Sapi yang Dievakuasi di Lereng Merapi Dapat Terapi dari Dokter Hewan

Sapi rentan stres saat dievakuasi

Sleman, IDN Times - Hingga saat ini, sudah ada 55 sapi milik warga di Kalitengah Lor yang dievakuasi, menyusul imbauan BPPTKG tentang kenaikan status Gunung Merapi.

Untuk mengantisipasi agar tidak ada sapi yang stres usai dievakuasi, Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan (DP3) Sleman telah menerjunkan dokter untuk memberikan terapi healing.

Baca Juga: Miskin Gas, Jadi Sebab Magma Gunung Merapi Tak Kunjung ke Permukaan

1. Sapi rentan stres usai dievakuasi

Sapi yang Dievakuasi di Lereng Merapi Dapat Terapi dari Dokter HewanHeru Saptono, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman. IDN Times/Siti Umaiyah

Menurut Kepala DP3 Sleman, Heru Saptono, sapi sangat rentan stres usai dievakuasi. Maka dari itu, selain menerjunkan dokter, pihaknya juga telah memberikan obat anti stres dan multivitamin.

"Ada petugas kami dari Poskeswan Cangkringan dan ada juga relawan dari Persatuan Dokter Hewan Indonesia. Kami juga sudah menyiapkan obat-obatan untuk penyakit sapi, termasuk obat-obatan yang selama ini biasanya muncul, sudah kami siapkan," ungkapnya pada Selasa (10/11/2020).

2. Akan dibuatkan 20 unit kandang ternak

Sapi yang Dievakuasi di Lereng Merapi Dapat Terapi dari Dokter HewanTernak di lereng Gunung Merapi. IDN Times/Tunggul Damarjati

Sebagai upaya agar sapi-sapi tetap tertampung dengan baik, pihaknya juga telah menyiapkan anggaran untuk dimasukkan dalam pos BPBD untuk pembuatan kandang ternak. Setidaknya akan ada 20 unit kandang ternak yang akan dibuatkan untuk menampung sebanyak 200 sapi.

"Kami sudah mengajukan RAB, nanti kalau itu sudah disetujui, kami langsung action kurang lebih 10 hari. Sejumlah 20 unit kandang ternak, untuk menampung 200 ekor ternak sapi potong," katanya.

3. Akan sisir pemukiman agar ternak bisa dievakuasi seluruhnya

Sapi yang Dievakuasi di Lereng Merapi Dapat Terapi dari Dokter HewanWarga mengevakuasi hewan ternak di Kalitengah lor, Cangkringan, Sleman, DIY, Senin (9/11/2020). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Sementara itu, Nawangwulan, Plt Kabid Peternakan Dan Kesehatan Hewan DP3 Sleman mengatakan jika dari data yang ada baru ada 36 sapi perah dan 19 sapi potong yang dievakuasi. Sisanya, masih ada sekitar 239 sapi yang belum dievakuasi karena warga masih ada yang enggan.

Untuk itu, pihaknya masih akan terus menyisir pemukiman warga di sejumlah titik, untuk mengedukasi pentingnya upaya evakuasi ternak.

"Evakuasi belum bisa semua. Karena proses edukasi. Karena ada masyarakat yang ternaknya belum mau diturunkan," paparnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto menyatakan, proses evakuasi sapi milik warga sudah dilakukan sejak 9 November 2020. Ternak sapi milik warga ini akan dikelompokkan menjadi ternak produktif dan ternak potong.

"Sekarang produktif di kandang Komunal Singlar. Yang sini (timur Barak Banjarsari) akan kita bangun untuk sapi potong. Saat ini sudah ada rancangan untuk nantinya mengajukan anggaran oleh DP3 ke BPBD," jelasnya.

Baca Juga: Jumlah Pengungsi Merapi Bertambah, Warga yang Trauma Ikut Mengungsi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya