ICMI Ngrumat, Menerangi Masa Depan Anak Yatim Piatu Korban COVID-19

ICMI Sleman berupaya bantu 100 anak yatim piatu

Sleman, IDN Times - Di tengah pandemik COVID-19, banyak anak yang jadi korban lantaran orangtuanya meninggal dunia akibat COVID-19. Untuk memastikan masa depan anak yatim piatu akibat COVID-19 terjamin, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Daerah Sleman membuat program ICMI Ngrumat.

Akhmad Akbar Susamto, Ketua Umum ICMI Daerah Sleman, menjelaskan ICMI Ngrumat ini bertujuan untuk membantu anak-anak yang orangtuanya meninggal dunia karena COVID-19, terutama dalam hal pendidikan.

Baca Juga: Alissa Wahid: Kehilangan Orangtua saat Pandemi, Stressor Terbesar Anak

1. Sebanyak 145 anak jadi yatim piatu akibat COVID-19 di wilayah Sleman

ICMI Ngrumat, Menerangi Masa Depan Anak Yatim Piatu Korban COVID-19Ilustrasi tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 mengusung jenazah pasien positif COVID-19. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Akbar mengatakan, dari data yang diterima beberapa hari yang lalu, di Kabupaten Sleman ada kurang lebih 145 anak yang menjadi yatim piatu karana orangtuanya meninggal dunia akibat COVID-19. Program ICMI Ngrumat ini bertujuan agar anak-anak yatim piatu akibat COVID-19 terjamin masa depan mereka, terutama dalam hal pendidikan sampai anak-anak itu lulus SMA.

"Memang sudah ada beberapa program pemerintah yang bantuan operasional sekolah dan sebagainya. Tapi kan kebutuhan pendidikan bukan hanya itu, ada kebutuhan lain untuk menunjang. Selain itu anak-anak juga butuh mentor," ungkapnya dalam Sonjo Angkringan #58, Ketika Pandemi Meningkatkan Jumlah Yatim Piatu pada Minggu (22/8/2021).

2. Rencanakan bisa bantu 100 anak di wilayah Sleman

ICMI Ngrumat, Menerangi Masa Depan Anak Yatim Piatu Korban COVID-19Ilustrasi proses pemakaman dengan protokol COVID-19. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Menurut Akbar, setidaknya ada 3 hal yang ingin diberikan ICMI melalui program ICMI Ngrumat ini. Pertama yakni bantuan penunjang pendidikan yang akan disesuaikan dengan jenjang pendidikan anak. Bantuan tersebut bisa berupa uang saku, baju seragam, sepatu dan hal lain yang belum dibantu pemerintah.

Kedua, yakni bantuan trauma healing. Di mana psikolog juga akan diterjunkan untuk membantu anak-anak untuk tetap bisa meraih cita-citanya. Ketiga, yakni pendampingan agama.

"Ketiga ICMI, juga melakukan pendampingan agama. Kami berharap tetap terjaga masa depan mereka," terangnya.

Akbar mengatakan, dalam program ini, pihaknya berencana membantu minimal 100 anak di wilayah Sleman, atau orangtuanya yang dulunya bekerja di Sleman. Selain itu, bantuan nantinya akan diprioritaskan untuk anak-anak relawan.

3. Siapkan skema perlindungan

ICMI Ngrumat, Menerangi Masa Depan Anak Yatim Piatu Korban COVID-19Sonjo Angkringan #58, Ketika Pandemi Meningkatkan Jumlah Yatim Piatu pada Minggu (22/8/2021). Dok: istimewa

Sementara itu, di lokasi yang lain, yaitu di Panggungharjo, Sewon, Bantul, juga sedang berproses menyiapkan skema perlindungan anak berbasis masyarakat.

Lurah Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, dalam kesempatan yang sama menjelaskan ada sebanyak 38 anak yatim piatu akibat orangtuanya meninggal karena COVID-19. Menurut Wahyudi, saat ini proses pendataan untuk memotret kondisi keluarga maupun anak yang bersangkutan sudah berjalan.

"Pendataan berjalan hampir 80 persen, harapan punya gambaran yang cukup tentang keluarga, lingkungan, dari level RT-Desa. Khususnya kepala keluarga, termasuk kondisi anak tersebut," paparnya.

Baca Juga: SONJO, Wujud Masyarakat Bergerak Atasi Pandemik lewat Gotong Royong

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya