Daniel Oscar, Sosok di Balik Platform Sebaran covid19.jogjaprov.go.id

Tak percaya platform miliknya berguna bagi banyak orang

Yogyakarta, IDN Times - Di tengah pandemi COVID-19, platform sebaran-covid19.jogjaprov.go.id tidaklah asing bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pasalnya, lewat platform tersebut, masyarakat tidak hanya bisa mengetahui jumlah pasien COVID-19, namun juga terbantu mengetahui sebaran lokasi dan jarak keberadaan pasien dengan menggunakan kode pos dan gps.

Di balik penyajian informasi COVID-19 di DIY, terdapat pemuda berbakat yang berjasa menciptakan platform, yaitu Daniel Oscar Baskoro.

Pemuda berusia 27tahun yang akrab dipanggil Oscar, merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Colombia University. Kecintaannya terhadap eksperimen dan aksi kemanusiaan membuat dirinya tergerak menciptakan platform sebaran-covid19.jogjaprov.go.id.

1. Platform merupakan pengembangan dari riset di tahun 2013

Daniel Oscar, Sosok di Balik Platform Sebaran covid19.jogjaprov.go.idDaniel Oscar Baskoro, sosok dibalik platform sebaran-covid19.jogjaprov.go.id. Dok: istimewa

Oscar mengungkapkan, keberadaan platform sebaran-covid19.jogjaprov.go.id tidak terlepas dari hasil risetnya bersama teman-temannya di tahun 2013. Saat itu, dirinya bersama dengan beberapa teman di UGM membuat platform Health Circle, yang bisa digunakan untuk mengetahui persebaran penyakit menular yang ditransformasikan lewat peta secara real time. Berkat platform tersebut, Oscar bersama dengan teman-temannya diundang oleh Google ke Amerika guna melakukan riset lanjutan.

"Awal riset serupa dilakukan tahun 2013, kemudian kami dipanggil ke Amerika. Selang 7 tahun kemudian di 2020 ini kami lihat riset yang kami buat cocok dikembangkan untuk COVID-19 dan akhirnya jadi produk yang saat ini," ungkapnya saat dihubungi IDN Times pada Jumat (17/4).

Baca Juga: Aksi 16an Udin Digelar di Tengah Pandemi dengan Platform Digital

2. Tidak menduga platform besutannya bisa dimanfaatkan banyak orang

Daniel Oscar, Sosok di Balik Platform Sebaran covid19.jogjaprov.go.idWebsite informasi corona di DIY / www.jogjaprov.go.id

Oscar menyebutkan, adanya COVID-19 yang semakin masif membuatnya berpikir dan mencocokkan ulang mengenai platform yang sebelumnya sempat dia ciptakan di masa kuliah. Lantaran terdapat persamaan dan bisa diaplikasikan untuk memberikan informasi dengan mudah dan cepat, dirinya lantas menghubungi Diskominfo DIY. Gayung bersambut, Diskominfo ingin memanfaatkan platform besutannya.

"Kemudian saya bekerja sama dengan Diskominfo DIY dan membentuk tim relawan digital, menjadi sebuah riset yang merupakan sebuah kolaborasi bersama untuk mencegah penyebaran COVID-19,” paparnya.

Menurut Oscar, tidak terbesit sama sekali platform besutannya menjadi viral dan sangat bermanfaat bagi banyak pihak. Pasalnya, dirinya hanya ingin mencoba membantu pencegahan wabah penyakit.

"Landasan awal adalah prinsip lebih baik mencegah daripada mengobati, oleh karena itu saya memikirkan bahwa virus corona ini bisa terjadi kapan pun. Kita setarakan dengan permasalahan dunia, kita bisa di serang bencana macam- macam. Untuk itu, platform seperti ini diciptakan," katanya.

3. Suka bereksperimen dari SD

Daniel Oscar, Sosok di Balik Platform Sebaran covid19.jogjaprov.go.idDaniel Oscar Baskoro, sosok dibalik platform sebaran-covid19.jogjaprov.go.id. Dok: istimewa

Hobi bereksperimen dan bermain di warnet semenjak duduk di bangku SD, membuat Oscar banyak berinovasi dalam hal riset data komputer. Hampir setiap tahunnya Oscar menciptakan 2-3 inovasi baru yang berkaitan dengan aksi kemanusiaan. Platform tersebut di antaranya sultengbergerak.com, Health Circle, Quick Disaster, dan banyak lainnya.

Oscar menceritakan saat menempuh sekolah dasar dan menengah, dirinya meng-hack laman website di sekolahnya karena rasa penasarannya untuk bereksperimen.

"Pertama belajar komputer di warnet, eksperimen di warnet. SD, SMP lanjut sampai sekarang. Nge-hack itu karena rasa ingin tahu tinggi, jadi ingin mencoba bisa atau tidak. Kalau mencoba di komputer saja kan bisa. Tapi pengin coba di tempat lain yaitu warnet ternyata bisa. Tapi nge-hack-nya untuk eksperimen, bukan mencuri data," ungkapnya.

Pembuatan platform sendiri sudah dimulai Oscar sejak duduk di bangku SMP. Saat itu ada lomba dengan tema pendidikan. Lantaran tidak memiliki ide apapun, dengan tampilan sederhana Oscar membuat platform ayosekolah. Tidak disangka, platform besutannya memenangkan perlombaan untuk pertama kalinya.

"Di SMP 2007 saya pertama kali buat platform ayosekolah untuk mengajak anak jalanan  mau sekolah. Tidak disangka menang kompetisi padahal website yang dibuat sederhana. Tapi dari situ saya paham, kalau membuat sebuah produk ya harus bisa bermanfaat bagi masyarakat," terangnya.

4. Beragam penghargaan sempat dikantongi

Daniel Oscar, Sosok di Balik Platform Sebaran covid19.jogjaprov.go.idDaniel Oscar Baskoro, sosok dibalik platform sebaran-covid19.jogjaprov.go.id. Dok: istimewa

Oscar sendiri lulus S2 dari Colombia University, New York dengan predikat summa cumlaude IPK 3.9 dan beasiswa LPDP pada tahun 2020 ini. Namun, sebelumnya beragam penghargaan telah dia kantongi.

Penghargaan tersebut di antaranya Innovation Global Winner di London, UK oleh Bank Dunia; Inspirational Young Leaders dari United Nations; Best Public Safety Innovator di Silicon Valley, United States; Champion Winner dari ITU, Swiss; pada tahun 2018, Oscar mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Indonesia sebagai salah satu dari 3 Pemuda Hebat se-Indonesia.

Di tahun 2019, Oscar mendapatkan penghargaan 3rd winner pada Data Science Hackathon yang diselenggarakan Facebook di New York. Pada 2013-2015 Oscar menjadi Ambassador untuk Google region Asia Tenggara.

Tidak hanya itu, Oscar juga sempat menjabat Plt. Kepala Open Government Indonesia di Kantor Staf Presiden Republik Indonesia, dan pada tahun 2015-2019 Oscar bekerja di United Nations (PBB) yang berfokus pada tranformasi digital untuk pemerintah.

Sampai sekarang, Oscar melakukan kolaborasi sebagai peneliti dan konsultan pada berbagai instansi swasta dan pemerintahan terkait tata kelola data dan transformasi digital (Industri 4).

"Ke depan yang pasti saya fokus di bidang data, bukan hanya analisa tapi tata kelola data. Karena tata kelola data penting. Ketika tanpa data ibarat berjalan di tengah hutan tanpa senter. Pesan untuk para stakeholder ya tata kelola data harus dirapikan di Indonesia. Jangan sampai ada COVID-19 seperti saat ini sulit integrasi datanya,” jelasnya.

Baca Juga: Jumlah Kasus COVID-19 di Sleman Terus Naik Menjadi Tertinggi di DIY 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya