Mahasiswa UNY Rancang Sky Trem, Transportasi Umum Ramah Lingkungan 

Mampu atasi masalah kemacetan dan polusi udara 

Sleman, IDN Times - Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merancang transportasi umum ramah lingkungan dan bebas macet. Pembuatan transportasi umum yang dinamakan Sky Trem dilatarbelakangi adanya permasalahan kemacetan dan peningkatan jumlah emisi gas buang di DI Yogyakarta.

Sekelompok mahasiswa terdiri Cecep Wahyu Cahyana dari Prodi Teknologi Informasi, Reyhan Aditya Adam mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Mekatronika dan Prawesti Eka Listyaningrum dari Prodi Akuntansi, prihatin dengan bertambahnya penduduk dan volume kendaraan pribadi. 

1. Dirancang untuk atasi kemacetan di Yogyakarta

Mahasiswa UNY Rancang Sky Trem, Transportasi Umum Ramah Lingkungan ilustrasi macet (unsplash.com/ Nabeel Syed)

Cecep Wahyu Cahyana menjelaskan Trans Jogja yang merupakan salah satu kendaraan umum untuk melayani kebutuhan transportasi warga Yogyakarta, nyatanya belum mampu menjawab berbagai masalah transportasi seperti kemacetan. Ketersediaan transportasi umum yang kurang memadai tersebut berakibat pada peningkatan jumlah kendaraan bermotor berupa peningkatan polusi udara.

"Sky Trem ini diharapkan akan mampu mengurai kemacetan di wilayah Yogyakarta karena akan memiliki jalur sendiri yang berada di atas jalan-jalan utama Yogyakarta dan memanfaatkan lahan kosong di atas Selokan Mataram," ungkapnya, Minggu (19/9/2021). 

Baca Juga: Mahasiswa UNY Rancang Alat Keselamatan Pekerja Konstruksi 

2. Trem memanfaatkan Internet of Things

Mahasiswa UNY Rancang Sky Trem, Transportasi Umum Ramah Lingkungan Mahasiswa UNY rancang transportasi umum ramah lingkungan dan bebas macet. Dok: istimewa

Sky Trem merupakan transportasi jenis trem yang menggunakan listrik dalam operasionalnya sehingga lebih ramah lingkungan. Menurut Cecep, trem ini memanfaatkan Internet of Things (IoT) dalam operasionalnya dan akan terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti Trans Jogja. 

"Sky Trem selain menjadi transportasi umum untuk mobilitas masyarakat yang mendukung rencana pemerintah DIY tersebut, dirancang pula untuk mampu digunakan sebagai experience tourism," terangnya. 

Reyhan Aditya Adam menjelaskan, trem dirancang berornamen batik kawung dan Tugu Jogja sebagai hiasan dan akan menerapkan warna hijau kuning sebagai warna khas dari Keraton Yogyakarta. Selain itu, Sky Trem desain dengan dua gerbong ini menerapkan transportasi tanpa awak dengan ketepatan waktu hingga 99 persen. 

Sky Trem juga dilengkapi dua sensor dengan fungsi yang berbeda-beda. Sensor pertama membuat trem berhenti secara otomatis ketika sampai di stasiun dengan memberikan sinyal dari jarak 100 meter sebelum stasiun. Sedangkan, sensor kedua diterapkan di pintu gerbong trem untuk mobilitas buka tutup pintu gerbong. 

"Jarak antara stasiun satu dengan stasiun berikutnya sekitar satu kilometer. Kecepatan dari transportasi ini berkisar 40-60 kilometer per jam," terangnya. 

3. Dilengkapi aplikasi khusus untuk lihat jadwal

Mahasiswa UNY Rancang Sky Trem, Transportasi Umum Ramah Lingkungan Mahasiswa UNY rancang transportasi umum ramah lingkungan dan bebas macet. Dok: istimewa

Sementara itu, Prawesti Eka Listyaningrum menjelaskan Sky Trem dilengkapi dengan aplikasi khusus yang berguna untuk memudahkan masyarakat melihat jadwal pemberangkatan dan kedatangan kereta serta pembelian dan pembayaran tiket. Pembayaran tiket dapat dilakukan dengan cara transfer, e-money, berlangganan, dan tunai.

Aplikasi ini juga menyediakan fitur khusus yang berguna sebagai tempat kritik dan saran dari masyarakat. Melalui inovasi di bidang transportasi, Sky Trem diharapkan mampu mengatasi masalah kemacetan dan polusi udara serta mendukung terwujudnya Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi smart city dengan memenuhi indikator smart transportation.

“Selain itu, juga menjawab tujuan agenda pembangunan berkelanjutan ke-11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan," paparnya.

 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya