bisa jadi karena disebabkan oleh dirinya sendiri, ataupun disebabkan oleh faktor eksternal yang ada di lingkungannya.

3. Derita pasti dirasakan oleh setiap manusia

Sultan HB X Ajak Warga Introspeksi untuk Berbagi dan Bangkit Bersama  Humas Kepatihan Yogyakarta

Ditya menjelaskan, hal yang perlu disadari bersama, bahwa merasakan derita adalah pertanda kehidupan. Derita pasti pernah dirasakan oleh manusia yang memiliki hati dan perasaan. Ketika ada derita, pasti akan ada suka.

"Dimensi ini berlawanan, tetapi pasti dialami oleh setiap insan. Ketika akal pikiran tak mampu lagi menjangkau logika, berdoa memohon kepada Sang Khalik adalah ikhtiar terbaik. Manusia perlu mundur sakpecak , mengevaluasi apa yang sudah, sedang dan akan terjadi. Pun dengan kondisi saat ini, dimana banyak manusia merasa tertekan, dan bahkan tak tahu harus berbuat apa akibat wabah Corona," katanya.

4. Ini saat yang tepat untuk bangkit bersama

Sultan HB X Ajak Warga Introspeksi untuk Berbagi dan Bangkit Bersama  hipwee.com

Menurut Ditya, jika direnungkan, hal ini merupakan sebuah bencana global, dimana hampir seluruh dunia merasakan dampak wabah Corona. Di saat inilah manusia harus bangkit bersama, saiyeg saekpraya, menyalakan kembali sebuah asa ketika optimisme menipis. Nyala atau nur yang harus dibangkitkan dan dipertahankan adalah sifat gotong-royong yang sudah mendarah daging di seluruh hati warga.

"Penyemprotan disinfektan, pembatasan sosial mandiri, maraknya donasi dan distribusi bantuan swadaya, menunjukkan bahwa nur itu masih ada dan semakin terang cahayanya. Inilah kekuatan sejati seorang manusia, dimana ego pribadi dilebur, dan diarahkan untuk saling membantu tanpa ada tendensi. Semua dilakukan dengan sadar, dengan melebur harapan bersama manusia lainnya, demi menuju kondisi yang lebih baik dalam situasi buruk sekalipun," ungkapnya.

4. Bersatunya upaya lahiriah dan batiniah akan membawa manusia selangkah lebih tenteram

Sultan HB X Ajak Warga Introspeksi untuk Berbagi dan Bangkit Bersama  Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. IDN Times/Paulus Risang

Ditya melanjutkan, yang perlu dipahami, bersatunya upaya lahiriah dan batiniah, Madep Mantep Menembah Mring Gusti dan Ngudi Laku Utama Kanthi Sentoso Ing Budi akan membawa manusia selangkah lebih tentram dalam situasi apapun.

Menurutnya, kita tetap harus menjadi warga masyarakat yang migunani tumraping liyan dalam menghadapi realita kehidupan. Jangan merasa sendiri apalagi terhakimi dalam situasi ini, selalu selaraskan kehidupan dengan lingkungan dan alam, Yakin Marang Samubarang Tumindak Kang Dumadi.

"Mari kita melakukan introspeksi, Lir Handaya Paseban Jati, Mengalirkan hidup semata pada tuntunan Ilahi, dan kemudian bangkit bersama, holopis kuntul baris, mbangun bebrayan tumuju raharjaning praja. Melalui berdoa dan berupaya, segala bencana dan pagebluk pasti dapat dilewati bersama, agar kita hidup kembali tenang dan bahagia seperti sediakala," tambahnya.

Baca Juga: Sultan HB X Ingin Perantau Tidak Pulang ke Yogyakarta 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya