Sejak Awal Erupsi, Merapi Keluarkan 125 Kali Awan Panas Guguran

Awan panas ini lebih sedikit dibanding fase erupsi lainnya 

Sleman, IDN Times - Sejak dinyatakan erupsi pada awal Januari 2021, Gunung Merapi telah mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 125 kali. Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso mengungkapkan meski sudah ada ratusan kali terjadi awan panas namun jumlah tersebut masih cenderung kecil dibandingkan erupsi yang telah dialami Merapi fase sebelumnya. 

"Jadi pada minggu ini terjadi beberapa kali awan panas, sehingga total kejadian sejak tanggal 7 Januari 2021 sudah mencapai 125 kali. Ini jumlah yang tidak terlalu besar, karena pada erupsi sebelum-sebelumnya dalam sehari bisa mebcapai ratusan kali," ungkapnya pada Jumat (19/3/2021).

1. Minggu ini terjadi 211 kali guguran lava pijar

Sejak Awal Erupsi, Merapi Keluarkan 125 Kali Awan Panas GuguranGunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang terlihat dari Wonorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (18/1/2021). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Dari pengamatan BPPTKG pada periode minggu ini tercatat sebanyak tiga kali kejadian awan panas dengan jarak luncur maksimal sejauh 1 kilometer ke arah barat daya. Selain awan panas guguran, BPPTKG juga mencatat adanya ratusan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal sejauh 1,2 km

"Guguran lava teramati sebanyak 211 kali dengan estimasi jarak luncur maksimal 1,2 km ke arah barat daya dan empat kali ke dalam kawah," katanya.

Baca Juga: Lakoni Kirab Labuhan Merapi, Peserta Malah Temukan Kerangka Manusia

2. Volume kubah lava Merapi tercatat sebanyak 840.000 m3

Sejak Awal Erupsi, Merapi Keluarkan 125 Kali Awan Panas GuguranANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Selain awan panas guguran dan guguran lava pijar, BPPTKG juga mencatat adanya kejadian kegempaan Merapi. Di periode pengamatan yang sama, ada sebanyak dua kali gempa vulkanik dangkal, 33 kali gempa fase banyak, satu kali gempa low frekuensi, 1.059 kali gempa guguran, 64 kali gempa embusan dan 15 kali gempa Tektonik.

Sementara itu, untuk volume kubah lava yang berada di sektor barat daya sebesar 840 000 m3 dengan laju pertumbuhan 12 900 m3 per hari.

"Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 18 Maret terhadap tanggal 11 Maret 2021 menunjukkan ketinggian kubah tengah yaitu sebesar 65 m dan estimasi volume kubah sebesar 950.000 m3 dengan kecepatan pertumbuhan sejak 4 Januari 2021 sebesar 12.800 m3 per hari," terangnya.

3. Status Merapi masih siaga

Sejak Awal Erupsi, Merapi Keluarkan 125 Kali Awan Panas GuguranANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Hanik menjelaskan hingga saat ini status Gunung Merapi masih berada di tingkat siaga. Potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal lima km. Sedangkan pada sektor Tenggara yaitu sungai Gendol sejauh tiga km potensi bahaya serupa juga perlu diwaspadai.

"Erupsi eksplosif juga masih berpeluang terjadi dengan potensi bahaya berupa lontaran material vulkanik dalam radius tiga km dari puncak," paparnya.

Baca Juga: Terkena Muntahan Erupsi, Butuh 25 Tahun Pulihkan Hutan Merapi  

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya