Guru Besar UNY: Pendidikan Matematika Jadi Bekal Hadapi Society 5.0

Siswa harus miliki kompetensi tertentu

Sleman, IDN Times - Revolusi Industri 4.0 yang diusulkan Jerman tahun 2011 melalui transformasi digital, Internet of Things (IoT), dan blockchain mengakibatkan tumbuhnya sistem masyarakat baru. Masyarakat ini memanfaatkan sistem cerdas berbasis artificial intelligence (AI) dan IoT untuk menyejahterakan kehidupan melalui Society 5.0.

Prof. Dr. Heri Retnawati, Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjelaskan, hal yang menjadi isu utama dari Society 5.0 yaitu pemanfaatan data yang disajikan dengan penggunaan teknologi seperti IoT, big data, dan AI dengan menggunakan prinsip inklusi, berkesinambungan, berpusat pada manusia, dan inovasi.

Ada kompetensi-kompetensi tertentu yang harus dimiliki siswa di era Society 5.0. Kompetisi tersebut meliputi kreativitas dan pemecahan masalah, berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi serta mampu mengatasi berbagai kesulitan dan berdaya saing.

Baca Juga: Guru Besar UGM: Birokrasi Perlu Menjadi Agile dan Inovatif di Era VUCA

1. Kompetensi yang harus dimiliki tak sekadar pengetahuan dan keterampilan semata

Guru Besar UNY: Pendidikan Matematika Jadi Bekal Hadapi Society 5.0Pengukuhan Prof. Dr. Heri Retnawati, Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dok. Humas UNY

Retnawati mengatakan, kompetensi yang dimaksud di sini tidak sekadar dalam ranah pengetahuan dan keterampilan semata, namun juga kompetensi analitis, interpersonal, bertindak, memproses informasi, dan kemampuan untuk mengelola perubahan. Menurutnya, kompetensi ini lah yang nantinya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang kompleks.

"Kompetensi-kompetensi tersebut dapat dikuasai melalui proses pendidikan, di antaranya yaitu melalui pendidikan matematika. Pendidikan matematika yang dapat mencapai kompetensi-kompetensi tersebut merupakan pendidikan matematika yang dilaksanakan berdasarkan standar tertentu," ungkapnya dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar pada Sabtu (28/12).

2. Melalui pendidikan matematika, siswa didorong memecahkan masalah

Guru Besar UNY: Pendidikan Matematika Jadi Bekal Hadapi Society 5.0Pengukuhan Prof. Dr. Heri Retnawati, Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dok. Humas UNY

Di bidang matematika, pemecahan masalah (problem solving) merupakan hal utama yang menjadi tugas siswa dalam belajar matematika, sekaligus sebagai tujuan belajar matematika. Menurutnya, di sini siswa didorong untuk merefleksikan pemikirannya selama proses pemecahan masalah, sehingga dapat menerapkan dan menyesuaikan strategi yang dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan dan konteks lainnya.

"Dengan melakukan pemecahan masalah, siswa mendapatkan jalan berpikir, sikap tangguh dan tidak gampang menyerah, selalu ingin tahu, dan rasa percaya diri dengan situasi baru yang dihadapi siswa, baik selama proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran," kata Retnawati.

3. Kompetensi dapat dicapai melalui pemanfaatan pendekatan yang sesuai

Guru Besar UNY: Pendidikan Matematika Jadi Bekal Hadapi Society 5.0Pengukuhan Prof. Dr. Heri Retnawati, Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dok. Humas UNY

Retnawati mengatakan, untuk bisa menguasai kompetensi di abad ke-21, dapat dilakukan dengan memanfaatkan pendekatan yang sesuai. Selain itu juga dengan melakukan asesmen autentik yang sekaligus merupakan assessment for dan of learning. Menurutnya, berbagai teknik asesmen perlu diterapkan dan dilaporkan secara detail, sehingga bermanfaat untuk peningkatan capaian kompetensi, perbaikan pembelajaran, dan perbaikan kebijakan pendidikan.

"Berbagai tantangan perlu dihadapi, dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi perkembangan dan perubahan masyarakat dan memiliki daya saing untuk bisa berperan aktif di dunia global," katanya.

Baca Juga: Kasus Novel, PSH FH UII: Dalang yang Lebih Besar Harus Diungkap

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya