Maksimalkan Perkembangan Anak, UGM Kembangkan Deteksi Dini Stunting  

Para peneliti Kedokteran UGM kembangkan GAMA-KiDS 

Sleman, IDN Times - Tim Peneliti Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat deteksi dini stunting.  Siti Helmyati, salah satu tim peneliti menjelaskan, alat yang diberi nama GAMA-KiDS terdiri dari tikar untuk mengukur panjang badan, cakram ukur status gizi panjang badan menurut usia (PB/U), dan buku petunjuk penggunaan.

“Pengembangan GAMA-KiDS tidak lepas dari isu stunting yang telah menjadi spotlight sejak beberapa tahun belakangan, bahkan pada masa pandemik COVID-19,” ungkapnya.

1. Permasalahan stunting di Indonesia masih perlu perhatian khusus

Maksimalkan Perkembangan Anak, UGM Kembangkan Deteksi Dini Stunting  Upaya pencegahan stunting. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Siti menjelaskan, stunting merupakan kondisi tinggi atau panjang badan anak yang kurang dari dua standar deviasi dari rerata tinggi atau panjang badan kelompok usianya. Stunting dapat berdampak pada penurunan kemampuan kognitif, sistem imun yang lemah, dan perkembangan emosional yang kurang.

“Apabila seorang anak stunting tidak segera dilakukan upaya perbaikan status gizi, maka di masa dewasa tidak akan menjadi orang yang produktif, mudah sakit, dan menjadi beban baik bagi dirinya sendiri, keluarga, dan negara,” terangnya.

Kunci utama mengatasi stunting, menurut Siti adalah kecepatan deteksi dini, yang umumnya dilakukan oleh kader Posyandu. Namun, upaya deteksi dini stunting, hingga kini masih menghadapi sejumlah kendala. 

"Banyak alat ukur panjang badan yang digunakan dibuat sendiri secara swadaya oleh masyarakat dan belum teruji validitasnya. Pada masa pandemik, kondisi ini semakin parah karena banyak posyandu harus ditutup untuk mencegah penularan sehingga sejumlah kader posyandu harus mendatangi rumah-rumah balita untuk melakukan pengukuran," katanya.

2. Alat dikembangkan sejak tahun 2019

Maksimalkan Perkembangan Anak, UGM Kembangkan Deteksi Dini Stunting  Alat pendeteksi stunting besutan peneliti UGM. Dok: istimewa

Siti mengungkapkan, GAMA-KiDS pertama kali dikembangkan pada tahun 2019 dan diteliti lebih lanjut pada tahun 2020 dan 2021 melalui pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dan diuji coba pada Posyandu di Yogyakarta dan Aceh.

Sebelum diberikan kepada kader Posyandu, tim peneliti terlebih dahulu melakukan expert judgement, suatu tahapan penelitian dengan melakukan wawancara pada beberapa pakar di bidang antropometri dan pengembangan media promosi kesehatan.

Alat ini memiliki karakteristik portable, aman, dan ramah anak yang terdiri dari tikar panjang badan dengan panjang 100 cm dan ketelitian 0,1 cm serta desain yang menarik bagi anak.

“Desain alat juga dipastikan tidak terdapat ujung yang tajam sehingga aman bagi anak. Selain itu terdapat cakram ukur status gizi yang didesain khusus untuk anak usia 0-24 bulan,” terangnya.

Baca Juga: Omicron Masuk Indonesia, Pakar UGM: Vaksin Booster Penting Diberikan

3. GAMA-KiDS masih terus dikembangkan

Maksimalkan Perkembangan Anak, UGM Kembangkan Deteksi Dini Stunting  ANTARA FOTO/Maulana Surya

Menurut Siti, hingga saat ini GAMA-KiDS masih terus dikembangkan, termasuk melalui uji coba di berbagai Posyandu di Indonesia serta pengembangan desain alat dengan bantuan tim peneliti di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Diharapkan, alat ini bisa mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting.

“Harapannya GAMA-KiDS dapat dikembangkan lebih lanjut dan menjadi produk unggulan tidak hanya di Universitas Gadjah Mada namun juga Indonesia,” paparnya.

 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya