Musim Kemarau di DIY Diprakirakan Akhir April, Dimulai dari Selatan

Gunungkidul jadi yang pertama mengalami musim kemarau

Sleman, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mempraktikkan awal musim kemarau di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baru akan terjadi pada akhir April 2021 mendatang. Etik Setyaningrum, Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Sleman, mengungkapkan nantinya awal musim kemarau di DIY akan diawali dari bagian Selatan, yakni Gunungkidul.

"Diprakirakan awal musim kemarau di mulai dari bagian Selatan Gunungkidul akhir April (dasarian 3 April)," ungkapnya pada Maret (14/3/2021).

Setelah Gunungkidul, disusul bagian Tengah DIY, pada awal Mei (dasarian 1 Mei), lalu bagian Utara pada akhir Mei (dasarian 3 Mei) serta wilayah puncak Merapi pada awal Juni (dasarian 1 Juni). 

Baca Juga: DIY Kembali Dilanda Hujan Es, Ini Wilayah yang Terkena

1. Saat ini cuaca ekstrem diprakirakan masih akan terjadi

Musim Kemarau di DIY Diprakirakan Akhir April, Dimulai dari SelatanIlustrasi Suasana Hujan. IDN Times/Sukma Shakti

Etik menerangkan, saat ini wilayah DIY masih masuk musim hujan. Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai adanya potensi terjadinya cuaca ekstrem.

"Diharapkan masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrim berupa hujan sedang- lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang," terangnya.

2. Monsoon Asia dan fenomena La Nina masih aktif

Musim Kemarau di DIY Diprakirakan Akhir April, Dimulai dari SelatanIlustrasi Kilat. IDN Times/Mardya Shakti

Dari hasil observasi yang dilakukan BMKG hingga dasarian 3 Februari (akhir Februari) umumnya curah hujan di wilayah DIY berkisar 100-150mm/dasarian/sepuluh hari dan curah hujan bulanannya 300->400 mm/bulan. Menurut Etik, dari faktor-faktor pengendali iklim di wilayah Indonesia, saat ini yang sedang aktif berpengaruh adalah Monsoon Asia.

"Fenomena La Nina saat ini juga masih aktif yang signifikan terhadap peningkatan hujan harian di wilayah Indonesia khususnya DIY, anomali suhu muka laut diprakirakan adanya potensi penguapan (penambahan massa uap air) di Perairan Samudra Hindia Selatan Banten-DIY," terangnya.

Etik juga menjelaskan, dari hasil pengamatan kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil, ikut berkontribusi juga mendukung pertumbuhan awan awan hujan di wilayah DIY yang berpotensi hujan kategori lebat hingga sangat lebat umumnya berpotensi pada sore hari, masih akan terjadi beberapa hari ke depan.

3. Beberapa imbauan yang dikeluarkan BMKG

Musim Kemarau di DIY Diprakirakan Akhir April, Dimulai dari SelatanIlustrasi Hujan. IDN Times/Sukma Shakti

Atas hal tersebut, Etik mengimbau masyarakat untuk bisa mewaspadai adanya potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor bagi yang tinggal dekat bantaran sungai.

Selain itu, juta mewaspadai kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh.

"(Masyarakat) agar tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir," paparnya.

Baca Juga: Seminggu 3 Kali Hujan Es Terjadi di Yogyakarta, Ini Penjelasan BMKG

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya