Peneliti UGM Kembangkan Sistem Pembasmi Hama dengan Pesawat Tanpa Awak

Juga digunakan untuk pemetaan penyakit tanaman

Sleman, IDN Times - Serangan hama dan penyakit tanaman merupakan masalah yang kerap dihadapi petani di tanah air.  Hal tersebut turut mengakibatkan penurunan hasil pertanian dan perkebunan yang dapat mengancam ketahanan pangan di Indonesia.

Melihat hal tersebut, Andi Dharmawan bersama dengan peneliti lainnya dari Program Studi Elektronika dan Instrumentasi Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan inovasi sistem pembasmi hama dan penyakit tanaman melalui udara dengan memanfaatkan pesawat tanpa awak secara otonom.

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Perwira, TNI AD Jalin Kerja Sama dengan UGM

1. Lahan yang cukup luas jadi kendala

Peneliti UGM Kembangkan Sistem Pembasmi Hama dengan Pesawat Tanpa AwakLahan pertanian yang ada di Kabupaten Sleman. IDN Times/Siti Umaiyah

Menurut Andi, selama ini penanganan terhadap hama dan penyakit tanaman tidak bisa dilakukan dengan cepat akibat lahan yang cukup luas dan letaknya tersebar.

"Untuk itu, inovasi sistem pembasmi hama dan penyakit tanaman melalui udara dengan memanfaatkan pesawat tanpa awak secara otonom bisa dijadikan solusi dari masalah tersebut," katanya.

2. Memakai pesawat tanpa awak

Peneliti UGM Kembangkan Sistem Pembasmi Hama dengan Pesawat Tanpa AwakIDN TImes/Dhana Kencana

Andi mengatakan, sistem yang dikembangkan oleh timnya memakai pesawat tanpa awak (UAV) berjenis fixed wing. UAV ini dilengkapi dengan komponen elektronik seperti motor brushless, motor servo, GPS, telemetri, baterai, dan IMU6 DOF.

"Secara mekanik, pesawat dilengkapi dengan propeler 13”, maximum take of weight sebesar 4 Kg, serta bodi dibuat dari hardfoam. Selain itu dilengkapi pula dengan sebuah flight controller yang merupakan metode kendali Linear Quadratic Regulator (LQR), " katanya.

Menurutnya, penggunaan flight controller ini diperlukan agar UAV bisa terbang dengan stabil dan menjalankan misi secara otonom. Selain itu, sistem ini juga memiliki kemampuan untuk membawa pestisida yang nantinya akan disemprotkan untuk membasmi hama dan penyakit tanaman. 

3. UAV juga digunakan untuk pemetaan penyakit tanaman

Peneliti UGM Kembangkan Sistem Pembasmi Hama dengan Pesawat Tanpa AwakIDN TImes/Dhana Kencana

Menurut Andi, di samping mengembangkan sistem pembasmi hama, Andi juga memanfaatkan UAV untuk fungsi lain yakni pemetaan penyakit tanaman. Bersama dengan Agus Harjoko, dirinya membuat sistem teknologi pengenalan penyakit dan hama untuk mengidentifikasi berbagai jenis penyakit tanaman.

"Kali ini UAV dengan jenis fixed wing dilengkapi dengan sebuah flight controller yang dapat terhubung dengan sebuah ground segmen yang didukung dengan menggunakan BTS Baloon," jelasnya.

Nantinya UAV akan melakukan pemantauan dan pemetaan pada wilayah yang ditentukan. Selanjutnya, hasilnya diproses menggunakan artificial inteligence (AI) untuk mengidentifikasi wilayah yang terkena hama dan penyakit tanaman. “Pemetaan dilakukan menggunakan 3 wahana fixed wing dan bisa memetakan hingga 200 hektar,” ungkapnya.

Baca Juga: Penjelasan Pakar UGM Soal Munculnya Sinkhole di Gunungkidul

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya