Mahasiswa UNY Teliti Salep Berbahan Daun Waru untuk Infeksi Kulit

Waru punya senyawa anti-inflamasi untuk sembuhkan luka

Sleman, IDN Times - Guna mengatasi infeksi pada permukaan kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus Aureus, sekelompok mahasiswa FMIPA UNY membuat salep berbahan daun waru (Hibiscus tiliaceus).

Sekelompok mahasiswa UNY tersebut terdiri dari Dwi Rahmawati, Aulia Eka Rahayu dan Titi Ari Wulandari.

Baca Juga: Mahasiswa UNY Ciptakan Batu Bata Tahan Gempa dari Ampas Tebu 

1. Memiliki senyawa yang mampu mempercepat penyembuhan luka

Mahasiswa UNY Teliti Salep Berbahan Daun Waru untuk Infeksi KulitMahasiswa UNY saat membuat salep dari bahan daun waru. Dok: Humas UNY

Menurut Dwi Rahmawati daun waru memiliki beberapa senyawa anti-inflamasi yang mampu membantu menyembuhkan luka. Senyawa anti-inflamasi tersebut di antaranya metabolit sekunder saponin, flavonoid dan lima senyawa fenol.

Dia menjelaskan, untuk saponin ini mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk menyembuhkan luka terbuka. Sedangkan tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi luka karena mempunyai daya antiseptik dan obat luka bakar.

"Flavonoid dan polifenol mempunyai aktivitas sebagai antiseptik," ungkapnya pada Senin (22/6)

2. Bahan dan alat yang dibutuhkan

Mahasiswa UNY Teliti Salep Berbahan Daun Waru untuk Infeksi KulitMahasiswa UNY saat membuat salep dari bahan daun waru. Dok: Humas UNY

Menurut Dwi, untuk membuat salep dari daun waru, dirinya bersama tim melakukan penelitian di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Organik dan Laboratorium Analitik FMIPA UNY. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain daun Waru (Hibiscus tiliaceus), bakteri uji Staphylococcus aureus, akuades steril, etanol 96 persen, tablet Ciprofloxacin 500 mg, Nutrient Agar (Oxoid), H2SO4 0,36N, BaCl2. 2H2O 1,175 persen, NaCl 0,9 persen, adeps lanae, vaselin album dan trietanolamine (TEA).

"Untuk alat yang digunakan adalah tabung Erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, penangas air, blender, ayakan mesh 200, kaca arloji, timbangan analitik, labu ekstraksi, batang pengaduk, stirrer, cawan petri, rotary evaporator, jarum ose, pinset, incubator, laminar air flow, termometer, pencadang, autoklaf, mikro pipet, mistar berskala Kertas Saring no. 1, kertas label, aluminium foil dan alat fotografi," terangnya.

3. Langkah pembuatan

Mahasiswa UNY Teliti Salep Berbahan Daun Waru untuk Infeksi Kulituny.ac.id

Titi Ari Wulandari memaparkan, langkah pertama yang dilakukan di dalam pembuatan salep ini yakni membuat ekstrak daun waru. Setelah itu dibuat mikroemulsi yang terdiri dari ekstrak daun waru, adeps lanae, vaselin album, m.f.salep, TEA dan aquades.

Lalu, ekstrak daun waru dicampur dengan bahan lain sampai tercampur rata di dalam beaker glass dengan menggunakan magnetic stirrer pada suhu 30-35±2°C, kemudian dicampurkan dengan bahan lain.

"Setelah itu, ditambahkan akuades sampai volume yang dikehendaki. Proses terakhir, tambahkan TEA tetes demi tetes sambil diaduk perlahan sampai terbentuk gel yang jernih," paparnya.

Baca Juga: Ringankan Beban Ekonomi Mahasiswa, UNY Siapkan 5 Skema Pembayaran UKT 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya