Kasus Pasien Meninggal Dunia Akibat DBD Masih Ditemukan di Sleman

Selain DBD, warga waspadai penyakit akibat gigitan tikus 

Sleman, IDN Times - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sleman masih terjadi di Sleman. Walau tahun ini mengalami penurunan, namun ratusan orang masih terserang penyakit akibat gigitan nyamuk ini. 

Data Dinas Kesehatan Sleman mencatat sejak Januari 2021 hingga Oktober 2021, terjadi sebanyak 189 kasus. Angka tersebut sudah jauh berkurang dibanding dengan tahun lalu yang mencapai 810 kasus.

      

1. Satu orang dilaporkan meninggal akibat DBD

Kasus Pasien Meninggal Dunia Akibat DBD Masih Ditemukan di SlemanIlustrasi Lorong Rumah Sakit. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinkes Sleman, Dulzaini menjelaskan, walaupun mengalami penurunan masih mencatat adanya satu kasus meninggal dunia akibat DBD di tahun ini.

"Tahun 2021 sampai Oktober, DBD sebanyak189 kasus dan meninggal satu orang," ungkapnya pada Kamis (4/11/2021).

Baca Juga: 3 Minggu Terakhir, Harga Minyak Goreng di Sleman Naik

2. Sleman sebagai daerah enedemis DBD

Kasus Pasien Meninggal Dunia Akibat DBD Masih Ditemukan di SlemanSeorang ibu mengompres kepala anaknya yang dirawat akibat terserang demam berdarah dengue atau DBD. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinkes Sleman, Novita Krisnaeni menjelaskan Kabupaten Sleman saat ini masuk dalam kategori daerah endemis DBD artinya kasus ini akan selalu ada.

"Kasus DBD ini masih tetap ada, karena kita kan memang daerah endemis DBD, walau tahun ini menurun jauh dibandingkan tahun lalu," terangnya.

3. Waspadai penyakit karena gigitan tikus, leptospirosis

Kasus Pasien Meninggal Dunia Akibat DBD Masih Ditemukan di Slemanpexels.com/Pixabay

Selain DBD, masyarakat diminta untuk mewaspadai munculnya leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi, salah satunya tikus. Di Sleman hingga saat ini tercatat 10 kasus leptospirosis, dua di antaranya meninggal dunia.

Untuk mengantisipasi penyakit leptospirosis dan DBD, Novita menekankan agar masyarakat selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Intinya tetap 3M dan PHBS. Kalau untuk DBD, kebetulan kita juga sudah ada program nyamuk Wolbachia. Mudah-mudahan itu sangat membantu untuk mengurangi kasus," paparnya.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya