Rapid Test Massal Indogrosir Hanya Bisa Akomodasi 5 Persen Pengunjung

Ada 15 ribu transaksi dalam kurun 19 April-4 Mei 2020

Sleman, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Sleman akan melakukan rapid test massal terhadap para pengunjung swalayan Indogrosir pada 12-14 Mei mendatang. Rencananya, tes cepat akan menyasar sebanyak 1500 pengunjung dan akan dilakukan di GOR Pangukan, Sleman.

Bupati Sleman, Sri Purnomo mengungkapkan, rapid test tersebut sebenarnya hanya mampu mengakomodasi sekitar 5 persen dari total pengunjung yang berbelanja pada kurun waktu 19 April-4 Mei 2020 lalu. Untuk itu, dia menekankan masyarakat yang belum bisa ikut rapid test massal untuk tidak panik dan tetap melakukan protokol pencegahan COVID-19.

Baca Juga: Pengunjung Indogrosir Bisa Daftar Rapid Test Massal Mulai Hari Minggu

1. Ada total 15 ribu nota yang dikeluarkan Indogrosir dalam kurun waktu 19 April-4 Mei

Rapid Test Massal Indogrosir Hanya Bisa Akomodasi 5 Persen PengunjungBupati Sleman menyapa. Dok: istimewa

Sri Purnomo menjelaskan, syarat utama mendaftarkan diri dalam rapid test massal adalah struk atau nota belanja. Namun, jika dilihat dari struk belanja yang dikeluarkan oleh Indogrosir rentan waktu 19 April-4 Mei, terdapat 15 ribu pengunjung yang melakukan transaksi.

Itu artinya, rapid test massal di Sleman hanya bisa mengakomodasi 5 persen dari total struk yang dikeluarkan. Padahal, pengunjung yang datang terkadang tidak sendiri pada saat mengunjungi Indogrosir.

"Kalau semua akan mengikuti rapid test, jelas tidak mungkin, karena yang belanja banyak, belum yang bawa anak istri. Padahal kira-kira yang bisa rapid test hanya sekitar 5 persen," terangnya dalam program Bupati Sleman Menyapa, pada Sabtu (9/5).

"Kalau tidak bisa masuk dalam perebutan untuk pendaftaran online tidak perlu resah. Bagaimana pun juga, itu yang belanja antara tanggal 19 April-4 Mei tercatat nota yang keluar kurang lebih 15 ribu," lanjutnya. 

2. Struk hilang? Tetap lakukan protokol COVID-19

Rapid Test Massal Indogrosir Hanya Bisa Akomodasi 5 Persen PengunjungIDN Times/Siti Umaiyah

Bupati mengungkapkan, banyak masyarakat yang mengeluhkan hanya memiliki satu struk belanja, padahal saat berkunjung ke Indogrosir bersama dengan anak dan suami. Ada juga yang mengaku struk belanja yang dimiliki telah hilang atau terbuang.

Menanggapi hal tersebut, Sri Purnomo menekankan jika memang tidak semua bisa ikut dalam rapid test massal yang dilakukan oleh Pemkab Sleman.

"Kalau punya struk 1, tapi saat belanja bawa anak dan suami, sedangkan rapid test kan hanya satu orang, harus tetap tenang. Itu nanti yang punya struk belanja tidak semua bisa masuk ke dalam pendaftaran online, karena dibatasi 1500," paparnya.

3. Bisa rapid test mandiri berbayar di RS

Rapid Test Massal Indogrosir Hanya Bisa Akomodasi 5 Persen PengunjungBupati Sleman, Sri Purnomo. IDN Times/Siti Umaiyah

Sri Purnomo menuturkan, bagi mereka yang belum bisa terakomodasi dan tetap ingin memeriksakan diri, bisa melakukan rapid test secara mandiri di rumah sakit swasta yang saat ini telah menyediakan layanan rapid test. Akan tetapi, bagi meraka yang tidak mau test secara mandiri, diminta untuk tetap melakukan protokol COVID-19.

"Yang tidak bisa ikut rapid test, tolong kalau pengen rapid test bisa di RS swasta. Mereka menyelenggarakan test rapid mandiri berbayar. Kalau tidak mau, di rumah, jaga kesehatan, jaga pola hidup bersih dan sehat. Tetap jaga jarak. Kalau nanti ada gejala demam, sesak nafas, suhu tinggi di atas 38°, mati rasa, itu segera disuruh langsung ke puskesmas atau ke RS yang melayani COVID-19," katanya.

Baca Juga: Pusat Perbelanjaan Indogrosir Jadi Klaster Baru COVID-19 di DIY

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya