Guru Besar UGM Prediksi Akhir Pandemik COVID-19 Masih Tahun Depan 

Jumlah pasien COVID-19 di Indonesia bisa capai 700 ribu

Sleman, IDN Times - Akhir pandemik COVID-19 diprediksi baru terjadi pada tahun depan. Guru Besar Statistika UGM, Prof. Dedi Rosadi memperkirakan jika sepanjang tahun ini, pandemik COVID-19 masih akan terjadi.

Dari prediksi tren terbaru kasus terkonfirmasi COVID-19, baik prediksi menggunakan pendekatan Pemodelan Data-driven (berbasis pergerakan data), model Probabilistic Data Driven Model (PDDM) maupun model Kurva Richard didapatkan jika pandemik ini baru berakhir tahun 2021.

1. Pemodelan pertama, pandemik berakhir pada pertengahan Februari 2021

Guru Besar UGM Prediksi Akhir Pandemik COVID-19 Masih Tahun Depan Ilustrasi COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Dedi menjelaskan berdasarkan tracking data terakhir dan menggunakan berbagai pendekatan pemodelan data-driven (berbasis pergerakan data), terdapat kenaikan nilai proyeksi kasus positif di akhir pandemik yang cukup signifikan dibanding rilis terakhir di akhir Juli 2020 yang lalu. Prediksi paling optimistis diperoleh dengan menggunakan model hybrid kompartemen SIR-Regresi-runtun-waktu diperkirakan pandemik akan berakhir pada pertengahan Februari 2021.

"Pandemik akan berakhir di pertengahan Februari 2021 dengan total kasus positif minimal 322 ribu penderita," ungkapnya pada Kamis (24/9/2020).

Baca Juga: BTS Ajak Semua Orang Tak Menyerah di Masa Pandemik COVID-19 

2. Model kedua, pandemik berakhir pada akhir Mei 2021

Guru Besar UGM Prediksi Akhir Pandemik COVID-19 Masih Tahun Depan Ilustrasi Tes Usap/PCR Test (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sementara itu, ketika dilakukan perhitungan dengan menggunakan model Probabilistic Data Driven Model (PDDM) COVID-19 Indonesia yang disusun oleh Dedi bersama Alumni FMIPA UGM, Joko Kristadi dan Fidelis Diponegoro, pandemik diperkirakan akan berpuncak di pertengahan November sampai awal Desember.

"Untuk akhir pandemik sendiri diprediksi baru akan terjadi pada akhir Mei 2021 dengan estimasi total kasus positif di sekitar 700 ribu penderita," terangnya.

3. Model ketiga, pandemik berakhir antara April 2021

Guru Besar UGM Prediksi Akhir Pandemik COVID-19 Masih Tahun Depan Ilustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Sementara itu, ketika Dedi melakukan pengkajian dengan tim lain menggunakan pendekatan Model Kurva Richard dan Kurva Pertumbuhan Logistik, proyeksi akhir pandemik berada di antara April 2021 sampai dengan awal 2022 dengan range prediksi total penderita yang sangat mirip dengan hasil model SIR-Regresi dan PDDM di atas.

Lebih lanjut, dari pantauan Kurva Insidensi harian penderita terlihat bahwa penambahan jumlah pasien harian belum mencapai puncaknya sampai sekarang. Sedangkan angka penularan sat ini (Rt) masih di atas 1 yakni bernilai 1.07 pada tanggal 23 September 2020.

"Dengan model SIR-Regresi-runtun-waktu dapat disimpulkan terjadi sedikit peningkatan laju infeksi penyebaran penyakit yang dibarengi dengan peningkatan yang cukup tinggi terhadap laju kesembuhan pasien," katanya.

4. Pemerintah diminta gencarkan 3T

Guru Besar UGM Prediksi Akhir Pandemik COVID-19 Masih Tahun Depan Ilustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana

Berdasarkan prediksi di atas, Dedi menyampaikan sejumlah catatan penting yang patut menjadi perhatian bersama pada saat ini. Pertama, perlunya dilakukan pengendalian penyebaran COVID-19 secara optimal dengan menggencarkan 3T yakni tracing, testing, dan treatment di episentrum utama Indonesia yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, dan Sulawesi Selatan.

Selanjutnya, perlunya meningkatkan kewaspadaan adanya penularan lokal di beberapa wilayah provinsi atau kabupaten yang menjadi episentrum penyebaran COVID-19. Hal itu penting dilakukan mengingat angka perhitungan Rt (angka reproduksi/angka penularan) COVID-19 Indonesia dalam beberapa hari terakhir masih di sekitar 1.07.

Menurut Dedi, penurunan laju penularan dapat dilakukan secara optimal dengan berbagai upaya. Utamanya dengan pendisiplinan masyarakat dalam mentaati protokol kesehatan khususnya penggunaan masker dan menjaga jarak, pengaturan mobilitas penduduk secara lebih berhati hati dan pemberian vaksin massal.

"Di sisi lain, penemuan teknologi obat akan meningkatkan laju kesembuhan, sehingga secara bersama sama upaya-upaya tersebut akan dapat mengakhiri pandemik COVID-19 secara lebih cepat," katanya.

Baca Juga: Waduh, 6 Kecamatan di Sleman Menjadi Zona Merah 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya