Mahasiswa UNY Ubah Biji Karet Jadi Bahan Pembuat Tempe 

Biji karet mengandung 31,5 persen karbohidrat

Sleman, IDN Times - Tak lagi menggunakan kedelai, sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil mengubah biji karet menjadi bahan pembuatan tempe. Salah seorang mahasiswa pengolah, Alifah Nur Aqrimah yang berasal dari Prodi Pendidikan Sejarah mengatakan biji karet mengandung 31,6 persen karbohidrat, 15,6 persen protein, 40,9 persen lemak dan sisanya adalah mineral dan asam sianida. Untuk asam sianida sendiri harus dihilangkan dengan cara perendaman selama 24 jam dan merebus selama 90 menit.

"Asam sianida mempunyai sifat mudah larut dan mudah menguap sehingga saat perendaman akan terbuang bersama air," ujar Alifah, Jumat (18/3/2022).

Alifah mengungkapkan tempe dari biji karet lebih lembut daripada tempe kedelai. Selain itu, juga tidak cepat menjadi busuk dan dapat disimpan selama 2 minggu di dalam lemari es.

1. Biji karet mengandung 31,5 persen karbohidrat

Mahasiswa UNY Ubah Biji Karet Jadi Bahan Pembuat Tempe Mahasiswa UNY ubah biji karet jadi bahan baku pembuatan tempe. Dok: Humas UNY

Sementara mahasiswa lainnya, Aji Nur Wijaksono menjelaskan, proses pembuatan tempe biji karet diawali dengan menyiapkan 1 kg biji yang telah dicuci bersih. Selanjutnya, biji karet dibuang kulitnya dengan cara dipecah. Setelah terpisah ari kulitnya, daging biji direndam selama 1 × 24 jam dan direbus selama 1 jam, tiriskan dan biarkan hingga dingin, setelah dingin air rebusan dan bakal daun yang terdapat dalam biji dibuang.

Selanjutnya, rendam kembali biji karet selama 3×24 jam lalu cuci dan dikukus kurang lebih 30 menit. Air yang tersisa di dalam panci dibuang, kemudian biji karet dipindahkan ke tampah dan diratakan tipis-tipis.

"Biarkan dingin sampai permukaan keping karet kering dan airnya menetes habis," katanya.

Baca Juga: 50 Tahun Mbah Tumi Setia Membuat Minyak Klentik dari Kelapa

Baca Juga: Mahasiswa UNY Ciptakan Penggorengan Kerupuk Rendah Kandungan Minyak 

2. Proses pembuatan menjadi tempe dibutuhkan waktu selama 5 hari

Mahasiswa UNY Ubah Biji Karet Jadi Bahan Pembuat Tempe Mahasiswa UNY ubah biji karet jadi bahan baku pembuatan tempe. Dok: Humas UNY

Setelah dingin, taburkan ragi tempe (Rhizopus oryzae) sebanyak 2 gram sambil diaduk-aduk sampai rata. Penambahan ragi bertujuan mempercepat/merangsang pertumbuhan jamur.

Tempe dikemas sesuai dengan selera, dapat menggunakan plastik ataupun daun pisang. Plastik atau daun pisang yang telah berisi biji karet dilubangi dengan menggunakan jarum yang terbuat dari kayu ukuran kecil kira-kira 8-10 lubang untuk setiap sisi atas dan sisi bawah.

"Lalu, tempe disimpan di tempat yang tidak tertutup. Untuk menghindari pembusukan pada tempe karena suhu yang terlalu panas, usahakan di tempat yang terjadi sirkulasi udara. Tempe didiamkan kurang lebih selama 2 × 24 jam. Setelah itu tempe siap diolah menjadi makanan yang lezat dan bergizi tinggi," paparnya.

3. Proses kegiatan pengolahan dilakukan di Sumatera Selatan

Mahasiswa UNY Ubah Biji Karet Jadi Bahan Pembuat Tempe Mahasiswa UNY ubah biji karet jadi bahan baku pembuatan tempe. Dok: Humas UNY

Mahasiswa mahasiswa yang terlibat pembuatan tempe terdiri dari Tegar Ristianto dan Alifah Nur Aqrimah Prodi Pendidikan Sejarah, Aji Nur Wijaksono Prodi Pendidikan Fisika. Selain dari mahasiswa UNY, pembuatan tempe dari bahan biji karet ini juga dibantu oleh Mangara Klose Siahaan dari prodi Teknik Sipil Intitut Teknologi Sumatera, Gulfi Oktariani serta Nadya Lucyana Prodi Sistem Komputer UNSRI.

Kegiatan pembuatan tempe dari biji karet ini dilakukan di Desa Babat, Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan. Menurut Tegar, desa ini sendiri memiliki potensi biji karet yang melimpah, namun kurang bisa dimanfaatkan dengan baik. Utamanya untuk bahan baku olahan pangan.

“Biji karet yang jatuh dari pohon hanya dibiarkan begitu saja dan hanya sebagian yang digunakan sebagai bibit oleh petani," ungkapnya.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya