Kenali Remdesivir, Salah Satu Obat Untuk Pasien COVID-19

Obat ini tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 12 tahun

Sleman, IDN Times - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah menyetujui penggunaan remdesivir sebagai salah satu obat yang diberikan kepada pasien COVID-19 di tanah air.

Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinis, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt menjelaskan remdesivir merupakan obat yang diberikan izin edar dalam bentuk Emergency Use Authorization (EUA).

"Izin penggunaan obat diberikan secara darurat karena belum ada obat COVID-19 yang definitif dan disetujui. Bukan keadaan darurat karena pasien dalam kondisi darurat ya,” ungkapnya pada Senin (5/10/2020).

Zullies mengatakan remdesivir sendiri tidak bisa didapat secara bebas di pasaran. Obat langsung didistribusikan ke rumah sakit dan tidak tersedia di apotek.

1. Sejumlah negara sudah menggunakannya

Kenali Remdesivir, Salah Satu Obat Untuk Pasien COVID-19Pixabay/PIRO4D

Menurut Zullies dalam beberapa bulan terakhir, obat ini dipakai dalam uji coba yang dilakukan oleh WHO. Sejumlah negara sudah menggunakan obat tersebut dan hasilnya menunjukkan adanya efektivitas yang baik dalam pengobatan pasien COVID-19. Menurutnya, pemberian remdesivir mampu mempersingkat masa penyembuhan pada pasien COVID-19.

“Remdesivir merupakan obat antivirus. Dulu dikembangkan untuk mengatasi virus-virus RNA  dan pernah dicobakan saat ada wabah Ebola dan MERS,” terangnya.

Baca Juga: Positif COVID-19 Kondisi Kesehatan Donald Trump masih Misterius 

2. Obat bekerja dengan menghambat replikasi virus dalam tubuh

Kenali Remdesivir, Salah Satu Obat Untuk Pasien COVID-19expresspharma.in

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM ini menjelaskan remdesivir adalah senyawa analog (mirip) dengan adenosine dan bisa menyusup ke dalam rantai RNA. Obat ini bekerja dengan menghambat replikasi virus dalam tubuh.

Ada keunikan dari remdesivir, menurut Zullies remdesivir ini akan mengalami perubahan menjadi zat aktif ketika sudah berada dalam tubuh pasien. Bentuk ini dapat meningkatkan masuknya obat ke dalam sel dan melindungi obat sampai di tempat kerjanya. Lalu, modifikasi penting pada remdesivir adalah gugus karbon nitrogen (CN) yang melekat pada gula. Karenanya, begitu remdesivir dimasukkan ke dalam rantai pertumbuhan RNA, keberadaan gugus CN akan menyebabkan bentuk gula mengerut.

“Pada akhirnya ini menghentikan produksi untai RNA dan menyabotase replikasi virus,”terangnya.

Selain itu, adanya perubahan ikatan C-N menjadi C-C menyebabkan remdesivir tidak dapat dilepaskan oleh enzim targetnya yaitu RNA-dependent RNA Polymerase, di mana kondisi tersebut menjadikannya tetap berada dalam rantai RNA yang tumbuh dan memblokir replikasi virus.

3. Ini aturan penggunaan obat Remdesivir, salah staunya tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 12 tahun

Kenali Remdesivir, Salah Satu Obat Untuk Pasien COVID-19Ilustrasi COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Di dalam penggunaannya, Zullies menjelaskan jika remdesivir hanya boleh digunakan pada pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dengan usia di atas 12 tahun dan berat badan minimal 40 kg. Untuk pemberian obat dilakukan melalui injeksi dengan infus. Hari pertama sebanyak 200 miligram, lalu di hari kedua dan berikutnya diberikan sebanyak 100 miligram/hari. Adapun pemberian obat dilakukan 5 hingga 10 hari.

Meski remdesivir ini bisa digunakan untuk membantu pengobatan pasien COVID-19, namun terdapat sejumlah efek samping di dalam penggunaannya. Seperti mual, muntah maupun bisa bisa meningkatkan enzim transaminase di liver sehingga berpotensi merusak liver. Oleh sebab itu, penggunaan obat ini harus diberikan secara hati-hati pada pasien yang terindikasi memiliki gangguan fungsi hati.

Lebih lanjut dia mengatakan hingga saat ini belum ada laporan adanya interaksi obat remdesivir dengan obat lain. Namun, ada kemungkinan penggunaan obat lain justru akan mempengaruhi ketersediaan remdesivir dalam darah.

“Beberapa antibiotik seperti rifampin dan clarithromycin dilaporkan mempengaruhi ketersediaan remdesivir dalam darah. Namun itu masih sementara, mungkin bisa bertambah lagi obat yang berinteraksi jika sudah banyak informasi tentang penggunaannya,” katanya.

Zullies menyampaikan keamanan penggunaan remdesivir bagi wanita hamil dan menyusui juga belum diketahui. Namun, pada uji pre klinik pada tikus dan kera diketahui penggunaan remdesivir bisa mempengaruhi ginjal pada janin.

Baca Juga: Siap Dipasarkan, Obat COVID-19 Kalbe Dibanderol Rp3 Juta

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan, atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya