Fokus ke Kelompok Tablig, Dinkes Sleman Tes Cepat 410 Orang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman saat ini tengah fokus untuk melakukan tracking dan tracing penularan virus corona terhadap kelompok jemaah tablig, termasuk juga yang berinteraksi dengan WNA India.
Joko Hastaryo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman menjelaskan, sudah ada 410 orang dari kelompok jemaah tablig yang dilakukan rapid test. Kelompok tersebut di antaranya yang ada di Karangwuni, Condongcatur, Cangkringan, Prambanan dan yang lainnya.
Baca Juga: [UPDATE] 4 Mei, Seorang pasien COVID-19 di DIY Sembuh
1. Sudah dilakukan pengembangan
Menurut Joko, semua kasus positif COVID-19 di Sleman sudah dilakukan tracking serta tracing. Menurut Joko, untuk minggu terakhir ini, pihaknya memang sedang berfokus untuk melakukan pengembangan kasus jemaah tablig, termasuk di dalamnya WNA India. Dari hasil tersebut, tidak ditemukan penambahan kasus positif COVID-19.
"Dari hasil pengembangan dari masjid Al Ittihad akhirnya rapid test ada 4 warga, itu bisa kita tracing, tapi tidak ada penambahan di sana. Yang di Cangkringan sudah dilakukan tracing yang lebih luas lagi. Awalnya ada yang rapid test positif, tapi setelah di swab negatif. Kemudian yang di Gamping, yang juga rombongan itu juga, kita tracing juga sampai saat ini sudah tidak ada penambahan," ungkapnya pada Selasa (5/5).
2. Sudah tidak ada aktivitas tablig selama 3 bulan terakhir
Joko menjelaskan, untuk memastikan COVID-19 tidak menyebar di kalangan jemaah tablig, pihaknya telah berkomunikasi dengan Camat, Puskesmas, Kementerian Agama, maupun KUA di Sleman. Akan tetapi, rata-rata sejak pertengahan Januari 2020, sudah tidak ada pertemuan yang mengumpulkan banyak massa.
"Kita terus lakukan komunikasi dengan Camat, Puskesmas, juga Kemenag dan KUA. Mungkin ada titik-titik, tapi rata-rata mereka katanya aktivitas sudah 3 bulan lalu. Artinya pertengahan Januari sudah tidak ada lagi pertemuan, berkumpul," katanya.
3. Minta masyarakat untuk aktif memeriksakan diri
Untuk memudahkan Dinas Kesehatan dalam melakukan pemantauan terhadap orang yang terpapar COVID-19, Joko meminta agar masyarakat aktif untuk memeriksakan diri apabila mengalami gejala-gejala COVID-19. Pemeriksaan sendiri bisa dilakukan di puskesmas maupun rumah sakit yang ada di seluruh wilayah Sleman.
"Sudah beberapa kali kita sampaikan, kita harapkan berkenan untuk memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit. (Pola penelusuran) sekarang kita fokus ke titik penyebaran, kita kejar terus. Kalau yang dilakukan di kabupaten lain itu (daftar secara online yang merasa terpapar) kalau efektif tidak ada salahnya meniru. Tapi kalau sekarang mencari yang lebih jelas, kontak," paparnya.
Baca Juga: Rapid Test Terbatas, Dinkes Sleman Utamakan Klaster Jemaah Tablig